WARTAMU.ID, Bandar Lampung (Lampung) – Kegiatan bedah buku ini digelar secara online melalui zoom meeting pada ahad, 05 juni 2022. PK IMM FEBI Menghadirkan langsung penulis buku Cataatn Tinta Emas Dari Narasi Menuju Aksi IMMawan Preli Yulianto,S.P yang merupakan penulis muda SUMSEL. Bedah buku itu merupakan program kerja dari bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan (RPK) PK IMM FEBI UIN RIL yang terbungkus dalam Forum Diskusi Radin Inten (FDRI).
Ketua umum PC IMM Kota Bandar Lampung, IMMawan M Tahta Rona Ya’cub,S.H menyampaikan bahwa kegiatan diskusi bedah buku catatan tinta emas dari narasi menuju aksi ini merupakan kegiatan yang luar biasa. Forum yang terus menghidupkan narsi intelektual untuk menimbulkan pemikiran kader yang kritis tetapi hasil yang rasional, karena daya intelektual merupakan pondasi utama kita sebagai mahasiswa, dan kegiatan-kegiatan intelektual ini harus tetap terlaksana untuk melatih penalaran kader IMM serta mahasiswa pada umumnya.
Ketua umum PK IMM FEBI UIN RIL IMMawati Putri Dwi Alfiani menyampaikan harapannya dengan adanya diskusi dan bedah buku terkait Narasi Menuju Aksi ini para kader IMM dapat mengetahui arah-arah gerakan dan dapat mengimplementasikannya sesuai dengan tujuan IMM yaitu Mengusahakan terbentuknya akademisi uang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah, anngun dalam moral unggul dalam intelektual mari eksekusi dengan terus menciptakan dan menebar kebermanfaatan.
Narasumber IMMawan Preli Yulianto,S.P mengatakan dalam paparannya nahwa Buku Catatan Tinta Emas Dari Narasi Menuju Aksi merupakan kumpulan tulisan essai yang terdiri dari prolog, 23 bagian topik pembahasan, sub topik, dan epilog berupa narasi gerakan untuk aksi (action). Buku ini terbit bulan Desember 2021, diterbitkan penerbit Progesif dan resmi dilaunching pada tanggal 18 Januari 2022.
Selanjutnya IMMawan Preli Yulianto,S.P menyampaikan Kader IMM harus mampu berproses menguatkan nilai-nilai internalisasi dalam setiap (jati diri) kader sehingga keharusan untuk tuntas secara religiulitas,intelektualitas, dan humanitas harus segera mungkin finish sehingga dimensional gerakan menyeluruh upaya eksternalisasi ideology dan mampu menjadi narasi untuk aksi.
Gerakan seperti itu dikenal sebagai ‘Gerakan Intelektual Progresif(GIP)’ adanya kesadaran kolektif (consensus). Maka bila itu terjadi, IMM akan mampu melakukan secara kolektif untuk menjadi agent of change,agent of analisis,social control, bahkan sebagai iron stock sehingga mampu ter-ejawantahkan untuk bertransformasi sosial, mampu menawarkan narasi,maupun kontribusi solutif, menebar kebermanfaatan. Jargon dari narasi menujuaksi itu sebenarnya sari pati dari prinsip gerakan IMM yakni yang tertuang dari 6 penegasan IMM yang berbunyi ‘ilmu adalah amaliah IMM dan amal adalah ilmiah IMM’. Sebenarnya bedah buku ini akan sangat baik nila dilaksanakan dengan beberapa pertemuan, mengingat buku Catatan Tinta Emas Dari Narasi Menuju Aksi terdiri dari 23 bagian narasi yang ditawarkan. Terang Preli yang juga merupakan ketua DPD IMM SUM-SEL Bidang Media dan Komunikasi.
Dalam bedah buku tersebut, terdiri dari rangkaian acara pembukaan,bedah buku,sesi Tanya jawab-diskusi, dan kesimpulan bedah buku. Acara berjalan dengan lancer dengan diikuti peserta dari seluruh Indonesia selain itu peserta bedah buku juga sangat vocal dalam mengikutinya.