WARTAMU.ID, Humaniora – Kesetiaan bersama organisasi sangat sulit dan bahkan tidak semua orang bisa menerima nya apalagi jika hanya berada dalam tingkat menengah ke bawah yang berbeda dengan menengah ke atas ataupun elitnya. Faktor setia merupakan hal biasa jika keuntungan dan feedback didapatkan besar, sehingga tak perlu lagi melihat dan melirik hal baru di luar sana. Akan tetapi menjadi keputusan sulit dan tidak mudah untuk dapat menjaga Kesetiaan dan loyalitas kepada organisasi jika tak banyak keuntungan atau bonafit yang didapatkan, apalagi malah banyaknya yang didapatkan justru fitnah, intimidasi, diskriminasi sampai pada upaya menjatuhkan hanya karena kepentingan pragmatis nya sesaat. Kehidupan hari ini umumnya manusia hanya membutuhkan 3 hal utama yakni materi, gengsi dan kedudukan di dalam sebuah kehidupan berorganisasi. Magedu ini yakni materi, gengsi dan kedudukan tak akan lepas oleh individu yang mengalami psikologis kecenderungan berkuasa, sosok sentral dan egoisme sikap yang selalu jadi sorotan utama.
Di Muhammadiyah pun terkadang tak semua warga Muhammadiyah dan jamaah Muhammadiyah itu setia dalam kegiatan kajian maupun pengajian. Kadang ngaji di Muhammadiyah, juga kadang ngaji di sebelah, ngaji di sana, ngaji di situ dan seterusnya yang artinya adalah sikap ingin lebih terbuka dan leluasa berbaur dengan sesuatu yang berbeda dari lingkungan intinya. Hal itu terkadang akan menjadi sesuatu yang membingungkan bagi mereka yang masih sangat awam dan rendah literasi beragama apalagi bermuhammadiyah nya. Padahal jika tidak mampu mengambil peran banyak, maka cukuplah berperan pada satu langkah saja agar Kesetiaan dan loyalisnya lebih terjaga. Namun bukan berarti makan Kesetiaan dan loyalitas ini akan menjadi sikap fanatik, taqlid dan kultus terhadap sesuatu. Melainkan Kesetiaan kepada ketaatan yang sesuai dengan pedoman Al Qur’an dan As Sunnah Maqbullah tentunya. Sehingga tetap menjadi warga dan kader Muhammadiyah yang berusaha senantiasa berada di jalan Allah dan Rasulullah tanpa harus tergoda oleh kenikmatan dunia yang dapat merusak iman di dalam jiwa.
Selalu setia bersama Muhammadiyah merupakan sikap kebesaran hati terhadap persyarikatan di tengah banyaknya tawaran, godaan dan kenikmatan di luaran sana yang membuat dengan mudahnya meninggalkan Muhammadiyah ataupun menjadi orang yang selalu ingin menyerang Muhammadiyah dengan fitnah adu domba. Kesetiaan ini termasuk dalam bagian dari istiqomah, ikhlas dan ihsan dalam menyikapi kehidupan bermuhammadiyah. Asalka Kesetiaan itu benar tulus adanya dan bukan karena ada apanya atau karena ada maunya terlselip nafsu Serakah kuasa yang besar. Harus tetap mawas diri dengan muhasabah diri, agar tak hanya soal setia bersama Muhammadiyah saja melainkan juga tulus ikhlas dalam pengabdian bersama Muhammadiyah. Pada dasarnya di mana pun berada dan berpindah-pindah, tetep ada Kehadiran Muhammadiyah tinggal dituntut Kesetiaan mengikuti Muhammadiyah setempat sebagai bentuk rasa Kesetiaan dan loyalitas bermuhammadiyah.
Sering terjadi ujian Kesetiaan bermuhammadiyah ketika berada beberapa kondisi seperti ketika tidak lagi masuk dalam jajaran pimpinan pengurus Muhammadiyah, ketika tak lagi di amal usaha Muhammadiyah, ketika medapatkan kehidupan yang jauh lebih baik daripada Muhammadiyah dan atau ketika memiliki rasa kekecewaan yang besar sehingga tak ingin lagi menjadi bagain dari warga Muhammadiyah ataupun lainnya. Selain itu juga Kesetiaan bermuhammadiyah akan teruji jika sedang mengalami suatu persoalan dan permasalahan yang berlarut begitu panjang, sehingga tak kuat dan tak lagi setia untuk pergi meninggalkan Muhammadiyah. Menjaga hati dan selalu setia bersama Muhammadiyah harus terus dibuktikan dengan berbagai hal dari hal terkecil sampai hal terbesar. Ketika AUM itu masih miskin dan kecil, umumnya banyak yang tidak setia karena hanya jadi batu loncatan pengalaman saja. Ketika AUM sudah menengah dan berkembang pun umumnya masih setengah hati saja dan terkadang tetap tidak loyal bermuhammadiyah bahkan enggak bermuhammadiyah hanya ingin amal usahanya saja. Dan ketika AUM sudah besar dan banyak inilah Kesetiaan mudhs terlihat karena berlomba-lomba ingin mendapatkan nya. Sebuah gambaran di mana ada sebuah materi kehidupan, profesi penghidupan dan potensi kedudukan akan lebih banyak mengatakan selaku setia dan loyal kepada Muhammadiyah.
Memang betul menjaga Kesetiaan itu merupakan sesuatu yang baik, akan tetapi menjadi tidak baik jika Kesetiaan menjadi kedok dan dalih untun menjatuhkan antar satu dengan yang lainnya yang padahal pun masih sama-sama warga kader Muhammadiyah itu sendiri. Upaya penting nya kesadaran, kesabaran dan kebijaksanaan dalam menjalankan organisasi Muhammadiyah agar selalu tetap terus setia bersama Muhammadiyah yang tercinta. Seberapa pun rasa kecewa dan sakitnya ketika menjalani dinamika bermuhammadiyah itu tetaplah untuk terus setia dan ikhlas menjalankan nya. Dengan kelapangan hati, kebesaran jiwa dan dengan kedewasaan pemikiran dapat menjaga sikap Kesetiaan bersama Muhammadiyah secara otentik, tulus dan penuh rahmat dengan selalu mengedepankan nilai positif thinking yang berkemajuan demi tegasnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Tetaplah selalu setia bersama Muhammadiyah dimana pun berada, walaupun mungkin banyaknya godaan tawaran yang membuat Kesetiaan luntur apalagi sampai mencela hanya karena tidak lagi bermuhammadiyah. Semoga jalan keselamatan senantiasa menyertai dengan pilihan hidup yang selalu setia bersama Muhammadiyah sebagai jalan dakwah yang mengantarkan kepada kebermanfaatan dan kemaslahatan seluruh umat manusianya.
Oleh : As’ad Bukhari, S.Sos., MA
(Analis Intelektual Muhammadiyah Islam Berkemajuan)