Anggaran Rp 6 Miliar, Masjid Muhammadiyah Gunungsari Indah Resmi Dikembangkan

Dok Foto muhammadiyah.or.id

WARTAMU.ID, Surabaya – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, meresmikan pengembangan Masjid Muhammadiyah Gunungsari Indah pada Sabtu (7/9) di Kecamatan Karang Pilang, Kota Surabaya. Peresmian ini dilakukan setelah peletakan batu pertama yang sebelumnya dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah (UM) Gresik.

Pengembangan masjid ini awalnya dianggarkan dengan biaya sebesar Rp. 15 miliar. Namun, karena lahan untuk perluasan masjid dihibahkan dan tidak jadi dibeli, maka panitia pembangunan hanya mengeluarkan dana sebesar Rp. 6 miliar. Dana tersebut diperoleh dari sumbangan para donatur dan sukarela jemaah setempat.

Haedar Nashir mengapresiasi semangat beramal yang ditunjukkan oleh jemaah Masjid Muhammadiyah Gunungsari Indah. Ia menilai bahwa desain masjid yang ramah jemaah menjadi nilai lebih yang patut diapresiasi. “Masjid merupakan salah satu sarana yang digunakan Muhammadiyah untuk merawat jemaah. Sebab, Muhammadiyah juga bergerak di ranah ekonomi, sosial, pendidikan, dan kesehatan,” ujarnya.

Dilansir dari muhammadiyah.or.id, Haedar Nashir juga berpesan agar masjid ini dimakmurkan tidak hanya dengan kegiatan ibadah khusus, tetapi juga sebagai pusat kegiatan untuk membangun masyarakat yang maju. Masjid diharapkan menjadi wadah untuk kegiatan filantropi Islam, seperti zakat dan berbagai amal lainnya.

Melalui masjid, Haedar berharap agar relasi sosial antar masyarakat dapat terbangun dengan baik, sehingga sifat-sifat utama manusia seperti saling menghargai dan gotong royong dapat tumbuh subur. Ia menekankan bahwa masjid harus menjadi tempat aktualisasi manusia sebagai hamba Allah SWT yang merawat hubungan vertikal dengan Sang Pencipta sekaligus hubungan horizontal dengan sesama manusia.

Di sisi lain, manusia juga tidak boleh melupakan perannya sebagai khalifah di dunia. Menurut Haedar, sebagai khalifah, manusia dituntut untuk memakmurkan bumi dan seisinya dengan cara yang baik tanpa merusak. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya keseimbangan antara peran sebagai hamba Allah dan khalifah di bumi.

“Keduanya tidak boleh dijalankan sepihak. Sebab jika hanya beribadah dan tidak bekerja untuk urusan dunia, tentu masjid dan pembangunan lainnya sulit direalisasikan,” tambahnya. “Jika kita tidak bekerja, lalu bagaimana bapak ibu semua bisa beramal, dan bisa membangun masjid seperti ini,” tutur Haedar.

Selain itu, Haedar berpesan agar masjid selalu dijadikan pusat kegiatan, pengelolaan jemaah yang rapi, dan menjaga kebersihan masjid. Ia juga menekankan pentingnya tidak boros air sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan tetap mengedepankan sifat-sifat utama dalam setiap aktivitas.