Festival Iraw Tengkayu ke-13: Merawat Kebangsaan dan Melestarikan Budaya Suku Tidung

Festival Iraw Tengkayu ke-13

WARTAMU.ID, Tarakan – Indonesia dikenal dengan kekayaan budaya yang luar biasa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), negara ini memiliki sekitar 1.340 suku bangsa yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Dari jumlah tersebut, suku Jawa mencakup sekitar 50 persen dari populasi, sementara sisanya terdiri dari berbagai suku lainnya, seperti suku Bugis-Makassar, Batak, Bali, Aceh, dan suku Tidung yang tinggal di Kalimantan Utara. Dikutip dari Indonesia.go.id, keberagaman ini menjadikan Indonesia sebagai sebuah mozaik budaya yang kaya dan indah.

Suku Tidung, salah satu suku asli Kota Tarakan, Kalimantan Utara, diyakini berasal dari Pegunungan Menjelutung dan termasuk dalam kelompok Dayak Pantai. Mereka telah lama mendiami wilayah pesisir dan dataran rendah, dengan budaya yang erat kaitannya dengan alam dan leluhur. Keberadaan suku Tidung turut memperkaya warna budaya Indonesia. Setiap tahunnya, Pemerintah Kota Tarakan menyelenggarakan Festival Iraw Tengkayu untuk merayakan warisan budaya suku Tidung. Tahun 2024 ini, festival Iraw Tengkayu digelar untuk yang ke-13 kalinya, berlangsung pada 5–6 Oktober dengan tema “Merawat Kebangsaan, Merawat Wisata Budaya yang Berkelanjutan.”

Nama “Iraw Tengkayu” sendiri memiliki makna mendalam bagi masyarakat Tidung. Dalam bahasa Tidung, “Iraw” berarti “perayaan” dan “Tengkayu” merujuk pada pulau kecil yang dikelilingi laut, simbol yang menggambarkan Pulau Tarakan sebagai tempat tinggal suku Tidung. Festival ini menjadi sarana untuk merayakan hasil panen, menghormati leluhur, serta menjaga hubungan harmonis dengan alam.

Seiring waktu, Festival Iraw Tengkayu berkembang menjadi perayaan besar yang menarik perhatian wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Salah satu acara puncak festival ini adalah Parade Padaw Tuju Dulung, sebuah prosesi yang menampilkan perahu hias dengan tiga cabang haluan dan tujuh tingkat, melambangkan perjalanan hidup manusia. Perahu hias ini diarak keliling kota, kemudian dihanyutkan ke laut sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada leluhur. Prosesi ini juga dipercayai dapat menjaga keharmonisan dengan alam.

Festival Iraw Tengkayu kali ini diawali dengan Pekan Kebudayaan Daerah yang berlangsung selama lima hari, diisi dengan berbagai kegiatan budaya seperti tarian, pawai budaya, dan perlombaan tradisional. Berbagai elemen masyarakat turut berpartisipasi, mulai dari pelajar, komunitas budaya, perusahaan BUMN, BUMD, hingga organisasi perangkat daerah di Kota Tarakan. Puncak acara ditutup dengan penampilan tarian kolosal yang melibatkan 250 penari dari berbagai sekolah menengah di Kota Tarakan.

Festival Iraw Tengkayu menjadi daya tarik wisata budaya yang unik dan memperlihatkan keindahan serta kekayaan budaya suku Tidung, menjadikannya destinasi wisata yang patut dikunjungi dan turut serta dalam melestarikan budaya Indonesia yang beragam.