WARTAMU.ID – Berbagai peristiwa penting dan bersejarah terjadi pada 7 September di antaranya lahirnya Abdurrahman Wahid alias Gus Dur hingga meninggalnya Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Munir Said Thalib.
Berikut ini peristiwa bersejarah yang dikutip dari Okezone.com pada 7 September :
- Brasil Deklarasi Merdeka dari Portugis
Republik Federatif Brasil atau Republik Federal Brasil mendeklarasikan kemerdekaannya pada, 7 September 1822. Brasil mendeklarasikan diri sebagai negara yang telah merdeka dari Portugis.
Namun, kemerdekaan Brasil baru diakui pada 7 September 1825. Setelah diakui kemerdekaannya, Brasil resmi menjadi negara republik yang sebelumnya menganut sistem monarki, pada 15 November 1889.
- Berakhirnya Pemberontakan Boxer
Pemberontakan Boxer adalah pemberontakan di Tiongkok dari November 1899 sampai 7 September 1901, terhadap kekuasaan asing di sektor perdagangan, politik, agama, dan teknologi. Pemberontakan Boxer disebut juga geraksi aksi anti-asing.
Boxer memulai aksinya sebagai gerakan anti-asing, anti-imperialis, dan merupakan pergerakan berdasarkan petani di Tiongkok utara. Mereka menyerang orang asing yang membangun jalur kereta api dan melanggar Feng Shui, dan juga orang Kristen yang dianggap bertanggung jawab untuk dominasi asing di Tiongkok.
Pada Juni 1900, Boxer menyerang Beijing dan membunuh 230 orang non-Tionghoa. Banyak Tionghoa Kristen, orang Katolik terbunuh di provinsi Shandong dan Shanxi sebagai bagian dari pemberontakan. Dengan slogan “Dukung Qing, hancurkan Barat”, mereka terus beraksi.
Diplomat, penduduk, tentara asing, serta beberapa Tionghoa Kristen melarikan diri ke Legation Quarter dan tinggal selama 55 hari hingga Aliansi Delapan Negara datang dengan 20.000 tentara untuk memadamkan pemberontakan.
Protokol Boxer pada 7 September 1901 mengakhiri pemberontakan dan mengenakan sanksi yang berat terhadap Dinasti Qing, seperti ganti rugi sebesar 450 juta tael perak.
Adanya protokol ini sangat mempengaruhi kondisi politik, ekonomi, dan sosial pemerintah dan penduduk Cina pada saat itu. Pemerintahan tidak lagi dipercaya dan terjadi kenaikkan pajak yang besar menyebabkan Dinasti Qing semakin melemah dan akhirnya dijatuhkan melalui sebuah revolusi pada tahun 1911.
- Lahirnya Mantan Presiden Gus Dur
Dr.(H.C.) K. H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur (lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 dan meninggal di Jakarta, 30 Desember 2009 pada umur 69 tahun).
Ia adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia keempat dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B.J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu 1999.
Penyelenggaraan pemerintahannya dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional. Masa kepresidenan Abdurrahman Wahid dimulai pada 20 Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001.
Tepat 23 Juli 2001, kepemimpinannya digantikan oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut oleh MPR. Abdurrahman Wahid adalah mantan ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Namun, hari lahir Gus Dur juga disebut pada 4 Agustus 1940. Adalah Mahfud MD yang menyatakan, hari lahir Gus Dur adalah 4 Agustus.
- Aktivis HAM Munir Tewas Diracun
Munir Said Thalib merupakan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia. Pria keturunan Arab-Indonesia tersebut lahir di Malang, Jawa Timur, pada 8 Desember 1965 dan meninggal di Jakarta di dalam pesawat jurusan ke Amsterdam, pada 7 September 2004. Munir meninggal dunia pada usia 38 tahun.
Jabatan terakhir Munir adalah Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial. Saat menjabat Dewan Kontras, namanya melambung sebagai seorang pejuang bagi orang-orang hilang yang diculik pada masa itu. Saat itu dia membela para aktivis yang menjadi korban penculikan Tim Mawar dari Kopassus.
Berdasarkan catatan Wikipedia, Munir meninggal dunia karena diracun. Awalnya, tiga jam setelah pesawat GA-974 take off dari Singapura, awak kabin melaporkan kepada pilot Pantun Matondang bahwa seorang penumpang bernama Munir yang duduk di kursi nomor 40 G menderita sakit.
Munir terlihat bolak balik ke toilet. Pilot meminta awak kabin untuk terus memonitor kondisi Munir.