DAERAH  

Staff Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian, Berikan Metode Penanaman Purba Kepada Karang Taruna

Staff Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian, Berikan Metode Penanaman Purba Kepada Karang Taruna

WARTAMU.ID, Cirebon – Staff Badan Ketahanan Pangan kenalkan pertanian kepada generasi muda khususnya Karang Taruna untuk dibina dan memberikan arahan tentang kapasitas pengolahan pertanian dengan Metode Purba, Kamis, (07/07/2022).

Metode pertanian purba, telah dilakukan oleh orang-orang zaman dulu yang terpusat di Indonesia, dan bisa menjadi barometer untuk menggalakan kembali semangat generasi muda tentang pertanian dan tidak putus generasi.

Staff Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian, Berikan Metode Penanaman Purba Kepada Karang Taruna

Jaelani, Ketua Karang Taruna Kecamatan Palimanan, menurutnya, dalam pertanian harus terus di edukasi kepada generasi muda agar tidak terputus.

“Kami perkenalkan kepada temen-temen Karang Taruna di Kecamatan Palimanan dan Gempol, sebagai upaya meningkatkan semangat muda dalam bertani agar tidak pudar,” ujarnya, di Taman Bernadi Desa Kepuh Kec. Palimanan Kab. Cirebon.

Setelah terselenggaranya acara tersebut, kata Jaelani, anak-anak muda harus mampu melihat potensi pertanian yang lebih murah tetapi menghasillan profit yang banyak.

“Dengan sistem purba, yang telah diajarkan turun temurun oleh orang tua kita zaman dulu, yang tidak mengandalkan dari prodak kimia sehingga sangat efektif untuk hasilnya,” sambungnya.

Lanjut Jaelani, acara pembinaan ini akan terus berlanjut, mengingat di beberapa Desa seperti Palimanan Timur, Cengkuang dan Kepuh serta Pegagan, akan dijadikan suatu project nantinya karena memiliki potensi masing-masing yang harus dirawat dan dikembangkan.

Staff Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian, Berikan Metode Penanaman Purba Kepada Karang Taruna

Ditempat yang sama, Deden Lesmana, sebagai Staff Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian mengungkapkan harapannya kepada generasi muda khsususnya Karang Taruna, agar selalu bergerak dan tidak diam.

“Untuk pertemuan pertama, agar gerakannya masif dan tidak banyak rencana artinya bergerak terus. Kedua, harus sesegera mungkin dilaksanakan, jangan sampai setelah selesainya disini, minggu depan sudah tidak ada lagi, artinya, continue atau berkelanjutan. Ketiga, setiap kelas atau pertemuan harus bertambah pesertanya, agar pembekalan untuk di masyarakat semakin cepat penyebarannya,” kata Deden, juga sebagai Pembina Pertanian Wilayah Jawa Barat dan Bagian Timur.

Untuk pemuda jangan mengandalkan pertanian kepada petani yang usianya sudah 70 tahun, nanti regenerasinya sudah tidak ada dan diharapkan petani-petani muda akan tumbuh dengan sendirinya di desa-desa, tutupnya.

Acara ini ditutup dengan praktek langsung menggunakan Metode Pertanian Purba yang dipantik oleh Deden Lesmana.