RAGAM  

Muhammadiyah Menjadi Isu

Hasbullah (Dosen Universitas Muhammadiyah/Tim Instruktur MPK PWM Lampung)

WARTAMU.ID, Suara Pembaca – Muhammadiyah adalah organisasi/persyarikatan yang lahir sebagai alternatif berbagai persoalan yang dihadapi umat Islam Indonesia sekitar abad 19 dan awal abad 20. Kehadiran Muhammadiyah menjadi pembeda dalam mengenalkan dan menggerakan dakwah Islam. Islam dalam Muhammadiyah dikenalkan oleh KH. Ahmad Dahlan untuk menyelesaikan pesoalan kebodohan, penindasan, dan kemiskinan. Sehingga warna yang dibawah adalah sosial keagamaan, sosial kemasyarakatan dan sosial pencerdasan serta pencerahan kehidupan manusia.

Dalam keagamaan dakwah yang dipakai untuk meluruskan persoalan agama yang dicemari oleh praktek-praktek bid’ah, churofaat dan tahayul (TBC). Adapun pendekatan Muhammadiyah tentu berbeda dalam menyelesaikan persoalan agama karena TBC tersebut, maka Muhammadiyah mendaulat dirinya sebagai gerakan tajdid dan tajrid (pemurniaan). Di sisi lain bahwa Muhammadiyah diawal berdirinya, mencoba melawan kolonial belanda dalam hegemoni kekakyaan melalui kekuasaan untuk menyelesaikan pesoalan kemisknan dan kebodohan. Dengan membangun lembaga pendidikan untuk rakyat pinggiran dan rakyat yang tidak memiliki penghasilan menetapkan Muhammadiyah menjadi gerakan pendidikan dan sosial.

Bagi Muhammadiyah terasingkan dan diasingkan karena karya dan pekerjaannya merupakan hal yang lumrah serta menjadi konsekuseni logis yang harus diterima. Muhammadiyah akan ditinggalkan kepentingan atas kekuasaan, ditinggalkan dalam menentukan kebijakan kebangsaan dan kenegaraan. Namun Muhammadiyah akan tetap bergerak dengan mengedepankan komitmen berIslam dan idealisme perjuangan dalam gerakan dakwah amar ma’aruf nahi munkar. Karena itu adalah karakter dan keperibadian yang telah ditanamankan oleh seorang KH. Ahmad Dahlan. Persimpangan perbedaan dalam pemikiran dan pergerakan, sudah dirasakan oleh pendiri Muhammadiyah di awal berdirinya persyarikatan ini.

Muhammadiyah diisukan

Jikalah Muhammadiyah hari ini menjadi isu atau diisukan dengan keadaan dan kondisi tertentu, pastilah itu merupakan sebuah keniscayaan. Namun Muhammadiyah selalu membuktikan dengan karya dan kerja nyata dalam menghidupkan dan menggerak Islam sebagai agama yang penuh cinta dan kasih sayang, agama yang teduh dan menedukan, agama yang memberikan ketenangan dalam kegaduhan. Apapun isu yang menimpa dan ditimpakan kepada Muhammadiyah, maka Muhammadiyah akan tetap memberikan yang terbaik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena sejatinya, Muhammadiyah lahir dan hadir untuk mengimani dan mengamalkan Islam secara menyeluruh untuk kesejahteaan seluruh kehidupan manusia.

Harus juga dipahami, selama ini Muhammadiyah diterima bukan kerena keilmuan yang dimiliki oleh pimpinan Muhammadiyah. Namun, karena adanya kepercayaan yang dirawat serta dijalankan dengan baik, benar oleh Muhammadiyah dan ada hasil sebagai pembuktian gerakan Muhammadiyah. Banyak sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah diisi oleh multi ras, suku, golongan bahkan agama. Begitupun pondok pesantren Muhammadiyah, juga banyak diminati oleh santri dengan basic bukan orang Muhammadiyah baik itu secara ideologi, kultur, struktur maupun latar belakang. Mereka menitipkan di Muhammadiyah bukan hanya untuk mendapatkan kebaikan intelektual saja, tapi juga kebaikan spiritual dan jua kebaikan prilaku. Artinya, bahwa selama ini Muhammadiyah sebenarnya telah menjadi isu untuk kebaikan, kemaslahatan dan keberkahan kehidupan manusia secara utuh.

Jikalah hari ini, Muhammadiyah diisukan dekat dengan radikalisme, terorisme, intoleran dan sejenisnya. Maka dapat diyakinkan mereka belum membaca dan memahami gerak persyarikat ini secara menyeluruh. Ada pemikiran yang parsial yang jatuhnya pada kepentingan sesaat dan sepihak. Lihatlah, bagimana sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah telah ikut andil dalam mencerdaskan dan mencerahkan kehidupan bangsa ini. Lihatlah, bagaimana pimpinan Muhammadiyah telah memberikan karya nyata bukan saja pemikiran, tapi juga mengorbankan harta dan nyawa seperti yang diperlihat oleh pendahulu Muhammaidyah, dipertaruhkan untuk kebebasan negara ini dari penjajah. Lihatlah, bagimana Muhammadiyah senantiasa menyampaikan pemikiran yang kontrukstif dan solutif atas segala persoalan bangsa ini dengan adab dan peradaban prilaku kenusantaraan. Oleh karena itu, isu negatif yang menimpa dan ditujukan kepada Muhammadiyah harus segara di kubur di lubang yang dalam.

Santun Menghadapi Isu

Sebenarnya KH. Ahmad Dahlan sudah memberikan contoh kepada kita semua, bagaimana cara menghadapai isu yang menimpa saat itu kepadanya atas segala usaha memperjuangkan kebaikan dan kebenaran Islam. Ia meyakinkan dirinya, istri, anak dan lingkungnya, apa yang dilakukan merupakan jalan dalam memperjuangkan agama Allah SWT. Bukan memperjuangakan diri, keluarga dan kelompoknya, sehingga semua isu yang menimpanya saat itu dihadapi secara baik. Sehingga menghadirkan pemikiran yang santun, prilaku yang menyenangkan dan bahkan isu itu mengumpulkan kekuatan diri dan murid-muridnya saat itu untuk tetap berkomitmen dalam jalan perjuangan.

Dilain waktu dan keadaan KH. Ahmad Dahlan juga mengajarkan bagaimana secara personal pimpinan Muhammadiyah bisa diterima di masyarakat bawah. Yaitu, dengan memahami dan mampu melayani apa yang diingin masyarakat dan umat. Segala pertanyaan dan keinginan dijawab oleh KH. Ahmad Dahlan, bukan dengan kata-kata namun dengan karya nyata. Begitulah beliau memahami isu dan segala bentuk perbedaan yang terjadi di bawah saat itu. Sehingga kontruksi serta desain dalam mengenalkan ajaran Islam berbeda dengan lainnya. Baik itu pendekatan, metode, media dan gaya pengajaran serta pendidikan, semua dikemas dalam nuansa dan suasana yang tak lazim namun lebih memajukan serta memberikan keunggulan.

Sudah saatnya dan sebuah keharusan, pimpinan dan pengurus Muhammadiyah membangun relasi sampai tingkat bawah pada kehidupan bermasyarakat. Pimpinan dan pengurus Muhammadiyah juga harus menjadi pimpinan dan pengurus organisasi lain yang tidak sama dengan Muhammadiyah baik ideologi maupun gerakan. sehingga secara pemikiran dan gerakan Muhammadiyah senantiasa ada dalam setiap kegiatan dan kehidupan masyarakat. Kemampuan komunikasi personal menjadi tantangan tersendiri, jiwa sosial harus dikedepankan, mempersiapkan diri untuk membesarkan pengorbanan dan menetapkan perjuangan sebagai jalan dakwah serta fastabiqul khairat.

Oleh : Hasbullah
Dosen Universitas Muhammadiyah
Tim Instruktur MPK PWM Lampung

Artikel ini merupakan kiriman pembaca wartamu.id. (Terimakasih – Redaksi)