WARTAMU.ID, Yogyakarta, 21 Desember 2024 – Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah menggelar Seminar Nasional Pra Tanwir I ‘Aisyiyah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta dengan tema “Optimalisasi Peran Strategis ‘Aisyiyah dalam Swasembada Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat”. Seminar ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, pejabat pemerintah, dan anggota ‘Aisyiyah.
Rektor UAD Yogyakarta, Muchlas, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema seminar ini sangat relevan, terutama karena kesejahteraan rakyat menjadi salah satu fokus dalam konsep yang disampaikan Muhammadiyah pada Tanwir I. Ia menekankan pentingnya ‘Aisyiyah untuk membawa gagasan-gagasan dari Tanwir I di Kupang, di mana kesejahteraan lahir batin dan kesejahteraan bangsa menjadi kunci. “Saya berharap seminar ini dapat memberikan masukan signifikan untuk dirumuskan bersama dalam upaya kesejahteraan bangsa kita,” ujarnya.
Latifah Iskandar, Ketua PP ‘Aisyiyah yang membidangi Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan, menekankan bahwa isu pangan harus menjadi perhatian serius. “Pangan tidak boleh diabaikan di Indonesia, mengingat ada 51 juta keluarga yang harus makan,” ujarnya. Ia mengingatkan bahwa harga makanan pokok, seperti beras, terus mengalami kenaikan, sehingga ‘Aisyiyah perlu mengambil tindakan nyata.
Yudi Sastro, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, memberikan gambaran serius tentang kondisi pangan global, menyebutkan bahwa 58 negara mengalami kelaparan serius dan banyak penduduk di Asia dan Afrika mengalami kekurangan gizi. “Di Indonesia, 7-16% penduduk berada dalam kondisi rentan kelaparan,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara Kementerian Pertanian dan ‘Aisyiyah untuk memaksimalkan pemanfaatan pekarangan sebagai lahan pangan bergizi.
Dalam seminar ini, Subejo, Dosen Fakultas Pertanian UGM, menyatakan bahwa Indonesia mengalami tantangan serius dalam ketahanan pangan. “Indonesia berada di peringkat 69 dari 113 negara dalam Global Food Security Index,” katanya. Ia mengusulkan tiga peran strategis ‘Aisyiyah: membantu produksi pangan, menjamin kualitas pangan yang bergizi, dan mengedukasi masyarakat tentang pengurangan sampah makanan.
Puji Lestari, Kepala Organisasi Riset dan Pangan BRIN, mengingatkan bahwa lebih dari 50% pusat produksi pangan berada di Pulau Jawa, sehingga penting untuk mencari solusi di luar Jawa. Utik Bidayati, Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan PP ‘Aisyiyah, menyoroti peran penting perempuan dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarga, terutama di masa pandemi.
Ahmad Romadhoni Surya Putra, Wakil Ketua MPM PP Muhammadiyah, juga menekankan peran vital perempuan dalam ketahanan pangan keluarga. Martha Ranggi Primanthi, Pengajar dan Peneliti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, menyoroti perlunya pemberdayaan petani perempuan, mengingat mereka sering kali mendapatkan upah lebih rendah dan memiliki akses terbatas terhadap sumber daya.
Seminar ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi ‘Aisyiyah untuk berkontribusi lebih besar dalam swasembada pangan, demi tercapainya kesejahteraan rakyat Indonesia.