Gaya Presiden Jokowi Pakai Baju Adat dari Suku Baduy di Sidang Tahunan MPR

Presiden Jokowi Pakai Baju Adat dari Suku Baduy

WARTAMU.ID, Jakarta – Presiden Joko Widodo menghadiri sidang tahunan MPR 2021 dengan kembali berbusana adat. Dalam foto dan video yang disiarkan, Jokowi tampak mengenakan baju adat Suku Baduy. Pakaian tradisional Indonesia itu pun bukan tanpa alasan dipilih untuk dikenakan. Dikatakan Jokowi ingin memberi penghormatannya pada suku dari Jawa Barat tersebut, dikutip dari wolipop.detik.com

Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD hari ini digelar dengan protokol kesehatan. Meski suasana pandemi masih mengkhawatirkan Jokowi tetap menghadirkan spirit kebangsaan dengan menggunakan baju tradisional. Ia pun kedapatan mengenakan busana serba biru dan ikat kepala. Bisa dilihat dari tas yang dikenakan jika busana tersebut berasal dari suku Baduy, Lebak, Banten.

Dalam Sidang Tahunan MPR 2021 di mana Jokowi akan memaparkan pidato kenegaraan, ia memakai setelan hitam. Baju Baduy yang disebut sebagai kutung atau jamang sangsang biasanya berlengan panjang, tanpa kerah, dan berwarna putih. Namun ada pula yang mengenakan versi lebih dinamis umumnya masyarakat Baduy Luar. Kali ini, Jokowi memakai yang warnanya hitam yang lebih mirip baju adat Baduy Luar. Disematkan pula lencana merah putih di sebelah kiri.

Pakaian adat Suku Badui memang terbagi dua sesuai dengan lingkungan mereka yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Badui Dalam biasanya mengenakan busana serba putih sedangkan Badui Luar lebih banyak mengenakan setelan hitam. Tampaknya Jokowi menggabungkan ciri khas dari kedua suku.

Jokowi yang mengenakan alas kaki sandal juga kedapatan memakai ikat kepala yang disebut sebagai telekung. Telekung yang sering disebut sebagai koncer atau toman ini merupakan hasil tenun masyarakat Baduy sendiri. Ikat kepala biru muda tersebut terlihat mencuri perhatian dibandingkan dengan busananya yang sederhana dan bernuansa gelap.

Adapun tas selempang atau koja yang menjadi ciri khas paling dikenal dari Suku Baduy. Tas ramah lingkungan yang dibuat dari kulit pohon teureup itu dikenal kuat dan serba guna untuk membawa berbagai hal. Tak jarang tas koja ini kita lihat dalam peragaan busana brand-brand lokal ketika memasukan unsur tradisional dalam koleksi mereka.

Kebiasaan Presiden dan Wakil Presiden RI memakai baju tradisional dimulai sejak 2017 ini tentu bukan tanpa alasan. Selain untuk menghargai dan mempromosikan beragam baju tradisional dalam negeri, hal ini juga dimaksudkan untuk menghormati nilai-nilai adat yang dijunjung masing-masing suku.

“Presiden @jokowi memilih menggunakan pakaian adat suku Baduy sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan pada keluhuran nilai2 adat dan budaya suku Baduy,” tulis KSP melalui akun Twitter @KSPgoid, Senin (16/8/2021).

“Pakaian tersebut disiapkan oleh Pak Jaro Saija, Tetua Adat Masyarakat Baduy yang juga sekaligus Kepala Desa Kanekes, lho! #PidatoPresiden2021,” tulis KSP di Twitter.