Bupati Way Kanan Hadiri Peringatan HKGN Tahun 2022

Bupati H. Raden Adipati Surya, S.H.,M.M menghadiri Acara Peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional Tingkat Kabupaten (Dok Foto waykanankab.go.id)

WARTAMU.ID, Way Kanan – Bupati H. Raden Adipati Surya, S.H.,M.M menghadiri Acara Peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional Tingkat Kabupaten Way Kanan serta Edukasi Pencegahan Covid-19 pada Anak Sekolah di SD Negeri 01 Kampung Pisang Baru Kecamatan Bumi Agung, Senin (12/09/2022) bersama Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten, Ny. Hj. Dessy Afriyanti Adipati. Dikutip dari waykanankab.go.id

Menyampaikan sambutannya, Bupati Adipati mengatakan bahwa Permasalahan gigi dan mulut masih menjad salah satu isu kesehatan utama yang dialami setengah populasi dunia dari berbagai lapisan usia, termasuk di Indonesia. Setidaknya ada tiga masalah umum pada kesehatan gigi dan mulut, yaitu karies gigi (gigi berlubang), gangguan pada gusi, dan kanker mulut. Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Kabupaten Way Kanan serta semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara tersebut.

“Saya ucapkan terima kasih kepada Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Way Kanan serta semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara Peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional (HKGN) Tingkat Kabupaten Way Kanan dan Edukasi Pencegahan Covid-19 pada Anak Sekolah Tahun 2022 dengan mengusung tema Pulih Bersama Dengan Senyum Sehat Indonesia”, ujar Bupati Adipati.

Bupati H. Raden Adipati Surya, S.H.,M.M menghadiri Acara Peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional Tingkat Kabupaten (Dok Foto waykanankab.go.id)

Pada kesempatan tersebut, Bupati Adipati juga menjelaskan bahwa masalah umum pada kesehatan gigi dan mulut dapat menimbulkan masalah serius apabila tidak segara dilakukan perawatan, sehingga membutuhkan penanganan medis yang komprehensif di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Beberapa factor penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut, antara lain kurangnya kesadaran, rasa enggan, dan kesulitan akses ke tenaga professional terlebih situasi pandemi Covid-19 telah berdampak pada terganggunya akses masyarakat terhadap fasyankes.

Pada Tahun 2021 lalu, Kemenkes bersama PDGI telah menerbitkan Juknis baru Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah pencegahan penularan Covid-19, sekaligus melindungi pasien maupun tenaga kesehatan yang ada di fasyankes, sehingga masyarakat tetap mendapatkan pelayanan yang prima. Selain itu, agar dapat meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut perlu dilakukan Edukasi dan sinergi dari berbagai pihak agar membuka harapan untuk mencapai target Indonesia Bebas Karies 2030.

Saat ini jumlah dokter gigi di Indonesia, khususnya Kabupaten Way Kanan berjumlah ideal. Jika dibandingkan dengan rekomendasi WHO yaitu 1 dokter gigi untuk 7.500 orang, di Indonesia faktanya 1 dokter gigi bertugas melayani 9.565 orang, sedangkan di Kabupaten Way Kanan jumlah penduduk 462347 orang, sehingga 1 dokter bertugas melayani 77.057 orang, masih sangat jauh dari standar yang ditetapkan. Persebaran dokter gigi yang belu merata serta factor biaya juga menjadi hambatan bagi masyarakat untuk rutin berkonsultasi ke dokter gigi. Akibatnya, dari 57% masyarakat yang mengalami permasalahan gigi dan mulut, hanya 10,2% yang berkunjung ke dokter gigi, itu pun umumnya karena sudah merasa sangat kesakitan.

“Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar seiring meningkatkan derajat kesehatan anak khususnya kesehatan gigi dan mulut serta perilaku Hidup Bersih dan Sehat di era Pandemi Covid-19”, ujar Bupati Adipati yang juga membuka kegiatan tersebut.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan, Sri Kandi, S.KM.,M.M dalam laporannya menyampaikan bahwa Penyebab lain tingginya masalah kesehatan gigi dan mulut adalah kurangnya pengetahuan tentang cara  menjaga serta menfaat-manfaat yang diperoleh jika gigi dan mulut tetap sehat. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Upaya kesehatan gigi dan mulut  ditinjau dari aspek lingkungan, penyetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan.

“Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terutama anak Sekolah agar dapa mengerti dan membiasakan menyikat gigi minimal dua kal sehari setelah makan dan sebelum tidur sejak usia dini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan agar dapat mencegah penularan Covid-19”, ujar Kepala Dinas Kesehatan.

Disampaikan pula bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk Menyemarakkan, menggerakkan dan menyadarkan masyarakat agar mau dan mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut melalui kegiatan Sikat Gigi Bersama Anak Indonesia secara serentak, serta Memberikan edukasi anak Sekolah agar dapat terhindar dari penularan Covid-19 sesuai protokol kesehatan.

Pada Peringatan Hari Kesehatan Gigis dan Mulut Sedunia tanggal 20 Maret 2022 lalu yang diinisiasi oleh World Dental Federation (FDI) dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) bekerjasama dengan Unilever telah dikampanyekan gerakan “Jangan Tunggu Sampaik Sakit Gigi” guna meningkatkan kesadaran serta memfasilitasi masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan gigi dan mulut. Dengan menunda ke dokter gigi hanya akan menyebabkan permasalahan yang lebih besar tidak hanya biaya yang membengkak, tapi akan terus terekskalasi hingga resiko yang lebih buruk.

Tercatat rata-rata pada usia 35-44 tahun masyarakat Indonesia sudah kehilangan 2 gigi. Jika tidak ada perubahan kebiasaan merawat gigi dan mulut dengan benar serta rutin berkonsultasi ke dokter gigi, keadaan ini bisa semakin memperihatinkan. Untuk itu, membiasakan mennggosok gigi secara rutin minimal dua kali sehari setelah makan dan sebelum tidur sejak usia dini diharapkan mampu mengurangi masalah-masalah yang timbul akibat kurangnya kebersihan gigi dan mulut.

Diketahui, pada acara tersebut juga dihadiri oleh Kepala dan unsur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pimpinan Kecamatan Bumi Agung dan Ketua Dharma Wanita Persatuan, Ny. Vorian Melita Saipul.