RAGAM  

SMP Muhammadiyah 4 Metro Juarai Cagar Budaya Dokterswoning

Lomba Cagar Budaya Dokterswoning SMP Muhammadiyah 4 Metro

WARTAMU.ID, Kota Metro – Lomba cagar budaya Dokterswoning, akhirnya menghasilkan pemenangnya, acara yang digagas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro ini, telah menyisihkan peserta dan mendapatkan pemenangnya, dalam hal ini setidaknya pemerintah berperan aktif, dalam menjaga dan melindungi, serta melestarikan cagar budaya yang ada di Kota Metro. September 2021.

Patut bangga dan di apresiasi bahwa SMP Muhamamdiyah 4 Metro, yang mempunyai “taqline, Islamic Creative School” ini, dapat meraih Juara I dalam pembuatan video documenter tentang cagar budaya Dokterswoning (Rumah Dokter Kolonisasi).

SMP Muhammadiyah 4 Metro Juarai Cagar Budaya Dokterswoning

Lomba tersebut diikuti oleh seluruh sekolah tingkat SMP Se-Kota Metro ini, mengulik situs sejarah peninggalan era kolonisasi yang masih terjaga keberadaannya, yakni Dokterswoning (Rumah Dokter Kolonisasi).

Dalam Video tentang cagar budaya yang diproduksi oleh ekstrakulikuler cinematography SMP Muhamamdiyah 4 Metro melibatkan siswa anggota exskul cinematography, yakni Vanka Yusuf Farendita, Rasyid Rafly, Yogi Irwansyah, Tiara Murti Febriani, Luthfia Fatquriana, Handra Radi Pratama, Okta Putri Khairani, dan Veronika Maisanti dengan arahan guru Pembina Abidin dan Citra Rindy Antika.

Video yang banyak mengadaptasi dari buku Jejak Kolonisasi Sukadana (1935-1942), yang ditulis oleh Kian Amboro, pada bab khusus tentang dokterswoning.

Konsep video pada dasarnya mendeskripsikan masa di zaman kolonisasi ini, siswa berperan sebagai pribumi dan dokter kolonisasi yang melayani pasien. Lokasi shooting yang digunakan Rumah Asli Dokter Swoning yang berada di depan RSU Ahmad Yani Metro.

Saat di wawancara i wartamu.id Kepala Sekolah
SMP Muhamamdiyah 4 Metro, Agus Pujianto, M.Pd. menanggaapi bahwa “Sekolah mengapresiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Metro yang telah memberikan ruang dan panggung kepada peserta didik tingkat SMP Se-Kota Metro, untuk berkarya, mengenal sejarah, belajar sekaligus mengasak kreatifitas dan bakat” ungkapnya.

Agus Pujianto menambahkan lagi bahwa , “Juara I yang didapatkan bukanlah target utama dalam mengikuti kegiatan lomba ini, karena yang terpenting adalah siswa-siswi mendapatkan pengalaman baru mengikuti proses shooting, belajar produksi film/video pendek, dan mengenal sejarah dengan cara yang berbeda” tambahnya.

Pak Agus, sapaan akrab kepala sekolah muda itu juga mengucapkan “selamat kepada sekolah lain yang mendapatkan juara atas lomba video kreatif tentang cagar budaya Dokterswoning ini” ucapnya

Diakhir wawancara dengan wartamu.id Agus menuturkan bahwa
“Yang dibutuhkan saat ini adalah masyarakat mengetahui mengenai perbedaan pengelolaan bangunan warisan budaya dan bangunan cagar budaya,” tutupnya.

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *