WARTAMU.ID, Yogyakarta – Pendidik merupakan lini depan peningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Guna mencapai peran profesional tersebut, pendidik harus memadukan kualitas dan integritas. Peran pendidik semakin berat ketika harus menghadapi peserta didik yang kecanduan gadget / HP dan game online. Hadirnya revolusi industri 4.0, telah memunculkan tantangan dan peluang di berbagai bidang, secara khusus kehadiran revolusi industri 4.0 juga menjadi tantangan dan peluang bagi profesi bimbingan dan konseling.
Ketidaksiapan dan kelambatan menanggapi perubahan di era R I 4.0, mengakibatkan profesi bimbingan konseling akan tertinggal oleh profesi helping yang lain, dan secara perlahan akan ditinggalkan oleh masyarakat. Menyadari urgensi peran guru BK tersebut, Bimbingan Konseling SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Karakter Bermedia Sosial pada Siswa: Tantangan, Tugas, dan Peran Guru BK”. Tujuan dilaksanakan seminar ini untuk mengembangkan komitmen profesional dan akuntabilitas Guru BK dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas layanan BK sesuai perkembangan peserta didik.
Kegiatan seminar ini akan dilaksanakan secara semi daring atau hybrid. Kegiatan akan dilaksanakan pada Kamis, 15 September 2022 pukul 08.00 – selesai di Grha Assakinah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Bagi peserta yang berhalangan hadir atau berada di luar kota dapat mengikuti seminar ini secara online melalui kanal zoom. Kegiatan ini tidak dipungut biaya apapun dan terbuka untuk seluruh guru BK di Indonesia.
Peserta akan mendapatkan materi seminar, sertifikat peserta, dan souvenir menarik. Adapun pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui http://s.id/PendaftaranSeminarBK. Adapun pematerinya adalah Fathur Rahman S.Pd, M.Si yang saat ini sebagai Dosen Bimbingan Konseling Universitas Negeri Yogyakarta yang akan membahas penanaman karakter bermedia sosial. Pembicara kedua adalah Dr. Dody Hartanto, M.Pd yang saat ini sebagai Dosen Bimbingan Konseling UAD Yogyakarta sekaligus Wakil Dekan FKIP UAD.
Menurut kepala SMA Muhi Drs H Herynugroho, M.Pd ada berbagai tantangan yang muncul di era revolusi 4.0, bagi konselor yang harus segera ditangani. Tantangan tersebut diantaranya :
- Keengganan konselor untuk berubah dan kurangnya ketrampilan yang memadai dalam menghadapi era RI 4.0, misalnya kemampuan menganalisis data untuk manfaat di masa depan, kemampuan mengelola aplikasi berbasis internet, Pelayanan kepada konseli yang lebih personal dan profesional, pemanfaatan big data, kecerdasan buatan dan otomatisasi pada pelayanan konseli yang lebih profesional misalnya untuk kegiatan asesmen, perencanaan studi dan karir, proses konseling dan evaluasi.
- Para konselor perlu meningkatkan kemampuan literasi yang meliputi, literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia.
- Munculnya berbagai perubahan perilaku dan gaya hidup seperti Phubbing, fomo (fear of missing out), kecanduan game online, kecanduan atas pujian & pengakuan (likes, share, love), altruism, cyber romance, cyber bullying, bahkan turunnya moral akibat perkembangan teknologi perlu diantisipasi dan ditangani secara serius, karena akan berdampak pada rusaknya moral dan akhlak generasi muda. Perilaku belajar generasi Z adalah sikap minimalis, pragmatis dan ketergantungan pada mesin pencari (search) seperti google dan yahoo, setiap kali dihadapkan pada tugas dan masalah (kemenristekdikti, 2018).
- Konselor dituntut untuk menjadi life long learner, kreatif dan inovatif, guru BK penggerak, reflektif, kolaboratif, student/ conselee centered, serta mampu menerapkan bimbingan dan konseling multikultural.
- Lembaga pendidikan konselor (jurusan BK) harus mampu membentuk calon konselor yang memiliki kecakapan diantaranya, flexibelility dan adaptability, productivity and accountability, social and cross-cultural skill, serta initiative and self-direction.
Acaman dan tantangan yang muncul di era revolusi industri 4.0, merupakan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi. Untuk menghadapi tantangan tersebut, konselor perlu memiliki komitmen yang kuat terhadap profesi dan bekerja keras untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan di era 4.0. “Semoga dengan seminar nasional ini bisa memberikan pencerahan bagi seluruh Guru BK di Indonesia”pungkas beliau.