WARTAMU.ID, Tangerang – Pemerintah Kota Tangerang mulai menguji coba program makan bergizi gratis (MBG) sebagai bagian dari kebijakan prioritas Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sejak Agustus 2024. Program ini menyasar siswa sekolah dasar dan menengah pertama sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesehatan dan pola makan siswa di Indonesia.
Dilansir dari indonesia.go.id, saat ini, sebanyak 76 sekolah tingkat SD-SMP di Kota Tangerang telah menjalankan program MBG yang dimulai sejak 5 Agustus 2024. Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Pendidikan (Dindik) menargetkan 99 sekolah akan mendapatkan manfaat program ini hingga akhir November 2024.
“Hingga akhir November 2024, target sasaran mencapai 99 sekolah dan sekitar 70 ribu siswa. Kami terus meningkatkan tata kelola, penyesuaian gramasi, serta cita rasa makanan yang semakin disukai anak-anak Kota Tangerang,” ujar Kepala Dindik Kota Tangerang Jamaluddin pada Rabu (30/10/2024). Selain memberikan makan bergizi, program ini juga diharapkan dapat membentuk perilaku hidup sehat pada anak-anak sejak dini.
Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp71 triliun dalam APBN 2025 untuk pelaksanaan program MBG. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menjelaskan, anggaran tersebut terbagi dalam dua bagian, yaitu Rp63,356 triliun untuk pemenuhan gizi nasional dan Rp7,433 triliun untuk program dukungan manajemen, seperti dilaporkan oleh Infopublik pada Rabu (30/10/2024). Dana tersebut akan disalurkan untuk mendukung sekitar 19,47 juta orang, termasuk anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Program MBG ini dikawal oleh Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai koordinator pelaksana. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan telah membangun 85 satuan pelayanan untuk menyelenggarakan program ini. Setiap satuan pelayanan akan melayani sekitar 3.000 siswa dan berfungsi sebagai dapur umum serta tempat mengolah produk pertanian lokal.
BGN menargetkan uji coba program MBG di 100 lokasi hingga akhir 2024, mayoritas di Pulau Jawa. Dadan juga menjelaskan bahwa terdapat tiga metode penyaluran program MBG, yakni melalui dapur pusat, dapur di sekolah atau pesantren dengan minimal 2.000 siswa, serta pengiriman makanan ke wilayah terpencil dalam bentuk paket vacuum dengan pengiriman bulanan atau mingguan.
Program MBG juga diperkirakan membawa dampak positif pada perekonomian nasional. Dalam diskusi virtual pada Kamis (17/10/2024), Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan program MBG akan meningkatkan produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp4.510 triliun pada 2025. Menurut Direktur Eksekutif Indef, Esther Sri Astuti, dampak ekonomi program ini akan terus meningkat seiring bertambahnya peserta dan anggaran. Pada 2029, diprediksi alokasi anggaran sebesar Rp298,4 triliun untuk 82,9 juta penerima dapat mendongkrak PDB hingga Rp18.958,8 triliun.
Dengan dukungan anggaran yang besar dan kolaborasi dengan berbagai pihak, Pemerintah berharap program MBG akan mampu mendukung kesehatan generasi muda serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dalam beberapa tahun ke depan.












