WARTAMU.ID, Jakarta – Bulan Zulhijjah atau bulan ke-12 dalam kalender Hijriah merupakan salah satu bulan suci (syahr al-haram) yang dimuliakan Allah Swt selain bulan Zulqaidah, Muharram, dan Rajab.
Untuk tahun ini (2022), sepuluh hari itu ada di hari Kamis 30 Juni sampai dengan Sabtu 9 Juli.
Menurut Wakil Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah, Agus Tri Sundani, 10 hari pertama bulan Zulhijjah sebaiknya dimaksimalkan dengan memperbanyak ibadah sunnah seperti sedekah, salat, dan puasa.
“Berdasarkan Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Abbas, Nabi Saw pernah bersabda bahwa tidak ada hari di mana amal saleh saat itu lebih dicintai daripada hari-hari 10 hari pertama bulan Zulhijjah. Bahkan pahalanya melebihi orang yang berjihad fi sabilillah, kecuali bagi mereka yang berjihad lalu tidak kembali ke rumah karena gugur di dalam peperangan,” jelasnya.
Melihat besarnya pahala ini, Agus Tri menyebut bahwa puasa Zulhijjah hanya bisa dilakukan pada tanggal 1 sampai 9 saja karena tanggal 10 telah masuk pada hari yang dilarang untuk berpuasa.
“Apalagi berpuasa pada Hari Arafah (9 Zulhijjah) memiliki keistimewaan yang lebih besar lagi karena menghapus dosa setahun yang telah lalu dan dosa setahun yang akan datang,” jelas Agus.
“Maka tidak mengapa kalau kaum muslimin hanya mampu puasa pada tanggal 9 Zulhijjah saja karena itu sangat dianjurkan, tapi ya sangat rugi. Rugi kenapa? Karena sekali lagi 10 hari pertama bulan Zulhijjah itu nilainya lebih tinggi dari jihad fi sabilillah, kecuali berjihad lalu mati syahid. Itu saja yang bisa menyamainya,” imbuh Agus.
Seperti diketahui, Muhammadiyah berdasarkan pada Maklumat No 01/MLM/I.0/E/2022 menetapkan bahwa Puasa Arafah jatuh pada Jumat, 8 Juli 2022 dan Hari Raya Iduladha 1443 H jatuh pada hari Sabtu, 9 Juli 2022. (afn)
Sumber : muhammadiyah.or.id