WARTAMU.ID, Sabtu, 28 Juni 2025 – Lapangan Jambore Nasional ke-3 Relawan Muhammadiyah dan Aisyiyah berubah menjadi zona latihan simulasi darurat. Puluhan relawan berseragam Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah tampak sigap mempersiapkan perlengkapan medis. Mereka bukan sedang dalam tugas tanggap darurat, melainkan tengah bersiap mengikuti salah satu agenda paling menantang dalam gelaran akbar ini: Lomba Medical First Responder (MFR).
Sebanyak 11 kontingen dari berbagai wilayah ikut serta dalam lomba, terdiri dari 10 tim perwakilan Rumah Sakit Muhammadiyah Aisyiyah (RSMA) dan 1 tim dari perguruan tinggi Muhammadiyah. Seluruh peserta adalah tenaga EMT berpengalaman, yang telah teruji dalam penanganan layanan medis darurat di berbagai medan.
Koordinator lomba, dr. Corona Rintawan, menyampaikan bahwa Lomba MFR ini dirancang menyerupai situasi nyata penanganan korban bencana. Para peserta diminta melakukan simulasi penanganan medis pasca-evakuasi oleh tim SAR, mulai dari tindakan awal hingga rujukan ke fasilitas kesehatan.
“Tujuan utama lomba ini adalah melatih keterpaduan antar klaster respon Muhammadiyah, khususnya SAR dan Medis. Sinergi keduanya sangat menentukan keselamatan korban dalam situasi bencana,” ungkap Corona.
Setiap tim diuji dalam beragam skenario kegawatdaruratan, antara lain penanganan luka terbuka, pemasangan bidai untuk imobilisasi, hingga proses stabilisasi pasien sebelum dievakuasi lanjutan. Penilaian dilakukan berdasarkan kecepatan, ketepatan diagnosis, keterampilan teknis, dan koordinasi tim.
Corona juga menekankan bahwa meskipun berbentuk kompetisi, tujuan utama lomba ini adalah peningkatan kapasitas EMT Muhammadiyah secara nasional. “Lomba ini merupakan sarana belajar dan melatih kemampuan. Harapannya, para EMT menjadi semakin siap dan profesional saat menghadapi bencana nyata,” ujarnya.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang adu keterampilan, namun juga bukti komitmen Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam membangun sistem respon bencana berbasis masyarakat. Sistem yang tidak hanya kuat dalam struktur dan pelatihan, tetapi juga mampu menjalankan koordinasi secara solid di lapangan.
“Di tengah kondisi Indonesia yang rawan bencana, keberadaan EMT Muhammadiyah yang terlatih dan tangguh menjadi sangat krusial. Maka, peningkatan kapasitas melalui kegiatan seperti ini sangat relevan dan berdampak jangka panjang,” jelas Corona.
Jambore Nasional ke-3 Relawan Muhammadiyah dan Aisyiyah tahun ini memang tak hanya menjadi ajang silaturahmi nasional antar relawan. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi medan latihan strategis untuk menghadapi tantangan nyata di lapangan.
Melalui Lomba MFR, para relawan Muhammadiyah dibekali pengalaman praktis, mental kesiapsiagaan, dan semangat kolaboratif yang memperkuat respon kemanusiaan saat bencana melanda. Sejalan dengan visi besar Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah yang progresif dan responsif dalam isu-isu kemanusiaan, lomba ini menjadi langkah konkret menuju penguatan peran sebagai garda terdepan dalam pelayanan dan penyelamatan.