RAGAM  

Islam Identik dengan Ilmu dan Berkemajuan bukan Kebodohan apalagi Kuno

Ilustrasi Gambar oleh fancycrave1 dari Pixabay

WARTAMU.ID, Jember – Saat ini meski yang tercatat sebagai universitas terbaik di dunia adalah Harvard University, Amerika Serikat yang berdiri pada 1636. Namun yang perlu diketahui bahwa universitas pertama dan tertua di seluruh dunia adalah Universitas al-Qarawiyyin yang didirikan antara 857-859 di Maroko.

Menurut Prof. Agus Purwanto, Anggota Majelis Tarjih dan Tabligh PP Muhammadiyah, fakta lain yang menarik dari Universitas al-Qarawiyyin atau al-Karaouine ini adalah pendirinya, yakni Fatima al-Fihri. Seorang perempuan muslim taat, yang kesehariannya mengenakan kerudung selayaknya perempuan muslim.

Bahkan Universitas al-Qarawiyyin lebih tua 111 dari Universitas al-Azhar, Kairo yang namanya masyhur di kalangan umat Islam sekarang. Dalam Khutbah Idul Fitri 1443, Senin (2/4) di Lapangan GOR Kaliwates Jember, Prof. Agus Purwanto menyebut bahwa, kerudung yang lumrah dikenakan oleh perempuan muslim tidak identik dengan kebodohan apalagi kuno.

Menurutnya, universitas yang ada sekarang terlahir dari rahim Islam. Karena itu, semangat keilmuan yang dimiliki oleh tokoh-tokoh Islam patut dilestarikan dan diteladani, karena sejatinya mempelajari ilmu dan teknologi adalah melanjutkan dan mewarisi ilmu para nabi. Selain itu, tidak semuanya benar bahwa tradisi keilmuan umum di Islam adalah dari Yunani.

“Kita ingat penerjemahan naskah Yunani kedalam bahasa Arab dimulai oleh al-Kindi yang lahir tahun 801. Tetapi jauh sebelum al-Kindi dunia Islam mempunyai 3 ilmuwan besar Ibnu Hayyan yang dikenal sebagai bapak kimia, al-Khawarizmi bapak aljabar yang namanya abadi dengan istilah algoritma, al-Jahiz yang mengkaji 360-an hewan dan menuliskannya dalam kitab al-Hayawaanat”. Ucapnya.

“Artinya ilmu mereka bukan dari Yunani, tetapi dari pemahaman kitab suci yang di dalamnya banyak perintah untuk observasi dan memikirkannya,” imbuhnya.

Berkaca dari peletakkan dasar-dasar keilmuan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh muslim, pria yang akrab disapa Gus Pur ini mengajak umat Islam untuk mengubah mindset dari dasar konsep besar yakni Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin. Dari konsep tersebut, maka mindset umat Islam harus memberi, tangan di atas atau produsen.

Sebab dari pengamatannya, Guru Besar Teori Kimia ini menyebut bahwa umat Islam sekarang posisinya masih sebagai konsumen bukan produsen atas segala bentuk kemajuan-kemajuan teknologi. Umat Islam, terlebih yang ada di Indonesia jangan “rajin menyumbang” Negara-negara yang teknologinya maju dan kaya raya terus.

Sumber : muhammadiyah.or.id