WARTAMU.ID, Way Kanan (Lampung) – Memilih karena diberikan uang, memilih karena ketakutan karena adanya intimidasi, memilih karena termakan isi Hoax atau SARA, bahkan tidak menggunakan haknya untuk memilih menjadi ancaman serius dalam dunia Demokrasi. Dalam rangka meningkatkan kualitas para pemilih yang diharapkan melahirkan pemimpin yang juga berkualitas sehingga mampu memperjuangkan aspirasi rakyat.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Way Kanan melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) melakukan fasilitas penyelenggaraan pendidikan politik dan peningkatan demokrasi bagi pemilih pemula. Kegiatan tersebut dilaksanakan di aula SMAN 1 Blambangan Umpu Way Kanan. Selasa, 4/4/2023.
Kegiatan yang diawali dengan menyanyi lagu Indonesia Raya, dilanjut dengan doa, sambutan-sambutan, pemaparan materi dan tanya jawab.
Sunaryo selalu Kepala SMAN 1 Blambangan Umpu memberikan apresiasi dan ucapan terimakasih atas diselenggarakan kegiatan ini di SMAN 1 Blambangan Umpu.
“Kita bersyukur tempat kita (SMAN 1 Blambangan Umpu) dipilih untuk kegiatan ini, Kemudian para peserta (Siswa/i) jangan ragu-ragu kalau ada yang ingin ditanyakan berkaitan dg pemilu ini kepada para Narsum”. Jelas Sunaryo dalam sambutannya sebagai tuan rumah kegiatan.
Pemimpin yang hari ini berkuasa merupakan produk dari Rakyat butuh sendiri yang telah memberikan mandatnya kepada orang yang dipilih. Arifin selaku Kepala Kesbangpol Way Kanan menjelaskan bahwa hari kemarin menentukan kita hari ini dan kita hari ini akan menentukan bagaimana masa depan kita.
“Apa yg kita rasakan hari ini adalah buah dari apa yg kita lakukan kemarin, jadi pemimpin yg ada hari ini adalah akibat Pemilu sebelumnya”. Ucap Arifin.
Jadi pertanyaan selanjutnya puaskan kita dengan kinerja orang yg kita pilih kemarin? Dan dengan berdasarkan apa kita milih mereka kemarin. Apakah karena diberikan uang, termakan info hoax dll.
Tujuan dari pada kegiatan hari ini tak lain adalah untuk meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih, memberikan pemahaman kepada pemilih pemula agar tahu bagaimana cara memilih dan lain sebagainya.
Pemilih pemula adalah orang yang baru pertama kali melakukan pemilihan. Pemilih pemula dirasa sangat idealis untuk melahirkan pemimpin yang berkualitas.
Pemilu merupakan sarana resmi secara konstitusi untuk melakukan pergantian kepemimpinan melalui proses pemilihan. Kita patut bersyukur tinggal di Negara yang sangat Demokrasi sebagaimana dijelaskan Tri Sudarto (Anggota KPU Way Kanan).
“Kita tinggal di Negara Indonesia yang sangat Demokrasi, sehingga tidak hanya anak raja yang dapat menjadi pemimpin kita. Pergantian kepemimpinan juga bukan dengan cara berperang seperti zaman kerajaan dahulu kala”. Jelas Tri Sudarto.
Tahun 2023 telah memasuki tahapan-tahapan penyelenggaraan Pemilu dan pada tanggal 14 Februari 2024 kita akan memilih Calon Presiden dan Wakilnya, DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
“Ada 5 surat suara yang akan diberikan kepada kawan-kawan pemilih pemula nantinya untuk memilih Presiden, DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Jadi jangan sampai kawan-kawan pemilih Pemula tidak menyalurkan haknya dengan mencoblos calon-calon pemimpinnya”. Tambah Tri Sudarto.
Puluhan peserta dari Siswa/i SMAN 1 Blambangan Umpu Way Kanan sangaat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Terlebih saat disampaikan perihal pentingnya sebuah Pemilu sebagaimana dijelaskan Nurhayati (Anggota Bawaslu Way Kanan).
“Melalui Pemilu kita akan mengetahui program-program dari para calon pemimpin, kita dapat memilih calon pemimpin yang menurut kita berkualitas, berintegeitas secara langsung dengan menyalurkan hak suara, dan Pemilu akan menentukan nasib bagaimana Roda Pemerintahan kedepan akan berjalan”. Jelas Nurhayati.
Menjadi sangat miris ketika banyaknya pejabat publik yang tersandung kasus hukum perihal melakukan tindakan pidana korupsi. Ada Menteri, Anggota DPR, DPRD, Gubernur, Bupati dan Walikota. Besarnya biaya politik yang dikeluarkan saat kampanye, sehingga merasa perlu dikembalikan saat ia menjabat.
Suburnya praktik politik uang karena calon pemimpin tidak berkualiatas sehingga memanfaatkan masyarakat pemilih yang kurang dalam hal perekonomian untuk menjadi mangsanya. Maraknya berita bohong/hoax juga menjadi metode yang dilarang namun kerap dimainkan khususnya untuk calon pemimpin tingkat nasional seperti Capres dan Cawapres bahkan isu politik SARA cenderung digunakan oleh calon tertentu untuk mengalahkan calon lainnya