WARTAMU.ID, Bandar Lampung – Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Provinsi Lampung bekerja sama dengan Tular Nalar MAFINDO menggelar Pelatihan Akademi Digital Lansia (ADL) bagi 100 lansia di Gedung ‘Aisyiyah Provinsi Lampung, Jl. Tulang Bawang, Enggal, Kota Bandar Lampung, pada hari Minggu, 11 Agustus 2024. Pelatihan ini dihadiri oleh perwakilan dari Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah se-Kota Bandar Lampung, Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Inisiatif Lampung Sehat (ILS), dan Guru SDIT Muhammadiyah Gunung Terang Bandar Lampung.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, sepertiga rumah tangga di Indonesia memiliki lansia sebagai anggota, dengan lebih dari separuhnya menjadi kepala rumah tangga. Data ini menegaskan pentingnya peran lansia, baik sebagai anggota maupun pengambil keputusan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, PWNA Provinsi Lampung dan Tular Nalar MAFINDO menginisiasi pelatihan ini untuk meningkatkan kemampuan lansia dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui literasi digital, terutama menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Warsito, Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Lampung, dalam sambutannya menekankan pentingnya bijak dalam menggunakan teknologi digital. “Indonesia adalah pengguna gawai tertinggi di Asia Tenggara, namun norma dalam dunia digital menunjukkan kita berada di urutan terendah. Maka dari itu, informasi negatif yang bertebaran di media sosial harus kita kalahkan dengan menyebarkan informasi positif. Indonesia memiliki nilai gotong royong, semangat, serta integritas yang tinggi. Nilai-nilai ini harus kita jaga dan terapkan dalam dunia digital,” ujar Warsito.
Ketua PWNA Provinsi Lampung, Ani Lidyawati, mengucapkan terima kasih atas kolaborasi dengan Tular Nalar MAFINDO dalam memberikan edukasi literasi digital kepada para lansia. “Harapan saya, ibu-ibu lansia ‘Aisyiyah, WKRI, ILS, dan Guru SDIT Muhammadiyah dapat mengikuti kegiatan ini dengan serius dan memahami materi dengan seksama. Sehingga, saat kembali ke daerah masing-masing, mereka dapat menjadi penggiat literasi digital di kalangan perempuan, terutama dalam mengidentifikasi hoaks menjelang Pilkada dan menghindari penipuan di dunia digital,” katanya.
Pelatihan ini diawali dengan senam bersama Bugar Digital (BERBUDI) yang diikuti seluruh peserta. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemaparan dari Antoniyus, Komisioner KPU Provinsi Lampung, dengan tema “Demokrasi Digital, Hoaks, dan Perempuan Lansia.” Dalam pemaparannya, Antoniyus berharap pelatihan ini dapat membuka wawasan baru bagi lansia di Kota Bandar Lampung dalam menjelajahi dunia digital, bijak menggunakan media sosial, dan mampu mencari informasi yang objektif dalam menentukan pilihan pemimpin daerah.
Metode diskusi kelompok kecil digunakan dalam pelatihan ini, yang diikuti dengan antusias oleh para peserta. Meskipun berada di usia senja, mereka merasa perlu menambah pengetahuan dalam menggunakan gawai dan mengikuti perkembangan teknologi digital.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua 1 Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Lampung Siti Munawaroh Harun, Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Departemen Pusintek Isnatul Chasanah, serta organisasi otonom Muhammadiyah tingkat wilayah seperti Pemuda Muhammadiyah, Hizbul Wathan, Tapak Suci, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Selain itu, perwakilan dari Lazismu Provinsi Lampung, Komisioner KPU Provinsi Lampung Antoniyus, dan Wakil Sekretaris 2 Forum Puspa Lampung Muhammad Fajar Santoso juga hadir.
Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi para lansia dalam mengoptimalkan peran mereka di masyarakat melalui pemahaman yang lebih baik terhadap dunia digital dan pencegahan hoaks serta penipuan online.
Tentang Tular Nalar Tular Nalar adalah program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui literasi digital dan pemikiran kritis. Tular Nalar telah berkembang pesat dalam tiga tahun terakhir, dengan fokus khusus melibatkan pemilih pemula, pre-lansia, dan lansia.
Tentang Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) MAFINDO adalah organisasi nirlaba yang berdiri sejak tahun 2016, berfokus pada memerangi misinformasi dan hoaks. MAFINDO memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan yang tersebar di 20 kantor di seluruh Indonesia. Kegiatan MAFINDO mencakup pencegahan hoaks, edukasi publik, advokasi, pengembangan teknologi anti-hoaks, serta keterlibatan sosial di tingkat akar rumput.