WARTAMU.ID, Humaniora – Wonosobo, Selasa, 4 Februari 2025 – Gunung Cilik Wonosobo pagi ini menyambut para pendaki dengan udara sejuk dan pemandangan yang menenangkan. Langit cerah membentang luas, seolah mengundang setiap pengunjung untuk sejenak melupakan hiruk-pikuk dunia dan meresapi ketenangan.
Liburan bukan sekadar pelarian dari rutinitas, melainkan juga ruang untuk merenungi arti kehidupan. Di puncak Gunung Cilik, angin berembus lembut, membawa refleksi tentang betapa sering manusia terjebak dalam kesibukan tanpa menyadari bahwa jiwa pun membutuhkan istirahat. Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya:
*وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًاۙ وَجَعَلْنَا الَّيْلَ لِبَاسًاۙ وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا*
“Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat, dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.” (QS. An-Naba: 9-11)
Firman ini mengajarkan keseimbangan. Sebagaimana siang diciptakan untuk bekerja, malam dan waktu istirahat diciptakan agar manusia tidak kehilangan arah. Maka, perjalanan ke Gunung Cilik ini bukan sekadar mendaki, melainkan juga perjalanan menelusuri makna hidup.
Seorang pendaki, Nashrul Muminin, mengungkapkan pandangannya, “Kadang kita terlalu sibuk mengejar sesuatu yang tak pernah cukup, lupa bahwa ketenangan sejati bukan soal seberapa banyak yang kita punya, tapi seberapa dalam kita bisa menikmati hidup.” – @nashrulmuminin919
Gunung Cilik bukan hanya hamparan hijau yang memanjakan mata. Ia adalah pengingat bahwa hidup bukan hanya tentang berlari mengejar impian, tapi juga tentang berhenti sejenak, bernapas dalam, dan bersyukur atas apa yang telah diberikan.
Oleh : Nashrul Mu’minin (Content writer Universitas Cokroaminoto Yogyakarta)