WARTAMU.ID, Lumajang – Terbukti bahwa kehadiran Muhammadiyah dalam memberi bantuan kepada korban bencana tidak datang, memberi, mendokumentasikan, lalu pergi. Tapi bantuan yang diberikan berkelanjutan seperti yang terlihat di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang lokasi penyintas Letusan Gunung Semeru.
Melalui MDMC dengan dukungan Lazismu, Muhammadiyah membangun huntara (hunian sementara). Penanggung jawab pembangunan huntara milik Muhammadiyah, Priyo AS mengatakan, pembangunan huntara pasca APG Semeru yang terjadi akhir 2021 telah selesai dibangun untuk proses tahap pertama.
Ia menyebutkan, Muhammadiyah masih akan membangun huntara untuk penyintas pada tahap berikutnya. “Muhammadiyah di tahap pertama ini menyediakan 40 hunian dari rencana 200 hunian sehingga kita masih memiliki 160 hunian yang akan diselesaikan di tahap berikutnya,” ungkapnya dalam siaran pers yang diterima muhammadiyah.or.id pada, Ahad (22/5).
Dari 40 hunian yang telah selesai dikerjakan, 20 diantaranya per awal bulan Mei 2022 ini telah diserahterimakan kepada warga yang berasal dari Dusun Kajar Kuning dan Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro.
“Selama proses pembangunan ini penyintas kita libatkan dengan kontribusi melalui pembuatan batako. Material tersebut digunakan sebagai dinding dasar pembangunan huntara sehingga proses pemberdayaan serta pendayagunaan bagi penyintas berjalan sesuai yang kita harapkan,” ungkap Priyo.
Kegiatan pembangunan huntara ini, lanjut Priyo, adalah pengalaman pertama bagi banyak ormas/LSM yang terlibat, dengan proses pembangunan huntara dan huntap (hunian tetap) dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Konsep yang awalnya adalah rumah tumbuh akhirnya menjadi rumah pendamping atau hunian pelengkap bagi bangunan huntap.
“Target tahap kedua ini akan dimulai setelah seluruh proses serah terima ini selesai. Muhammadiyah akan melanjutkan di blok I dan blok J, serta menambah bangunan di atas lahan fasum (fasilitas umum). Di kompleks fasum ini rencananya akan berisi bangunan ibadah, pendidikan, sosial, serta ekonomi. Diharapkan pertengahan Juni akan dimulai sembari menunggu kesiapan lahan seluas tiga ribu meter persegi,” pungkas Priyo.
Perlu untuk diketahui, salah satu pendukung utama dalam pembangunan tahap pertama ini adalah sumbangan dari para pengusaha SPBU yang tergabung dalam HISWANA MIGAS untuk 23 unit huntara yang dananya dikelola oleh Lazismu dan sisanya dari donatur yang tersebar di seluruh Jawa Timur.
Sumber : muhammadiyah.or.id