WARTAMU.ID, Lampung Tengah – Institut Teknologi Bandung yang biasa disebut (ITB), memiliki program ketahanan pangan melalui pemanfaatan limbah rumah tangga berbasis kearifan dan sumber daya lokal yang dipadukan dengan hasil riset yang dilakukan oleh tim peneliti pada Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati.
Adapun wilayah yang menjadi objek progam di Kabupaten Lampung Tengah adalah kampung Bandar Sakti dan Tanjung Anom Kecamatan Terusan Nunyai.
Program yang dimulai sejak Agustus 2022 tersebut saat ini nampak mulai terasa hasilnya. Hal tersebut sebagaimana diungkap Horo Wahyudi selalu pendamping program tersebut kepada media Wartamu.id. Senin, 17/10/2022.
“Ya Alhamdulillah saya selaku pendamping masyarakat dan Bapak Ramadhani Eka Putra dari ITB hari ini dapat melihat langsung hasil dari pendampingan yang kita berikan kepada masyarakat di Kampung Bandar Sakti dan Tanjung Anom Lampung Tengah”. Jelas Horo Wahyudi yang juga pengurus Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan.
Program yang telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2022 ini mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang memperoleh pendampingan sebagaimana diungkap Dwi Winarko Penanggung Jawab Program di Kampung Tanjung Anom.
“Dengan melibatkan ibu-ibu kami mencoba usaha budidaya magot, bebek, dan ayam. Pertama-tama kami diberikan pelatihan untuk pengolahan sampah organik menjadi magot, selanjutnya dibuatkan kandang untuk magot dan ayam serta bebek dan saat ini ayam dan bebek yang diberikan sudah mulai ada yang bertelur”. Jelas Dwi Winarko.
Sementara itu, Ramadhani Eka Putra sebagai perwakilan dari ITB, sebagai penanggung jawab kegiatan, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk menanggulangi limbah rumah tangga agar bernilai ekonomis bagi masyarakat.
“Limbah Dapur dari masyarakat ini sebenarnya dapat bernilai rupiah apabila dikelola dengan baik. Diharapkan dengan program ketahanan pangan melalui pemanfaatan limbah rumah tangga berbasis kearifan lokal ini, masyarakat dapat terbantu dalam mengurangi beban biaya ekonomi dan menghasilkan suatu sistem ekonomi sirkular menuju kemandirian yang berbasis Gotong Royong sebagai ciri khas dari masyarakat Indonesia”. Jelas Ramadhani Eka Putra.
Selain budidaya magot, ayam dan bebek, saat ini juga di Kampung Bandar Sakti dimulai budidaya lebah klanceng dengan harapan dapat menghasilkan madu klanceng yang selain untuk konsumsi juga diolah menjadi berbagai produk turunan lainnya seperti sabun. Program ini akan dilanjutkan hingga akhir tahun ini dengan diseminasi beberapa teknologi dan hasil riset berbasis kepada sumber daya lokal yang dimiliki.