DAERAH  

Substansi Pembelajaran : ”Mencerahkan Peserta Didik”

Sekolah Dasar Negeri 2 Sidosari Kecamatan Natar Kabupaten  Lampung Selatan memperingati Hari Guru Nasional di Halaman sekolah

WARTAMU.ID, Lampung Selatan – Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2022 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 25 November 2022.  Hari Guru dilaksanakan untuk mengenang sejarah dan semangat perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda, PGHI (Persatuan Guru Hindia Belanda) berdiri tahun 1912 yang berubah nama menjadi PGI (Persatuan Guru Indonesia) tahun 1932. Selanjutnya  Pada tanggal 25 November 1945 berdiri PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Melalui HGN diharapkan agar para guru  terus berupaya meningkatkan semangat dan profesionalitas sebagaimana tema utama HGN “Serentak Berinovasi, Wujudkan Merdeka Belajar”

Sekolah Dasar Negeri 2 Sidosari Kecamatan Natar Kabupaten  Lampung Selatan memperingati Hari Guru Nasional di Halaman sekolah, 25/11/2022. Upacara peringatan ini  diikuti  seluruh siswa kelas 1 sd kelas 6, Dewan Guru dan Tenaga Kependidikan serta sebagian Wali murid. Pelaksanaan Upacara sesuai dengan petunjuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Tehnologi tahun 2022.

Bertindak sebagai Inspektur Upacara Dra Nurhayati Wakhidah,M.Pd.I Kepala Sekolah SDN2 Sidosari, Pemimpin Upacara, Erni Wijayanti guru kelas 3, Pengibar Bendera Merah putih: Sova Marwati Nurmaladewi, Risna Budiati, Iva Khoiratun Hasanah, masing-masing guru kelas 5, 2 dan 6. Protokol: Hilda Dewi Anifa, Dirigen Murniati, Pembaca Naskah Pembukaan UUD 1945  Suryati, Doa dipimpin oleh Nurkhasanah. Komandan Pleton: Sulistyo, Damhuri Abdullah, Nurul Hamidah.

Nurhayati dalam amanahnya menyampaikan apresiasi kepada para petugas upacara terdiri dari dewan guru dan tenaga kependidikan yang telah melaksanakan tugas secara antusias bahkan telah melakukan latihan dan gladi kotor sehari sebelum acara dilaksanakan.  Sehingga pelaksanaan upacara dapat terlaksana dengan baik lancar tanpa kesalahan.ungkapnya.

Selanjutnya Nurhayati melalui peringatan Hari Guru Nasional mengajak dewan guru dan tenaga kependidikan untuk melakukan evaluasi diri, apakah kita sudah melaksanakan substansi pembelajaran “mencerahkan peserta didik”, untuk dapat mencerahkan orang lain kita perlu berikhtiar sekuat daya  mencerahkan diri sendiri dengan memperkaya ilmu dan pengetahuan serta tak henti menyempurnakan integritas pribadi. “Diri yang tercerahkan merupakan fondasi utama bagi jiwa-jiwa merdeka”. Dan kepada peserta didik berpesan agar meningkatkan penghormatan serta rasa ta’dzim kepada bapak ibu guru agar ilmu yang didapat mendapat keberkahan. Sekolah bukan hanya mendidik agar menjadi pintar tetapi lebih dari itu agar menjadi orang yang baik , berucap benar, berprilaku benar, dan berani membela yang benar.Paparnya.

Saat ditemui media Nurhayati mengatakan ”Merasa puas dengan penampilan para petugas, mendekati sempurna. Pembagian tugas dilakukan secara musyawarah, disepakati melalui undian. Seluruh guru harus siap dengan tugas apapun. Guru di SD ini di motivasi, dilatih dan dibiasakan untuk dapat menjadi petugas upacara tanpa memilih, awalnya masih kaku dan grogi alhamdulillah saat ini sudah lumayan baik.

Erni Wijayanti selaku pemimpin upacara memiliki kesan tersendiri  terhadap pelaksanaan upacara kali ini. “Saya merasa tertantang dengan tugas ini, saya harus mengeluarkan suara lantang dan tegas,  saya berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi petugas yang tanpa cela. Karena saya adalah guru dan sedang disaksikan oleh anak-anak murid, maka saya berusaha memberikan contoh terbaik”. Ujarnya.

Sementara petugas lainnya, Suryanti  kepada media  mengatakan“ Saat gladi saya dapat dengan lancar membaca teks Pembukaan UUD RI tahun 1945 tetapi saat pelaksanaan entah karena apa saya agak grogi padahal saya sadar tugas ini bukan hal yang berat”, dengan tugas ini memacu saya untuk terus belajar dan terus belajar, jangan pernah meremehkan hal kecil. Ungkapnya secara jujur.

Setelah upacara para siswa mengekspresikan potensinya dalam bentuk puisi, pantun, menyanyi secara bergiliran dipandu guru kelas, serta memberikan buket bunga dan bingkisan sederhana kepada bapak ibu guru sebagai tanda hormat dan cinta untuk para pahlawan yang tak pernah lelah mendarmabhaktikan dirinya membangun insan cendekia. (Wagiman/Nor wd)

Penulis: Wagiman/Nor wdEditor: HM