“All Eyes on Rafah” dan Kesadaran Kemanusiaan

Ilustrasi Dok Foto Istimewa

WARTAMU.ID, Humaniora – “All Eyes on Rafah” menjadi trending topik di berbagai media sosial, menggambarkan situasi genting yang terjadi di Rafah, tempat pengungsian terakhir bagi warga Palestina. Konflik yang tak berkesudahan dan derita yang terus menerus dialami, menjadikan mereka tidak yakin apakah mereka masih akan tetap bertahan di dunia. Salah satu diantara mereka bahkan mengungkapkan “setelah ini kami akan mengungsi ke surga” dilansir dari Deras.id (30/05/2024). Kepedulian masyarakat dunia terhadap Palestina diantaranya terlihat dari banyaknya postingan “All Eyes on Rafah”. Fenomena ini menimbulkan rasa kepedulian, empati serta kesadaran kemanusiaan yang muncul di benak masyarakat.

“All Eyes on Rafah” memiliki arti “Semua Mata Tertuju Pada Rafah”, slogan ini memberikan pesan kepada masyarakat seluruh dunia, agar peduli terhadap apa yang terjadi saat ini di Rafah. Dikutip dari laman Forbes (28/05/2024) slogan tersebut diduga berasal dari perkataan Rick Peeperkorn ia merupakan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berkantor di wilayah Palestina. Hal ini bermula pada saat Rick Peeperkorn mengatakan “All Eyes on Rafah” kepada wartawan pada bulan Februari, setelah Benjamin Netanhayu Perdana Menteri Israel menginstruksikan strategi penyerangan di Rafah.

Rafah merupakan daerah terakhir yang menjadi tempat pengungsian bagi warga Palestina. Kota ini memiliki luas 64 km persegi yang terletak di selatan Jalur Gaza, serta merupakan daerah yang berbatasan dengan Mesir. Serangan yang dilakukan oleh Israel terjadi pada tanggal 26 Mei 2024 jam 10 malam waktu setempat. Israel melakukan serangan ini melalui jalur udara, mereka menjatuhkan bom di area tempat pengungsian masyarakat Palestina. Dikutip dari TEMPO.co (29/05/2024) sekitar ada tujuh bom seberat 900 kg dan beberapa rudal yang telah mereka gunakan dalam serangan tersebut. Peristiwa ini mengakibatkan kebakaran di area camp Tel Al-Sultan. Kebanyakan dari mereka yang menjadi korban dari serangan tersebut adalah warga sipil dan anak-anak. Postingan yang beredar di media sosial saat ini, baik berupa foto ataupun video, telah menggambarkan keadaan yang sedang terjadi disana, para pengungsi yang selamat berusaha mencari anggota keluarganya yang terjebak di reruntuhan. Ada beberapa postingan yang sangat menyayat hati kita semua yaitu, foto-foto anak kecil yang mengalami penderitaan. Melihat foto tersebut pasti diantara kita merasakan sedih atau bahkan ingin marah terhadap kekejaman yang dilakukan oleh Israel.

“All Eyes on Rafah” Dianggap FOMO

Semua orang di seluruh dunia mungkin sudah tahu bahwa postingan “All Eyes on Rafah” sedang menjadi trending topik di berbagai platform media sosial termasuk Instagram, X dan TikTok. Banyak masyarakat yang telah membagikan postingan tersebut di media sosial mereka, baik itu dalam bentuk video ataupun dalam bentuk poster gambar AI (Artificial Intelligence). Tidak hanya masyarakat biasa, namun artis luar negeri pun juga turut serta dalam membagikan postingan tersebut, contohnya seperti Bella Hadid, Dew Jirawat, Tontawan, Suho EXO dan masih banyak lagi, dengan membagikan postingan tersebut mereka tidak takut karir mereka hancur.  Namun ternyata dibalik trendingnya postingan “All Eyes on Rafah”, ada sebagian orang yang mengatakan tindakan tersebut tergolong FOMO. Dilansir dari halodoc.com (08/01/2024) kata FOMO atau Fear of Missing Out merupakan gejala yang dialami oleh seseorang yang takut terhadap ketertinggalan sesuatu yang sedang populer. Orang-orang yang mengalami FOMO cenderung takut melewatkan momen penting yang sedang terjadi di lingkungan sosial.

Tindakan FOMO tersebut dinilai negatif oleh sebagian orang, mereka yang ikut serta dalam membagikan postingan itu dianggap hanya mencoba untuk ikut-ikutan terhadap apa yang sedang trending di media sosial, tindakan yang dilakukan dianggap sia-sia, mereka beranggapan bahwa orang-orang yang membagikan postingan tersebut sebenarnya tidak tahu terhadap masalah yang terjadi disana, tentunya hal ini menuai kontroversi di berbagai platform media sosial, seperti TikTok. Sebenarnya tindakan FOMO itu tidak sepenuhnya bersifat negatif, dikutip dari KOMPAS.com (26/01/2024), menurut Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang, beliau mengatakan bahwa FOMO juga memiliki banyak dampak positif, contohnya mampu membuat seseorang terlibat lebih aktif dalam kehidupan sosial. Sebagian orang yang mengatakan FOMO dalam bentuk sisi positif, mereka berkata “apakah ada yang salah jika FOMO dalam kebaikan?” mereka juga mengungkapkan bahwa hal itu merupakan salah satu bentuk tindakan kecil dari kita untuk membantu mereka yang menjadi korban atas kekejaman Israel. Menurut beberapa orang-orang yang sudah pernah membagikan postingan tersebut, hal yang mereka lakukan itu pure dari bentuk kepedulian, kesadaran kemanusiaan serta empati dari diri mereka sendiri terhadap apa yang sedang terjadi di Rafah.

Dampak Positif Setelah Memposting “All Eyes on Rafah”

Terlepas dari anggapan masyarakat, apakah tindakan tersebut termasuk FOMO atau bukan, namun, yang perlu kita tegaskan kembali adalah cara yang kita lakukan itu merupakan bentuk dari bukti kepedulian kita semua. Tujuan dibagikannya postingan tersebut agar seluruh dunia tahu terhadap apa yang sedang terjadi di Rafah saat ini. Dengan menaikkan hastag atau men-share postingan tersebut, membuat orang-orang penasaran dan pada akhirnya mereka yang tadinya tidak tahu terhadap apa yang sedang terjadi disana dengan melihat itu diharapkan mereka bisa menjadi tahu atau bahkan mengerti terhadap apa yang sedang terjadi di Rafah.

Saat ini yang hanya bisa kita lakukan untuk mendukung mereka adalah dengan melakukan hal itu, walaupun ada sebagian orang yang kontra terhadap tindakan tersebut, namun hal itu bisa memberikan dampak yang luar bisa untuk mereka yang ada disana. Tindakan yang kita lakukan saat ini tidak akan pernah sia-sia. Kita sebagai manusia yang masih memiliki naluri kemanusiaan tentunya miris melihat keadaan disana, ini bukan soal agama melainkan kemanusiaan. Oleh karena itu mari tunjukan bukti kemanusiaan kita, jangan takut dianggap FOMO oleh orang lain. Selain mengunggah postingan tersebut, langkah selanjutnya yang dapat kita lakukan saat ini untuk mereka yang ada di Rafah adalah berdo’a. Semoga do’a tulus yang kita panjatkan saat ini dapat memberikan kekuatan kepada mereka untuk mengahadapi para zionis Israel.

Oleh : Cindy Mutiara

Mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

Maaf tidak untuk di copy