WARTAMU.ID, Jakarta Timur – Di sudut kelas kampus Institut Bisnis dan Ekonomi Ahmad Dahlan (ITB-AD), 10 orang mahasiswa manajemen terlibat dalam diskusi serius tentang rencana kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pada pertengahan Maret, mereka sepakat membentuk kelompok KKN dengan tema pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang menargetkan komunitas pemulung di Kampung Sumur, Klender, Jakarta Timur.
Kelompok KKN mahasiswa ITB-AD tidak berjalan sendirian dalam pelaksanaan program ini. Mereka menggandeng Yayasan Swara Peduli Indonesia sebagai mitra kolaborasi. Mochammad Adi Rosyadi, salah satu anggota kelompok KKN, menyampaikan hal tersebut di Jakarta pada 28 Juli 2024.
“Ada alasan mengapa pilihan KKN kami di Jakarta. Dengan KKN di Jakarta, akses kegiatan dan komunikasi lebih mudah dilakukan. Lebih dari itu, ada komunitas yang jarang tersorot, yakni Komunitas Pemulung Kampung Sumur di kawasan Klender, Jakarta Timur,” jelas Adi.
“Hidup sebagai pemulung dengan keterbatasan ekonomi, berjuang setiap hari untuk menyambung hidup. Namun, di balik itu ada asa dalam hidup mereka agar menjadi lebih baik,” tambahnya.
Elang Muhammad Danny Yusuf Lesmana, ketua kelompok KKN, menjelaskan alasan penting lainnya yaitu kolaborasi dengan Yayasan Swara Peduli Indonesia yang memiliki komitmen dan pengalaman baik dalam pemberdayaan masyarakat. “Terhitung sejak bulan Maret 2024, rangkaian kegiatan awal sudah dilakukan, mulai dari observasi, penilaian (assessment), pelatihan dan pendampingan, serta evaluasi dan monitoring,” ungkap Elang.
Program KKN ini mencakup pelatihan pertanian organik dan pendidikan literasi hidup sehat. “Alhamdulillah, pelaksanaan KKN ini didukung pendanaannya oleh lembaga filantropi seperti Lazismu,” tambahnya.
Anggota kelompok KKN lainnya, Risya Umami dan Rudi Susanto, mengatakan pelatihan dan pendampingan diberikan kepada masyarakat sesuai bidang yang dipilih, seperti budidaya melon hidroponik dan pendidikan literasi. “Pesan pendidikan literasi dan kesehatan kami selipkan di sini sebagai penguat, mengingat lingkungan sekitar pemulung juga perlu mendapat edukasi tentang lingkungan yang sehat,” paparnya.
M. Sholeh Farabi, anggota kelompok KKN lainnya, menegaskan bahwa untuk menjalin kedekatan dengan warga sekitar, beberapa kegiatan pemulung dan warga dilibatkan, seperti pada momen Idul Adha dalam penyembelihan kurban. “Dalam satu kelompok ini, kita saling berkolaborasi untuk melengkapi dengan Yayasan Swara Peduli Indonesia. Melalui kegiatan KKN ini, diharapkan warga komunitas pemulung di Kampung Sumur dapat merasakan perubahan signifikan,” katanya.
Ketua Yayasan Swara Peduli Indonesia, Endang Mintarja, menyatakan dukungannya terhadap program KKN ini. “Apa yang menjadi kebutuhan kawan-kawan KKN di sini kami dukung. Karena ada irisan program yang sama, maka program pemberdayaan ekonomi diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
“Program pendidikan yang diselipkan di dalamnya untuk anak-anak memberikan harapan bagi anak-anak pemulung, sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama untuk belajar,” tambah Endang.
Dosen Pendamping KKN ITB-AD, Isnan Hari Mardika, mengatakan bahwa program pemberdayaan di Kampung Sumur untuk komunitas pemulung adalah jawaban untuk pengembangan potensi lokal. “Jakarta dengan kompleksitasnya masih menyediakan ruang untuk berkreasi di sudut yang terpinggirkan. Spirit itu telah ditunjukkan oleh kawan-kawan mahasiswa KKN ITB-AD yang berkolaborasi dengan Yayasan Swara Peduli Indonesia,” tutupnya.