WARTAMU.ID, Yogjakarta – Kabar meninggalnya tokoh Muhammadiyah, Buya Ahmad Syafii Maarif pada Jumat (27/5) mengakibatkan kesedihan mendalam. Ungkapan cinta dan kesedihan disampaikan berbagai pihak, suku dan agama. Sementara itu salat jenazah kepadanya tidak terputus dari waktu zuhur hingga ashar.
“Orang mau bersikap sederhana itu mudah. Bersikap jujur itu mudah. Mempunyai tekad untuk perjuangan agama dan bangsa itu mudah. Yang sulit adalah terus bersikap seperti itu. Dalam bahasa kita disebut istikamah. Buya Syafii istikamah menjadi guru bangsa. Istikamah menjadi teladan umat. Istikamah di dalam akhlakul karimah. Istikamah ini yang menjadikan saya yakin, saudara saya, Buya Syafii Maarif milik bangsa Indonesia yang terindah. Beliau ini adalah waliyun min auliya’ illah (wali dari wali-wali Allah),” ungkapnya lirih sembari mengutip Surat Fushshilat ayat ke-30 sampai 32.
“Kita melihat kebenaran ayat ini dari pribadi Buya Syafii. Buya Syafii itu tidak pernah tertundukkan atau ditundukkan oleh kesedihan karena beliau adalah wali Allah, kekasih Allah. Alaa inna auliya’ Allahi laa khaufun alaihim wa laa hum laa yahzanun. Tanda-tanda kewalian itu menurut Alquran adalah tidak takut dan tidak ditundukkan oleh rasa takut. Beliau tidak takut melarat. Tidak takut dihinakan orang. Yang terpenting bagi beliau adalah (kesadaran) Rabbunallah (pengayom kami adalah Allah),” imbuhnya.
“Banyak sekali orang yang takut melarat lalu berkorupsi. Ada yang takut dianggap tidak pinter lalu sombong keminter dan lain sebagainya. Kita bisa melihat Buya Syafii Maarif itu tidak memiliki ketakutan apapun. Maka kalau kita cari dalil-dalilnya dari hadis Kanjeng Nabi Muhammad Saw, tanda-tanda wali itu ada pada Allahyarham Buya Syafii Maarif,” tegas Gus Mus.
Secara pribadi, Gus Mus mengaku memiliki kenangan khusus. Gus Mus dan Istri pernah satu kemah dengan Buya Syafii dan istrinya saat menunaikan ibadah haji sekian tahun silam.
“Saya tidak mendoakan beliau, tapi mendoakan kita semua. Mudah-mudahan kita keluberan, sedikit dari apa yang dimiliki oleh beliau. Kalau kita percaya berkah mudah-mudahan kita keberkahan pribadi indahnya Buya Syafii Maarif,” kata Gus Mus.
“Tentu saja Indonesia menangis pada hari Jumat ini. Kita menangis sementara saya membayangkan beliau tersenyum di sana, di terima di haribaan Allah dengan segala rahmat-Nya. Saya mengucapkan bela sungkawa kepada diri saya dan kepada anda sekalian terutama kepada keluarga Buya, mudah-mudahan Allah memberikan ketabahan, kesabaran kita dan mudah-mudahan ada di antara kita yang akan menjadi miriplah dengan Buya meskipun tidak sama karena mungkin Buya tinggal satu stoknya itu yang diciptakan Allah Swt. Anugerah besar dari Allah Swt kepada bangsa ini,” pungkas Gus Mus. (afn)
Sumber : muhammadiyah.or.id