TECHNO  

Kenapa Pluto Bukan Planet?

Dok Gambar oleh TheSpaceway dari Pixabay

WARTAMU.ID, Techno – International Astronomical Union (IAU) telah mengecualikan Pluto dari daftar planet dalam Tata Surya. Keputusan ini diambil pada tahun 2006, tetapi masih banyak orang yang mempertanyakan status Pluto sebagai planet.

Menurut definisi IAU, sebuah objek harus memenuhi tiga kriteria untuk diklasifikasikan sebagai planet, yaitu harus mengorbit Matahari secara langsung, memiliki bentuk yang hampir bulat karena gravitasi sendiri, dan membersihkan orbitnya dari material lain yang lebih kecil.

Pluto memenuhi dua kriteria pertama, tetapi tidak memenuhi yang ketiga. Wilayah di mana Pluto berada disebut Sabuk Kuiper, dan banyak objek lain juga berada di sana. Karena itu, Pluto diklasifikasikan sebagai “planet katai” (dwarf planet) bukan sebagai planet penuh.

Sebagai planet katai, Pluto masih memiliki banyak karakteristik planet, tetapi ukurannya lebih kecil dan tidak memiliki pengaruh gravitasi yang signifikan di lingkungan sekitarnya seperti planet-planet lain. Pluto memiliki lima satelit alami yang dikenal, termasuk Charon, satelit terbesar dan terdekat.

Keputusan IAU menuai kontroversi di kalangan masyarakat dan ilmuwan, tetapi IAU menjelaskan bahwa definisi resmi ini diperlukan untuk memperjelas kriteria yang digunakan untuk mengklasifikasikan objek di Tata Surya. IAU juga menyatakan bahwa objek-objek lain yang ditemukan di masa depan akan dievaluasi dengan kriteria yang sama.

Dalam sejarahnya, Pluto telah mengalami banyak perubahan dalam klasifikasinya. Pada awalnya, Pluto dianggap sebagai planet kesembilan di Tata Surya setelah ditemukan pada tahun 1930 oleh Clyde Tombaugh. Namun, pada tahun 1992, objek lain yang lebih besar ditemukan di Sabuk Kuiper, dan semakin banyak objek yang ditemukan di wilayah tersebut selama beberapa tahun berikutnya.

Keputusan IAU untuk mengeluarkan Pluto dari daftar planet telah membuka diskusi luas tentang definisi planet dan kriteria apa yang harus digunakan untuk mengklasifikasikan objek di Tata Surya. Diskusi ini masih terus berlanjut di kalangan ilmuwan dan masyarakat.