RAGAM  

Seharusnya Memimpin Itu Menderita

Seharusnya Memimpin Itu Menderita

Oleh Jefri Ramdani (Ketum PC IMM Lampung Utara 2019-2020)

WARTAMU.ID – Pada awal Kemerdekaan, pepatah Belanda Leiden is Lijden , Memimpin adalah menderita, sangat dihayati pemimpin bangsa Ini. Kisah Agus Salim, yang pernah menjabat menjadi Menteri Luar Negeri pertama dan sampai akhir hayatnya (tahun 1954) menjadi penasehat Menlu, begitu dekat dengan kemiskinan. Menguasai 7 bahasa asing, lihai berdiplomasi, menurut Prof. Schermerhon hanya satu kelemahan Agus Salim yaitu selama hidupnya selalu melarat dan miskin.

Lihat juga kisah Muhammad Natsir, yang pernah menjadi Perdana Menteri Indonesia ke-5 dan mengundurkan diri di tahun 1951. Natsir adalah pejabat yang tak punya baju bagus, jasnya bertambal, yang tak punya rumah dan menolak diberi hadiah mobil mewah. Bahkan di ujung jabatannya sebagai PM, Natsir meninggalkan mobil dinasnya di Istana Presiden. Lalu, ia pulang berboncengan sepeda dengan mantan sopirnya.

Dan kisah paling populer adalah kisah bung Hatta, sang Proklamator dan Wakil Presiden pertama kita. Hatta yang menolak semua jabatan komisaris baik dari perusahaan nasional maupun perusahaan asing. Hatta yang tidak mampu membeli sepatu Bally idamannya, dan Hatta yang dikuburkan di kuburan rakyat biasa.

Sampai tahun 70-an, memimpin adalah menderita, masih dihayati oleh pejabat negara ini. Kisah Kapolri Hoegeng Iman Santoso (Kapolri tahun 1968-1971) yang harus mengalami fitnah mendapat sogokan mobil mewah, dan sampai akhir hidupnya haram menerima pemberian di luar gaji dan tunjangan. Wafat tahun 2004, ada memo yang sangat menggetarkan dari Hoegeng kepada Kapolri Widodo Budidarmo di tahun 1977. “Wid, sekarang ini kok polisi sudah kaya-kaya. Sampai-sampai sudah ada yang punya rumah di Kemang, dari mana duitnya itu?” Kisah Buya HAMKA yang teguh dengan sikapnya. Dipenjarakan di era Soekarno, Buya HAMKA juga melepaskan jabatannya sebagai ketua MUI pada tahun 1981 karena fatwanya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.

Maknai dengan hati dan jadilah pemimpin yang adil dan bijaksana

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *