WARTAMU.ID, Metro (Lampung) – Momentum sumpah pemuda, yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober, merupakan perwujudan dari relawan MDMC, yang bergerak dalam kegiatan penanggulangan bencana, sesuai dengan definisi kegiatan penanggulangan bencana, baik pada kegiatan Mitigasi dan Kesiapsiagaan, Tanggap darurat dan juga rehabilitasi. Sebagai Refleksi Sumpah Pemuda, melalui MDMC mengadopsi kode etik kerelawanan kemanusiaan dan piagam kemanusiaan yang berlaku secara internasional, mengembangkan misi pengurangan risiko bencana selaras dengan Hygo Framework for Action dan mengembangkan basis kesiapsiagaan di tingkat komunitas, sekolah dan rumah sakit sebagai basis gerakan Muhammadiyah sejak 100 tahun yang lalu. Merupakan gerakan para kaum sosialis, yang menggugah para pemuda persyarikatan untuk terus berbuat sesuai dengan segala kemampuannya demi kemanusiaan.
Sumpah pemuda dalam pandangan penulis, terdapat dalam diri relawan yang tergabung dalam MDMC, untuk terus bergerak dalam kegiatan kebencanaan, di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia, sesuai wilayah badan hukum Persyarikatan Muhammadiyah, yang dalam operasionalnya mengembangkan MDMC di tingkat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (Provinsi) dan MDMC di tingkat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (Kabupaten). Yang sejatinya MDMC Kota Metro, dapat berperan aktif dalam hal kebencanaan disetiap wilayah yang membutuhkan. Sebagai perwujudan pemuda bangsa dalam aksi nyata tanpa bicara. MDMC merupakan langkah strategis dalam perjuangan dakwah, termasuk dalam ranah ijtihad serta menjadi bagian dari urusan muamalah duniawiyah. Merupakan gerakan Dakwah dalam bidang sosial kemasyarakatan , non-politik praktis merupakan perjuangan yang mulia, penting, dan strategis, bagi kepentingan agama dan bangsa.
Aksi Nyata Dalam Senyap
Relawan yang tergabung dalam MDMC Kota Metro, menjadi sorotan publik akhir-akhir ini, tanpa disadari bahwa, pergerakan yang sangat cepat, tanggap terhadap bencana yang terjadi di wilayah kesatuan Republik Indonesia ini, mengingat pergerakan yang aktif dalam setiap kebencanaan yang terjadi di tanah air, dengan selalu mengirimkan tim terbaiknya dalam penanganan bencana di tanah air. Hal ini merupakan sebuah tatanan yang telah di tanamkan pada founding father Muhammadiyah, melalui pondasi awal yang dibangun KH.Ahmad Dahlan, telah menciptakan sebuah rel yang mampu dilalui gerbong yang bernama Muhammadiyah, untuk terus bergerak dalam misi kemanusiaan. Sebagai gerakan kemanusiaan, Seperti yang diungkapkan oleh direktur utama PT Syarikat Cahaya Media, dalam unggahan di Suara Muhammadiya bahwa ” Kami tak punya kosa kata untuk berdebat, tapi kami banyak cara untuk berbuat”. Kosakata penuh Inspiratif dan menyayat. Dunia yang begitu dinamis, MDMC terus kita dituntut tidak boleh lengah, apalagi berdebat yang tak tidak menimbulkan manfaat, pada akhirnya tidak akan berimplikasi sedikitpun terhadap kemajuan kita. Lebih baik kita membangun dan membangun dan mengatakan secepatnya good bye pada perdebatan. Bravo MDMC Kota Metro.
Bergerak Dalam Nafas Kemanusiaan
Sebagai insan yang peduli terhadap kemanusiaan, tak jarang awak media tertinggal dalam peliputannya, sehingga banyak kegiatan MDMC yang luput dari pantauan media, jika menurut penulis bahwa MDMC “ Bergerak Dengan Nafas Kemanusiaan” disinilah terkadang media Pontang panting dalam mengimbangi gerak MDMC Kota Metro. Tak heran para relawan MDMC Kota Metro, jarang sekali membahas administrasi diawal, justru pertolongan yang pertama di utamakan, kalau bahasa hukum nya “Salus populi suprema lex esto”, keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi.
Pelajaran berharga dari MDMC, sebagai gerakan pemuda, dimana tak kenal lelah dalam bekerja, tanpa pandang bulu, untuk berbuat, demi kemanusiaan, disinilah muncul sebuah tatanan pemuda yang berjiwa ksatria, pantang menyerah, kita lihat, relawan tanpa bergaji ini terus berbuat untuk negeri, perpanjangan tangan dari khittah Muhammadiyah, bergerak tanpa berita, serta anggun dalam bertindak, mewujudkan masyarakat Muhammadiyah yang berperadaban. sebagai ungkapan bahwa MDMC merupakan nafas besar persyarikatan.
Mendarat Dalam Situasi Darurat
Struktur organisasi yang ada di MDMC terkadang hanya sebuah pelengkap, terlebih dalam upaya penanggulangan bencana, menjadi prioritas dalam bertindak, tak heran, tanpa komando atasan, hanya koordinasi terbatas, secepatnya relawan bergerak dalam aksi nyata, jiwa-jiwa muda akan muncul pada ajang kebencanaan, yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan penanggulangan bencana, tidak tua dan muda, seluruh relawan bergerak seperti layaknya para pemuda dalam merebut kemerdekaan, yang bernafaskan kemanusiaan, berlandaskan agama sebagai kiblat utama dalam bergerak.
Sebagai gerakan dakwah persyarikatan, patut diacungi jempol bagi relawan MDMC, rela meninggalkan keluarga, anak istri, demi misi kemanusiaan, sebagai upaya jalan dakwah merupakan bagian dari refleksi dari sumpah pemuda, mewujudkan tatanan moral dan etika dalam pelaksanaan dilapangan. Maka tidak heran jika ada penghargaan ditahun 2018 dari Kementerian dalam negeri sebagai Ormas Terbaik dalam Penanggulangan Kebencanaan, namun itu bukanlah tujuan utama dari MDMC melainkan keselamatan Manusia adalah hukum tertinggi.
Oleh : Agus Wirdono,S.A.P.
(Mahasiswa Pascasarjana Fisip Unila)
Artikel ini merupakan kiriman pembaca wartamu.id. (Terimakasih – Redaksi)