Lukisan Kaligrafi Islam Karya Ketua PWM Jawa Barat Prof Dr KH Ahmad Dahlan Dipamerkan di Unity Art Project 2024

Ketua PWM Jawa Barat Prof Dr KH Ahmad Dahlan

WARTAMU.ID, Bandung, 7 September 2024 – Lukisan kaligrafi Islam karya Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat, Prof Dr KH Ahmad Dahlan MAg, menjadi salah satu karya yang dipamerkan dalam Unity Art Project 2024. Pameran ini digelar oleh Komunitas Lingkaran di Sangkuriang 6 Gallery (Ngopi Doeloe Sangkuriang), Jalan Sangkuriang, Dago, Kota Bandung, pada 7 September 2024.

Karya Ahmad Dahlan yang berjudul “Al-Baqarah: 208 III” dipamerkan dengan menggunakan media cat akrilik di atas kanvas berukuran 50 cm x 50 cm yang dibuat pada tahun 1997. “Lukisan ini menggambarkan pesan mendalam tentang pentingnya agama sebagai nilai utama kehidupan yang mengilhami manusia untuk berkomitmen secara total dalam setiap aspek kehidupan,” ujar Ahmad Dahlan.

Dalam wawancaranya, Ahmad Dahlan mengungkapkan bahwa ia belajar melukis secara autodidak. “Saya mulai dari aktivitas menggambar di sekolah saat pelajaran menulis halus dan menggambar,” kenangnya. Ketertarikannya pada seni kaligrafi berkembang saat di bangku SLTP, di mana ia belajar menulis khat di Pondok Pesantren Pabelan, Magelang, dan mengembangkan kemampuan dengan membuat kaligrafi Al-Quran.

Saat melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut, Jawa Barat, Ahmad Dahlan mulai menekuni seni melukis kaligrafi. Ia bahkan berhasil memenangkan beberapa perlombaan kaligrafi se-Kabupaten Garut pada peringatan HUT Depag untuk kategori Tulisan dan Dekorasi. Meski sempat meraih berbagai penghargaan, pada tahun 1990-1992 ia memutuskan berhenti mengikuti perlombaan demi fokus belajar melukis kaligrafi di atas kanvas secara mandiri. “Hal ini membawa saya pada pengembangan karya-karya yang lebih mendalam dan artistik,” jelasnya.

Ahmad Dahlan mengaku diajak untuk terlibat kembali dalam pameran seni kali ini karena sudah lama tidak melukis, sekitar dua puluh tahun. Padahal, dulu ia aktif melukis kaligrafi Islam yang kaya akan nilai dakwah dalam seni lukis. Dalam kesempatan ini, ia menekankan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan dakwah, dan gerakan pembaharu. “Islam sebagai sumber nilai harus disampaikan agar dapat diterapkan dalam kehidupan, dengan pendekatan yang relevan dalam konteks modernisasi saat ini,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa dalam dakwah, cara penyampaian yang indah dan tepat sangat penting, termasuk memahami ruang dan psikologi objek. “Bagi masyarakat yang bisa berkomunikasi melalui seni, seperti seni lukis, pesan dakwah dapat tersampaikan melalui karya seni tersebut. Itulah sebabnya di Muhammadiyah ada LSBO (Lembaga Seni, Budaya, dan Olahraga) sebagai unsur pembantu pimpinan dalam organisasi, yang berfokus pada seni dan olahraga,” tandas Ahmad Dahlan.

Pameran ini menampilkan sebanyak 60 karya seni, termasuk karya-karya dari maestro terkenal seperti Affandi, Ahmad Sadali, Amrus Natalsya, Arie Smit, Barli Sasmitawinata, Hendra Gunawan, Jeihan, Kartika Affandi, Muhtar Apin, Nana Bana, Popo Iskandar, R Tohny Joesoef, Rudiat, dan Wahdi Sumanta. Karya-karya dari pelukis lainnya seperti Diyanto, Dj Rachmansyah, Supriatna, John Martono, dan Taat Joeda, juga turut menghiasi pameran.

Selain itu, karya-karya dari anggota Komunitas Lingkaran, seperti Andi Sopiandi, Asgun (Asep Gunawan), Bambang Harsito, Choiri, Enceng Bosas, Hamdani, Harry Darwin, Heriana, Mohammad Sobirin, Moya K Kamaruddin, Muhamad Nur, dan Tedy Osman juga dipamerkan. Tidak ketinggalan, terdapat juga karya dari pelukis undangan khusus dari berbagai kota, termasuk Ambarsari Sulistyawati, AR Tanjung (Depok), Budhiantini Bagyo (Tini Bagyo), Carsila (Bekasi), Dipo Andi (Yogyakarta), Eddy Hermanto (Bandung), Ghulam Gurat Sopiandi, Iwan Kuswanna (Tasikmalaya), Lilik Subekti (Tangerang), Liza Arne, Nanda Buana, RK Santang (Bandung), Saepul Bahri (Jakarta), Sigit Wicaksono (Bogor), dan Toni Fatoni (Jakarta).

Pameran Unity Art Project 2024 ini diharapkan dapat menjadi ruang untuk berbagi inspirasi, kolaborasi, dan apresiasi bagi seluruh pelaku seni, sekaligus memperkenalkan nilai-nilai keislaman melalui seni kepada masyarakat luas.