WARTAMU.ID, Surakarta – Ratusan penari dari 7 PTM/A terus berlatih tari kolosal Raditya Mencerahkan Semesta yang akan dihadirkan dalam pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke 48 di Stadion Manahan Solo pada Sabtu pagi, 19 November 2022.
Koreografer tari Raditya Mencerahkan Semesta, Wasi Bantolo mengatakan hingga saat ini persiapan tari Raditya Mencerahkan Semesta sudah mencapai 70 persen.
“Sampai saat ini, berproses sekian lama mematangkan konsep sampai memutuskan visual seperti apa, sampai saat ini sudah 70 persen. Akhir Oktober 80 persen tinggal finishing 90 persen dan final menjelang hari H,” kata Tenaga Pengajar di Prodi Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta tersebut, saat ditemui di sela latihan tari di Gedung Edutorium UMS, Senin malam, 10 Oktober 2022.
Wasi Bantolo menerangkan nama tari Raditya Mencerahkan Semesta berarti Matahari yang mencerahkan semesta.
“Seperti diketahui, Raditya itu artinya matahari. Matahari itu hadir mencerahkan semesta sebagaimana Muhammadiyah hadir dengan harapan mampu mencerahkan semesta dengan berbagai konsep sehingga apa yang dimaksud dengan profesionalisme sampai menjadi moderasi yang dibangun muhammadiyah itu sendiri bagaikan matahari mencerahkan semesta,” terang Wasi Bantolo.
Karya tari Raditya Mencerahkan Semesta mengambil ide dari elemen visual pancaran matahari yang berusaha disampaikan melalui visualisasi pada tubuh para penari maupun properti yang dikenakan penari.
“Untuk membangun efek visual yang diinginkan karena kita bermain di pagi hari sehingga kita harus benar-benar memanfaatkan kostum, properti bahkan kita akan memanfaatkan cahaya matahari yang muncul. Semoga pada saatnya nanti, suasana cerah, matahari (bersinar) terang sehingga dapat memunculkan efek-efek visual yang kami bangun,” kata Wasi Bantolo.
Konsep tari Raditya Mencerahkan Semesta ini , menurut Wasi Bantolo, merupakan tarian tunggal yang berisi 12 tari dari kebudayaan daerah di Indonesia.
Sehingga meskipun itu satu tarian tapi penonton bisa melihat ada kebudayaan tari Indonesia bahkan di luar indonesia yang diakomodasi sebagai simbol.
“Meski itu satu tarian kalau kita bisa menikmati, bisa menghadirkan10-12 tarian. nah itu akan berjalan dalam 7 menit pementasan,” kata Wasi Bantolo.
Mengenai dihadirkannya 12 tarian itu, menurut Wasi Bantolo merupakan visualisasi tebaran 12 cahaya yang merepresentasikan keberadaan Muhammadiyah yang berada di mana-mana.
“Bersama ISI Surakarta, Muhammadiyah menghadirkan visual kebudayaan-kebudayaan tari itu seperti mempelihatkan perkembangan Muhammadiyah ada di wilayah nusantara bahkan dunia karena kami menghadirkan visual yang mewakili keberadaan Muhammadiyah di luar negeri. Dari persebaran itu bisa disampaikan, moderasi itu berkembang ada dimana-mana, matahari bersinar, moderasi berada di setiap tempat ,” terang Wasi Bantolo.
Wasi Bantolo menambahkan, tari Raditya Mencerahkan Semesta melibatkan mahasiswa dari 7 PTM/A di Indonesia mulai dari Sumatera utara, Kalimantan, Sulawesi, NTT, Sorong, Yogyakarta dan Surakarta.