WARTAMU.ID, Bandung, 18 September 2024 – Gempa bumi berkekuatan 5.0 magnitudo mengguncang Kabupaten Bandung dan Garut pada Rabu pagi. Getaran gempa ini mengakibatkan kepanikan di sejumlah wilayah terdampak, salah satunya di Kecamatan Kertasari. Di Kampung Neglasari, Desa Cibereum, warga berhamburan keluar rumah. Sebagian warga yang sedang bekerja di ladang dan kebun terkejut dan berlari ketakutan.
Dadan (50), seorang petani di Kampung Neglasari, adalah salah satu warga yang mengalami kepanikan hebat saat gempa terjadi. “Saya langsung lari dengan perasaan panik dan wajah pucat,” cerita Dadan. Yang ada dalam pikirannya bukan keselamatan istri dan anaknya, tetapi kondisi ibunya yang sudah tua dan sendirian di rumah. “Saya memikirkan ibu, apakah dia baik-baik saja,” tambahnya.
Ketika Dadan tiba di rumah ibunya, ia mendapati daun pintu rumah sudah menimpa tubuh ibunya yang tak berdaya. Dengan sigap, ia segera menolong sang ibu. Peristiwa itu ia ceritakan ketika ditemui di hunian darurat yang didirikan di belakang rumahnya yang kini sudah retak-retak, pada Kamis (3/10/2024). “Setelah ibu selamat, barulah saya cek kondisi istri dan anak. Alhamdulillah mereka baik-baik saja,” ujar Dadan penuh syukur.
Namun, meski keluarga Dadan selamat, rumahnya tak lagi layak huni akibat gempa tersebut. “Rumah saya sudah tidak bisa ditempati lagi,” katanya dengan nada sedih. Namun, di tengah situasi yang sulit, bantuan dari relawan Muhammadiyah datang sebagai penyelamat. Para relawan memberikan dukungan moril dan bantuan darurat, termasuk mendirikan hunian sementara bagi warga terdampak seperti Dadan.
Tidak hanya itu, Dadan juga mengungkapkan bahwa ini adalah kali kedua rumahnya terdampak gempa. Pada tahun 2009, gempa besar juga meruntuhkan bagian depan rumahnya. “Ini ujian berat buat saya dan keluarga. Tapi saya bersyukur ada bantuan dari Muhammadiyah yang selalu hadir di saat seperti ini,” ujarnya.
Demi membangun hunian darurat yang dibantu oleh Muhammadiyah, Dadan harus merelakan ladang tempat ia menanam kol dan labu sayur (waluh). “Ladang di belakang rumah terpaksa saya bongkar untuk mendirikan hunian sementara,” jelasnya. Hunian tersebut berukuran 3 x 6 meter persegi dan meski sederhana, Dadan merasa bersyukur bisa memiliki tempat berteduh untuk melepas lelah dan menahan dinginnya malam.
Dalam kunjungan Direktur Utama Lazismu, Ibnu Tsani, dan Shofia Khorunisa, Dadan mengajak mereka melihat langsung kondisi hunian darurat yang ditempatinya. Selain itu, Dadan juga menerima bantuan berupa Rendangmu dari Lazismu, yang merupakan amanah dari Bank Nano Syariah. “Saya sangat berterima kasih atas bantuan ini,” ucap Dadan dengan tulus.
Tidak hanya Dadan, warga lain di sekitar Pos Koordinasi Muhammadiyah juga merasakan manfaat bantuan tersebut, terutama lezatnya Rendangmu yang dibagikan kepada mereka. Atas bantuan yang diberikan, Dadan mengucapkan terima kasih kepada Lazismu dan Bank Nano Syariah. Ia berharap situasi segera kembali normal agar ia bisa melanjutkan pekerjaannya mengurus ladang dan kebun yang setiap hari menjadi sumber penghidupannya.












