DAERAH  

Kopi Adoh, Cita Rasa Alam Gunung Salak

Tanaman kopi yang dipangkas juga lebih banyak menghasilkan buah dalam bentuk cherry

WARTAMU.ID, Kicau burung liar tiada henti menyampaikan pesan kedamaian di kaki Gunung salak Kampung Maduhur Desa Sukajaya Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.(27/09/22)

Di desa sukajaya terdapat perkebunan kopi,Kebun Kopi Abah Adoh namanya. Ada dua jenis kopi yang dikembangkan dikebun ini yaitu kopi robusta dan arabica. Ada perbedaan mendasar antara kopi robusta dan arabica, robusta memiliki ukuran yang lebih kecil dan berbentuk bulat, sedangkan arabica memiliki ukuran yang lebih besar dan berbentuk bulat lonjong. Dari segi rasa juga berbeda, kopi Arabica memiliki aroma yang lebih wangi sehingga membuatnya lebih mahal dari pada kopi robusta. namun peminat kedua kopi ini sama banyaknya sehingga ,baik robusta maupun arabica sama-sama berpotensi untuk dikembangkan.

Kopi arabica Bogor cukup banyak permintaannya, namun kapasitasnya belum memadai karena produksinya dari Kebun Kopi Abah Adoh yang seluas 3 hektare belum dapat memadai untuk dapat memenuhi pasar.

Dari sekian Petani yang tergabung dalam kelompok tani, hanya ia saja yang membudidayakan kopi.

Abah Adoh, selaku Petani memiliki cita-cita dalam 2-3 tahun kedepan,Mempunyai target untuk mengembangkan dan meningkatkan produksi Kopi di Kebunnnya.Dengan begitu, permintaan biji kopi berkualitas dapat terpenuhi.

Dalam segi budidaya dan produksi, Abah Adoh mengatakan tidak terlalu menemui hambatan. Hanya saja masih ada terbatas dalam pemodalan untuk pengembangan dan operasional di kebunnya. Diakuinya ia dan anak-anaknya memiliki cita-cita untuk menjadikan kebun ini menjadi kebun agro wisata pertama di desa sukajaya kecamatan tamansari kabupaten bogor.

Tanaman kopi yang dipangkas juga lebih banyak menghasilkan buah dalam bentuk cherry

Tanaman kopi yang dipangkas, otomatis menjadi berupa tanaman perdu sehingga lebih mudah dalam perawatan dan juga proses pemanenan apabila dibandingkan dengan tanaman kopi yang tidak dipangkas. Gulma juga tidak banyak tumbuh di sekitar tanaman kopi yang dipangkas sehingga memudahkan pemeliharaan.

Tanaman kopi yang dipangkas juga lebih banyak menghasilkan buah dalam bentuk cherry. Dalam hal ini, usia tanaman kopi yang dipangkas di atas 5 tahun sudah bisa menghasilkan 20 kg cherry per tanaman dalam sekali panen, sedangkan bila tidak dipangkas hanya menghasilkan 10-15 kg cherry saja. Tetapi dari segi umur panen, memang tanaman kopi yang dipangkas umur panennya lebih lama ketimbang tanaman yang tidak dipangkas. Sehingga terdapat plus minus yang harus dipertimbangkan dalam pemangkasan ini karena mempengaruhi produksi dan kontinuitas hasil panen.

Selain kendala Penyertaan modal ,kendala tekhnis seperti, hambatan lain yang dirasakan oleh Abah Adoh dalam memproduksi Kopi Bogor robusta adalah kendala cuaca yang tidak menentu. Abah Adoh masih mengandalkan sinar matahari untuk mengeringkan biji kopi. Saat ini dia belum mengetahui apakah menngunakan mesin pengering kopi akan mempengaruhi kualitas biji kopi mengingat biji kopi bersifat higroskopis alias menyerap bau-bauan. Sehingga saat ini masih mengandalkan pengeringan secara alami dengan sinar matahari.

Meskipun begitu, Abah Adoh tetap optimis akan perkembangan Kopi Bogor ini. Buktinya, meskipun berada di lokasi kaki gunung salak dan jauh dari kota , tidak lantas membuat Kopi Bogor kesulitan dalam pemasaran.

Ia di bantu istri dan ke 5 anak-anaknya dengan berbagai Peran dan tanggung jawab. Ada yang merawat kebun dan memproses buah Cerry hingga menjadi bubuk kopi hinga pengemasan,ada yang berperan menjadi penyaji kopi atau yang biasa yang disebut barista saat ada pameran atau tamu yang datang ke kebun,dan ada juga yang berperan sebagai marketing produk kopinya itu sendiri.

Selain itu rasa dari Kopi di kebun Abah Adoh Berbeda dan banyak dicari penikmat kopi.
“Kopi ini rasanya istimewa,banyak peminat kopi yang ketagihan,mungkin yang membuatnya berbeda karena di Alam Kaki Gunung Salak”,Ujar Abah Adoh.

Dalam kunjungan, dinas Pertanian Kabupaten Bogor,hatipah selaku pendamping Kelompok Tani Desa Sukajaya menyampaikan kunjungan tersebut dalam rangka pendataan Komoditas pasca kunjungan ke desa tamansari ke gedung pala.

Dalam kesempatan tersebut Pihak Dinas Pertanian juga berdiskusi dengan Petani Kopi dan menanyakan beberapa hal terkait perkembangan kopi sekaligus memberikan masukan-masukan.(an)