WARTAMU.ID, Humaniora – Kehidupan para angkatan muda Muhammadiyah terkadang tidak sejarah dan seberuntung dengan kader Muhammadiyah lainnya. Hal ini termasuk bagian dari keragaman di lingkungan Muhammadiyah itu sendiri, apalagi di kalangan generasi muda Muhammadiyah sebagai penerus estafet dakwah Islam Berkemajuan. Ortom sebagai bentuk organisasi otonom yang juga disebut sayap organisasi maupun organisasi naungan didikan persyarikatan Muhammadiyah melalui jalur pengkaderan di dalamnya. Angkatan muda mudi Muhammadiyah adalah generasi penerus berkelanjutan persyarikatan dalam mengisi usianya menuju 200 tahun, sebuah perjalanan panjang dari segi usia yang tidak mudah dijalankan boleh organisasi Islam lainnya. Bahkan di dalam sejarahnya, banyak anak muda yang memulai Muhammadiyah seperti Kiyai Ahmad Dahlan muda, para santri muridnya dan penggerak Muhammadiyah yang masih cenderung sangat muda. Sehingga semangat muda itu akan terus mengalir di persyarikatan Muhammadiyah sekalipun tantangan nya begitu besar.
Indonesia sebagai negara yang besar dengan penduduk mencapai hampir 300 juta ini pun memiliki banyak generasi muda yang beraneka ragam. Ada yang memiliki privilege, ada yang nasib beruntung, ada yang berprestasi, ada yang pekerja keras, ada yang berjuang dari nol bawah, ada yang relasi luas, ada yang tahan banting dan berbagai macam karakter lainnya termasuk yang berada di Muhammadiyah itu sendiri. Tema besar Indonesia emas dan prediksi bonus demografi Indonesia di kemudian hari itu menjadi paradoks, kontradiksi, halusinasi, imajinasi, mimpi fiksi, ilusi tinggi, dan agenda yang hanya penuh diksi. Sebab, fenomena dan realitasnya ternyata tak seindah impian dan cita-cita yang tertulis di dalam rekaman agenda dikarenakan masih banyak generasi yang tertinggal, buta huruf, pengangguran, stunting, IQ jongkok, kriminal, putus sekolah, predator ijazah, dan lain sebagainya. Hal itu disebabkan oleh kesenjangan ekonomi, ketidakadilan, birokrasi korup, serta akibat dari tata kelola pemerintahan maupun negara dikendalikan oleh para oportunis dan hipokrit. Sedih rasanya bilamana negara yang luas ini masih saja mengalami kegagalan struktural ataupun kelemahan yang tidak diperlukan. Pentingnya penyegaran, peremajaan dan pembaharuan di segala sektor instansi-instansi menjadi hal yang paling fundamental untuk dilakukan transformasi struktur.
Generasi Sandwich Muhammadiyah adalah generasi yang memiliki kesulitan dalam mencapai kesejahteraan dikarenakan harus mampu berjuang untuk menghidupkan diri sendiri sekaligus orang tua, saudara dan juga keluarganya dari kerasnya kehidupan. Generasi sandwich Muhammadiyah itu umumnya angkatan muda muhammadiyah ortom yang baru menyelesaikan sekolah atau perkuliahan sebagai fresh graduate maupun yang sudah lama namun belum memiliki karir ataupun belum bisa mencapai jenjang karirnya. Generasi muda Muhammadiyah inilah yang secara umum termasuk generasi cerdas yang juga ikhlas ketika bermuhammadiyah baik di persyarikatan, Ortom maupun amal usaha Muhammadiyah. Sebab dengan rasa kepedulian yang tinggi, tekad yang besar, ideologi yang tajam, sikap yang ikhlas dan kesabaran yang banyak menjadi modal aset sumber daya kader yang berkelanjutan. Fenomena generasi Sandwich ini memang gambaran umum dari kondisi sosial dan ekonomi, hanya saja dalam internalisasi Muhammadiyah pun terasa, akibat minimnya lapangan pekerjaan juga masih rendahnya kualitas entrepreneur generasi muda. Hanya saja sedikit diuntungkan di era digital dan sosmed, sehingga berbeda generasi Sandwich Muhammadiyah masih bisa bertahan hidup secara mandiri meskipun dalam level kecil mikro dengan memanfaatkan sosial media sebagai media nya. Generasi Sandwich Muhammadiyah ini juga perlu mendapatkan perhatian khusus demi terwujudnya kemakmuran angakatan muda mudi Muhammadiyah sebagai generasi Sandwich di era digital modern 4.0 dan 5.0 ini.
Perlu adanya terobosan AUM baru yang lebih luas untuk menciptakan lapangan pekerjaan khususnya memfasilitasi jalan generasi muda Muhammadiyah. AUM yang lebih profit dapat menyelamatkan generasi sandiwich Muhammadiyah secara finansial, spiritual dan intelektual. Jangan biarkan para estafet penerus perjuangan dakwah Muhamadiyah ini semakin hilang, krisis, bahakan kritis bilamana terjadi musibah atau bencana alam serta kondisi diluar dugaan lainnya. Menghadirkan AUM yang dapat menyerap tenaga kerja muda bagi para angkatan muda Muhammadiyah, sekaligus untuk membawa kembali mereka pulang kepangkuan induk organisasi yang dicintai ini bernama Muhammadiyah. Kalau bukan angkatan muda Muhammadiyah, ortom, kader muda Muhammadiyah, generasi Muhammadiyah, lantas siapa lagi dan kapan lagi. Sebab bila tidak dimulai hari ini, maka ketertinggalan semakin jauh dan antisipasi dari awal jadi lebih terlambat. Inilah pentingnya memperhatikan generasi Sandwich Muhammadiyah yang terjepit oleh kebutuhan hidup sendiri, orang tua, saudara dan keluarganya sehingga hidup hanya seakan untuk bertahan saja.
Dengan melihat fenomena maraknya generasi Sandwich di Indonesia, ditambah lagi daya beli rendah serta segala kebutuhan pokok semakin mahal membuat keadaan menjadi tidak stabil. Dikhawatirkan generasi semakin rusak dan hancur, serta disayangkan bila generasi muda Muhammadiyah hilang ditelan bumi atau menjadi mental kerupuk yang rentan atau mental kompor meleduk yang terlalu mudah meledak sampai merugikan banyak pihak. Diperkirakan penduduk semakin bertambah dan juga meningkatanya angka generasi muda ini, jangan sampai menjadi masalah serta bencana kemanusiaan dalam sektor kesejahteraan, perekonomian dan juga keadilan. Semoga para generasi Sandwich muhammadiyah di mana pun berada baik di AUM, pabrik, sekolah, pesantren, kampus, instansi pemerintahan, rumah sakit, aparat militer, aparat polisi dan lain sebagainya tetap diberikan kekuatan dan keistiqomahan. Ini memang tidak mudah dan ini memang berat, akan tetap pasti ada jalan keluarnya sebagai bentuk pertolongan dari Allah SWT. Jangan bersedih hari bilamana masih dalam kategori generasi Sandwich Muhammadiyah, tetaplah berjuang dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja totalitas, kerja tuntas, dan kerja spiritual yang baik. Bagaimanapun sulit nya keadaan generasi Sandwich Muhammadiyah, tetap harus bermuhammadiyah, aktif berorganisasi, mengikuti berbagai kegiatan persyarikatan, dan menjaga keberlanjutan dakwah islam berkemajuan tanpa waqar berhenti tentunya. Semoga ke depannya para generasi Sandwich Muhammadiyah ini menjadi para tokoh teladan bangsa sekaligus manusia bermanfaat yang juga kembali membantu problematika kehidupan lainnya agar tetap maju, berkembang dan mencerahkan seluruh umat manusia.
Oleh : As’ad Bukhari, S.Sos., MA
(Analis Intelektual Muhammadiyah Islam Berkemajuan)