RAGAM  

Muhammadiyah Adalah Sarana, Warga Muhammadiyah Dilarang Terjebak Sifat Fanatik Organisasi

Kadang kita memperlakukan Muhammadiyah ini sebagai batu loncatan karena seolah-olah menjadi tujuan padahal Muhammadiyah adalah sarana. Bukan tujuan itu sendiri

WARTAMU.ID, Jakarta – Sejatinya, ber-Muhammadiyah adalah bagian dari ikhtiar memperjuangkan dakwah dan agama Islam. Sebagai organisasi, Muhammadiyah hanyalah alat untuk menggapai tujuannya yang termaktub dalam poin Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yakni, “terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Swt yaitu masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.”

Menurut Wakil Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) PP Muhammadiyah, Faiz Rafdhi, poin itu menjelaskan bahwa warga Muhammadiyah tidak boleh mengalami apa yang dinamakan sebagai fanatisme terhadap organisasi.

“Hal ini mengajarkan kita bahwa kita fokus pada tujuan. Kadangkala kita terjebak pada sarana. Kadang kita memperlakukan Muhammadiyah ini sebagai batu loncatan karena seolah-olah menjadi tujuan padahal Muhammadiyah adalah sarana. Bukan tujuan itu sendiri,” ujarnya.

Faiz lalu mengibaratkan Muhammadiyah sebagai kendaraan. Karena itu, mereka yang fokus pada tujuan akan lebih fleksibel dalam memilih jenis kendaraan apapun asalkan sampai pada tujuan. Namun jika fokusnya telah salah yakni kepada jenis kendaraan itu sendiri, maka tujuan sejati yang ingin dicapai akan semakin sulit diraih.

“Kita seringkali terjebak pada gengsi, pada kendaraannya, bukan tujuannya. Begitu pula di dalam Muhammadiyah, maka fokus pada tujuan Muhammadiyah. Jadi dakwah yang kita kembangkan, kita bangun adalah dalam rangka terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” terang Faiz.

Makna dari masyarakat Islam yang sebenar-benarnya kata dia termaktub dalam tagline Islam Berkemajuan. Ciri dari masyarakat ini kata Faiz adalah masyarakat yang menampilkan keunggulan Islam di tengah perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun bentuk keunggulan itu tidak hanya berada pada tataran muamalah saja. Tetapi kata Faiz harus melibatkan empat unsur, yakni unggul dalam akidah yang kokoh, anggun dalam akhlak, khusyuk dalam ibadah dan santun dalam bermuamalah.

“Keempat aspek ini tidak bisa dipisah-pisahkan bagi kita warga Muhammadiyah. Bahwa kita hanya fokus muamalah, kita hebat dalam muamalah, hebat dalam lembaga-lembaga pendidikan tetapi terpuruk, tidak santun, tidak anggun dalam akhlak apalagi tidak khusyuk dalam beribadah,” pesannya.

“Jadi keempat aspek ini dalam hal akidah, ibadah, muamalah, akhlak harus satu kesatuan include dalam diri kita untuk mencapai tujuan Muhammadiyah, yaitu tercapainya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” pungkas Faiz. (afn)

Sumber : muhammadiyah.or.id