WARTAMU.ID,
Jakarta – Sekretaris Jenderal (Sekjend) Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU), Ghufron Mustaqim, hadir sebagai narasumber dalam acara Young Muslim Leaders Forum yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada 2 November 2024. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Indonesia Sharia Economic Festival 2024, yang dihadiri oleh sekitar 700 peserta dari berbagai kalangan. Forum bertema “Fostering Sustainable Economic Growth Through Youth Entrepreneurship” ini bertujuan menjadi wadah kolaborasi anak muda untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah serta perekonomian nasional melalui entrepreneurship.
Dalam kesempatan tersebut, Ghufron Mustaqim menyampaikan pandangannya terkait bagaimana anak muda perlu menyikapi megatrend global saat ini. Ia menjelaskan bahwa pada pertengahan abad ke-21, umat Islam diprediksi akan menjadi populasi terbesar di dunia. Indonesia, yang sudah menjadi negara mayoritas muslim dengan ekonomi terbesar, diprediksi akan berada di peringkat empat negara ekonomi terbesar dunia pada 2050. Ghufron menekankan pentingnya menyelaraskan potensi besar ini dengan pemahaman teologi yang kuat. “Ada megatrend luar biasa yang juga sudah dijelaskan dalam Al Quran,” ujarnya.
Ghufron menambahkan bahwa sejarah mencatat bahwa peradaban yang menguasai Baitul Maqdis selalu unggul secara politik, budaya, ilmu, dan teknologi. “Sejarah telah membuktikan bahwa peradaban yang menguasai Baitul Maqdis akan memimpin dunia. Mulai dari Mesir Kuno, Babilonia, Persia, Romawi, hingga Peradaban Islam seperti Kesultanan Umayyah dan Abbasiyah, semuanya pernah berkuasa di Baitul Maqdis dan memimpin dunia,” ungkapnya.
Mengutip Surah Al-Isra ayat 7, Ghufron menyatakan keyakinannya bahwa Baitul Maqdis suatu hari akan kembali ke pangkuan umat Islam. Ia menjelaskan bahwa perubahan global saat ini menunjukkan tanda-tanda yang telah disebutkan, termasuk berkurangnya dukungan masyarakat dunia terhadap Zionis yang kini dianggap sebagai penjajah. “Allah akan memburamkan wajah Zionis, merusak reputasi mereka, dan menghilangkan kepercayaan negara-negara lain kepada mereka,” jelas Ghufron.
SUMU, lanjut Ghufron, telah mempersiapkan strategi untuk merespon megatrend dunia, antara lain dengan program pengembangan usaha untuk menguatkan bisnis anggota dan memperdalam ilmu geopolitik. Program tersebut termasuk acara Saladin Camp, yang menghadirkan Prof Abd Al Fattah Al Awaisi, pakar hubungan internasional dari Inggris, untuk mempelajari strategi Rasulullah dalam membebaskan Baitul Maqdis. “Ikhtiar bisnis harus dibarengi dengan penguatan ketauhidan,” tegasnya.
Acara ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting lainnya, seperti Krisna Ariza (PLT Sekretaris Dirjen Perdagangan Dalam Negeri), Solikhin M Juhro (Asisten Gubernur Bank Indonesia), Yasamartha (Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia), Urip Budiarto (Kepala Divisi Dana Sosial Syariah, Manajemen KNKES), Phirman Reza (Chairman Rabu Hijrah), dan Dima Djani (CEO Hijra Bank).
Bagi yang ingin bergabung dalam Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU), pendaftaran dapat dilakukan melalui situs resmi SUMU di sumu.or.id/daftar.