RAGAM  

The Power Of Silaturahmi

Oleh : HERIMIRHAN, S. Ag / Guru Pendidikan Agama Islam SMP Lazuardi Haura Global Compassionate

HERIMIRHAN, S. Ag

WARTAMU.ID, Suara Pembaca – Allahhu Akbar Walilahil hamd Gema takbir berkumandang bersautan memuji kebesaran sang ilahi Allah SWT, pertanda hari kemenangan telah tiba, setelah memenangkan perombaan dengan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan melawan hawa nafsu selama sebulan penuh. Kebahagiaan dengan datangnya hari raya idhul fitri 1443H, hari yang agung, nan mulia sebagaimana Rasululah SAW dengan sabdanya “ setiap kaum memiliki hari raya dan hari ini adalah hari raya kita (HR.Al-bukhari dan lainnya).

Hari raya idul fitri merupakan hari kebahagiaan dan kegembiraan kaum muslimin di dunia, ketika mampu menyempurnakan ketakwaan dan ketaatan kepada Allah SWT. Mereka berharap pahala dari sang welasasih dengan sifat pengasih dan penyayangnya, karena yakin bahwa Allah SWT akan menganugerahkan pahala kepada mereka. Sebagaimana termaktub dalam Qs.Yunus:58 “ katakanlah, dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendakklah ia itu bergembira. Karunia Allah dan rahmat-nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”

Diantara perilaku yang ditekankan oleh syariaat pada momen kebahagian di hari raya adalah menyambung tali silaturahiem, sebagaimana baginda rasulullah Muhammad SAW memberi suri tauladan dengan perkataan dan perbuatan beliau. Setelah malaikat Jibril membawa wahyu pertama beliau menceritakan kepada sayyidina Khadijah mengenai perihal yang terjadi. Khadijah radhiyallahu ‘anha berkata“ tetaplah teguh wahai anak pamanku dan berharaplah yang bak sesungguhnya engkau adalah orang yang betul-betul menyambung tali silaturahiem, jujur dalam berbicara, memberi kepada yang fakir, menjamu tamu dan membantu orang lain dalam kesulitan kesulitan.
( HR- Al-Bukhari)

Meyambung tali silaturahiem dengan kerabat merupakan salah satu kewajiban kaum mukmin, sebaliknya memutuskan tali silaturahiem termasuk orang yang dilaknat Allah SWT, ditulikan pendengarannya dan dibutakan penglihatannya. Allah berfirman “Maka apakah kiranya jika kalian berkuasakalian akan berbuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan tali silturahiem?. Mereka itulah orang orang yang dilaknat oleh Allah dan dibuat tuli pendengarannnya dan dibutakan penglihatanya.” (Qs. Muhammad 23). Selain itu orang yang memutuskan tali silaturahiem temasuk salah satu dosa besar. Rasuullah SAW bersabda “ tidak akan masuk surga (bersama orang orang yang lebih awal masuk surga) orang yang memutuskan silaturahiem ( HR bukhari dan muslim).

Memutuskan tali silaturahiem artinya seseorang yang melakukan sesuatu yang menyebabkan renggang dan putusnya hubungan dengan kerabat, seperti tidak menunjungi mereka, tidak memiliki rasa empati dan welas asih, tidak menolong kerabat yang dilanda kesusahan, menebar rasa kebencian dan permusuhan.

Hari raya idul fitri adalah momen kebahagiaan dan sangat dianjurkan untuk menyambung tali silaturahiem, saling memaafkan, saling berbagi satu dengan yang lain (caring is sharing). Janganlah terjerat dengan tipu daya Syaithan yang terkutuk mendorong kita untuk mengatakan” kerabatku telah menyakitiku, maka aku tidak akan mengunjunginya,” kerabatku itu tidak mengunjungiku maka aku akan memutus hubungan dengannnya,” dengan dalih membalas perlakuan buruk dengan keburukan, perilaku semacam ini merupakan penyebab terhalangnya kebaikan dan rahmat kasih sayang dari sang maha penyayang Allah SWT.

Semoga kita kembali dipertemukan dengan ramadhan dan idul fitri tahun depan.