WARTAMU.ID, Bandarlampung (Lampung) – Principal Recipient (PR) Komunitas Penabulu-STPI gelar supervisi lanjutan ke pelaksana program tuberculosis Inisiatif Lampung Sehat (ILS) Kota Bandar Lampung setelah sebelumnya sukses melakukan supervisi ke Subrecipient (SR) ILS Provinsi Lampung.
Supervisi kedua dimulai dini hari pada tanggal 17 November 2021 di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandar Lampung kemudian dilanjutkan ke puskesmas kedaton kota bandar lampung hingga tujuan terakhir di RS Urip Sumoharjo dengan harapan mendapatkan informasi pola dan tantangan kerjasama dan pendampingan kasus (IK, LTFU) PPM di tingkat Kabupaten/Kota.
Dalam kegiatan supervisi tersebut turut melibatkan Barry Aditya sebagai Program Manager, Bunga Pelangi Advocacy and Partnership Coordinator, Sudiyanto SR Manager, Dian Sugianto Program & MEL Coordinator, Azharul Fajri Siagian Manajer Kasus PPM Provinsi Lampung, Pristi Wahyu Diawati Program Officer SSR Kota Bandar Lampung, Dwi Angga MK DPPM Kota Bandar Lampung dan Tira Dita Minarti sebagai Kordinator Kader PPM Kota Bandar Lampung.
Presentasi PR Komunitas Penabulu-STPI di Puskesmas Rawat Inap Kedaton Kota Bandar Lampung (17/11/2021). Kedatangan PR Komunitas Penabulu-STPI beserta tim disambut baik oleh Plt Kepala Dinkes Kota Bandar Lampung Desi mega putri, pihaknya menyampaikan dukungan dan apresiasi atas kinerja yang baik oleh kader kesehatan ILS sebagai mitra kerja dalam penanggulangan penyakit TB di bandar lampung.
“Kami merasa senang mendapat kunjungan tim PR, tentu hal ini dilakukan dalam upaya melihat sejauh mana berjalannya DPPM di bandarlampung, kujungan ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai bentuk upaya sukseskan program penanggulangan tbc, kami juga apresiasi kepada ILS dan kader-kadernya atas kerjasamanya sehingga mampu mendorong capaian program dengan baik di kota bandar lampung” tutur Desi.
Sementara Barry Aditya sebagai PR Komunitas Penabulu-STPI menyampaikan harapannya kepada dinkes kota bandar lampung dan semua pihak terkait untuk bersama mendukung program DPPM khususnya dalam fasyankes swasta.
“Kami berharap dinkes kota bandar lampung tetap mensupport program DPPM khususnya untuk fasyankes swasta, tujuannya kami tentunya agar notifikasi pasien tbc bisa terdeteksi dan terlaporkan dengan baik” tutur Barry.
Hal senada juga diungkapkan oleh dr. Susi selaku perwakilan Kopi TB, pihaknya menyampaikan beberapa kendala yang dialami oleh pasien tbc sehingga seringkali ditemukan pasien mangkir, dalam hal ini perlu kerjasama yang baik antar semua pihak terkait dalam mensukseskan Indonesia bebas TBC.
“Ada beberapa hal kendala dalam DPPM, salah satunya terjadinya kasus mangkir bagi pasien, penjaringan suspek susah dilakukan karena TB ini mirip dengan infeksi saluran pernafasan dan banyak pasien ngak mau dirujuk, maka diperlukan kerjasama yang baik antar semua pihak terkait untuk mengatasi persoalan yang ada pada pasien” tutur Susi.