WARTAMU.ID, Surakarta – Media milik Muhammadiyah atau media yang berafiliasi dengan Muhammadiyah masih kalah dengan media milik ormas tetangga. Padahal, tagline Muhammadiyah yang menggema dan bergemuruh sampai ke seantero negeri adalah “berkemajuan”.
Pembicaraan mengenai hal ini mengemuka saat acara ramah tamah dalam kegiatan Jambore Media Afiliasi Muhammadiyah, Jumat 22 Juli 2022, di kampus 4 UMS. Salah satu tanda kekalahan media Muhammadiyah, terutama media online adalah berita ataupun informasi mengenai Muhammadiyah minim.
“Justru media lain yang mengulas tentang kita (Muhammadiyah). Di website Muhammadiyah malah enggak ada,” ungkap Mukhtarom, Ketua panitia Jambore.
Mukhtarom mengatakan salah satu tujuan berkumpulnya media afiliasi Muhammadiyah dalam Jambore ini adalah agar media tersebut kompak dalam membuat isu.
“Kalau bisa nanti, semua media afiliasi Muhammadiyah ini punya satu kesamaan visi, yakni mensyiarkan persyarikatan. Jangan ada ego sektoral di sini,” ucap sekretaris MPI Jateng itu.
Dakwah persyarikatan Muhammadiyah di ranah digital, sambung Mukhtarom, belum mampu bersaing dengan lembaga lain.
“Kita kalah dengan Yufid, bincang syariah, atau organisasi Islam lain yang enggak punya tagline berkemajuan,” ujar wartawan TVRI Jateng itu.
Lantas, bagaimana cara agar media Muhammadiyah mampu bersaing dengan media-media lain yang lebih maju?.
CEO Mata Digital Indonesia, Zainal Arifin, meminta media afiliasi Muhammadiyah masif menulis tentang hal yang dibutuhkan masyarakat.
“Coba cek di google cara sholat Idul Adha, ternyata yang muncul di halaman pertama google bukan dari website kita,” kata Zainal di rangkaian acara yang sama.
Untuk itu, tambah Cak Arifin, pengelola media afiliasi Muhammadiyah bukan sekadar menulis, tapi pelajari juga mengenai tulisan yang ramah SEO.
Kenapa tulisan harus berstandar SEO alias Search Engine Optimization? Ya, agar sebuah tulisan gampang terindeks mesin pencari. “Nanti kita adakan workshop khusus untuk ini,” tutupnya. (Cecep Hasannudin)