WARTAMU.ID, Suara Pembaca – Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto atau akrab disapa Cak Nanto mengatakan, momentum Ramadhan ini seharusnya dipakai untuk membantu masyarakat.
Hal tersebut disampaikannya dalam talkshow Inspirasi Ramadhan bertajuk ‘Memahami Jihad yang Sebenarnya’ yang diadakan oleh BKN PDIP, Sabtu (16/4/2022).
Dia mengutarakan tersebut saat menyinggung perihal jihad, yang kini kerap disalahartikan dan bahkan disalahgunakan oleh sekelompok pihak.
“Jihad itu kan asal kata ja, ha, dal, artinya berjuang, bersusah payah. Jadi secara makanya mempunyai arti netral, jadi tidak ada kekhusunan untuk memaknai jihad dalam konteks fisik,” kata Cak Nanto.
Dia pun menjelaskan terkait penerapan dari pedaran makna tentang jihad dalam konteks berbangsa. Bahwa Indonesia yang memegang prinsip Darul Ahdi wa Syahadah atau negara kesepakatan.
Bahwa kehadiran Indonesia dan segala dasarnya merupakan hasil dari suatu konsensus atau kesepakatan nasional.
Maka jihad harus digerakkan pengertiannya kepada peningkatan taraf hidup umat Islam, taraf hidup masyarakat, bagaimana menyediakan sandang pangan dan papan kepada orang yang tidak punya, juga saling menjaga kerukunan.
“Di Muhammadiyah sendiri ada prinsip darul ahdi wa syahadah, maka konteknya yang dibangun adalah bagaimana pola, cara melakukan jihad itu. Jadi misalnya sekarang konteknya membantu masyarakat bagaimana keluar dari kemiskinan, ketidakadilan, kebodohan,” kata Cak Nanto.
“Menjaga kerukunan sebagai proses kemanusiaan, bagaimana kita sama-sama saling menopang satu sama lain meskipun dengan perbedaan. Saya kita itu kontek jihad yang paling utama,” sambungnya.
Cak Nanto mengatakan, jangan sampai memahami jihad untuk konteks melakukan perang, atau menyakiti orang lain .
“Jangan memahami jihad untuk konteks melakukan perang, atau menyakiti orang. melakukan perkusi atau melakukan intimidasi karena perbedaan cara pandang, itu tidak menampilkan substansi islam yang rahmatan lil’alamin,” kata dia.
Cak Nanto berharap, dari penjelasan terkait makna jihad yang amat luas itu, akan sangat akan sangat bernilai ketika kita mampu memahami lalu kemudian menerapkannya dalam konteks kehidupan sehari-hari, hidup sebagai makhluk sosial dan kaitannya dalam kehiduppan berbangsa dan bernegara di tengah keragaman nilai tradisi dan budaya Indonesia.
“Konteknya luas, karena berjuang dengan semangat yang tinggi untuk mendapatkan ridha Allah. Maka salah satu kontks yang paling moderat, apalagi dalam kondisi yang tidak memanggil kita bahwa kita tidak kena serangan, maka konteksnya adalah mencerdaskan semua komponen anak bangsa, menolong orang dan juga menghormati perbedaan,” kata dia.