WARTAMU.ID, Jakarta – Suasana hangat dan penuh keakraban menyelimuti kawasan Taman Anggrek, Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, pada Minggu (18/5), saat ratusan kerabat dan keluarga besar Mangkunegaran berkumpul dalam acara Temu Mangkunegaran 2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Himpunan Kerabat Mangkunegara Suryasumirat sebagai wujud silaturahmi dan pelestarian budaya.
Untuk pertama kalinya, Temu Mangkunegaran digelar di ruang terbuka di Jakarta, menjadi warna baru dalam tradisi tahunan yang biasanya berlangsung di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah. Rangkaian kegiatan meliputi fun walk, pertemuan antar anggota keluarga, serta ajang silaturahmi lintas generasi yang terbuka untuk masyarakat umum.
Acara ini berhasil menghimpun sekitar 700 peserta, terdiri dari keluarga besar Mangkunegaran serta masyarakat umum yang mencintai budaya Jawa. Nuansa kekeluargaan dan semangat pelestarian budaya tampak kental selama berlangsungnya kegiatan.
Dalam sambutan yang disampaikan secara khusus, S.I.J. K.G.P.A.A. Mangkoenagoro X menekankan pentingnya nilai kebersamaan dan identitas sebagai warga Mangkunegaran.
“Hari ini, kita berkumpul dalam suatu ruang yang unik dan menyenangkan untuk bertemu dan berdiskusi. Semoga Bapak dan Ibu semua mendapatkan pengetahuan, kesan, dan memori yang indah tentang lambang negara kita yang membahagiakan. Semua ini dapat kita capai karena kita melakukannya bersama-sama,” ucapnya.
Mangkoenagoro X juga mengundang seluruh kerabat untuk hadir dalam perayaan Satu Suro yang akan digelar di Pura Mangkunegaran, Solo, pada 26 Juni 2025. Ia menegaskan bahwa Mangkunegaran harus terus menjadi payung yang menaungi dan menjaga kenyamanan seluruh warganya.
Ketua Panitia, KBRAy Ratna Rosilawati Kadarisman, menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta dan partisipasi aktif lintas generasi.
“Kami ingin acara ini menjadi ruang silaturahmi lintas generasi. Alhamdulillah, hari ini kita melihat banyak generasi muda yang hadir dan terlibat. Ini tanda baik bahwa semangat dan identitas budaya kita akan terus hidup ke depannya,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa pemilihan lokasi terbuka seperti GBK dilakukan agar acara lebih inklusif dan dapat menjangkau khalayak lebih luas.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Titiek Soeharto, Ketua Komisi IV DPR-RI sekaligus bagian dari keluarga besar Mangkunegaran. Ia menyampaikan dukungannya atas acara yang dinilainya penting dalam memperkuat akar budaya bangsa.
“Saya sangat mengapresiasi inisiatif keluarga besar Mangkunegaran yang terus merawat tradisi dan kebudayaan. Di tengah arus globalisasi, acara seperti ini penting untuk memperkuat akar kita sebagai bangsa,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari Willy Lesmana Putra, yang menegaskan pentingnya merawat jalinan silaturahmi, terutama bagi keluarga besar Mangkunegaran yang hidup di perantauan.
“Acara seperti ini menjadi pengingat bahwa identitas budaya tidak pernah hilang, hanya perlu terus dirawat. Kami berharap kegiatan ini akan tetap menjadi agenda rutin dengan konsep yang disesuaikan dengan perkembangan zaman,” katanya.
Hadir pula GRAy Retno Astrini, putri Mangkoenegoro VIII yang kini menetap di Malaysia setelah menikah dengan anggota Keluarga Sultan Johor. Dalam pernyataannya, ia menegaskan pentingnya mempertahankan nilai-nilai budaya Jawa dalam kehidupan diaspora.
“Anak-anak saya tumbuh di antara dua budaya, namun tetap kami tanamkan nilai-nilai Jawa, dan mereka juga fasih berbahasa Jawa,” ungkap Gusti Putri.
Dengan semangat kebersamaan dan cinta budaya, Temu Mangkunegaran 2025 menjadi bukti bahwa identitas budaya Jawa tetap hidup dan dicintai lintas generasi dan batas geografis. Acara ini sekaligus menjadi pengantar hangat menuju Perayaan Satu Suro yang akan digelar pada 26 Juni 2025 di Solo.