Sudah Bulat! Berusia Seabad, Madrasah Mufidah Rintisan KH Mas Mansur Bakal Dibangun

Madrasah Mufidah Rintisan KH Mas Mansur Bakal Dibangun

WARTAMU.ID, Niat pengurus Yayasan KH Mas Mansur sudah bulat. Tahun ini, mereka segera merealisasikan pembangunan Madrasah Mufidah yang usianya sudah seratus tahun alias satu abad. Itu terhitung sejak didirikan madrasah pada tahun 1922.

“Kepanitiaan sudah terbentuk. Insya Allah tahun ini pembangunan mulai dilaksanakan,” terang M. Iqbal Qurusy, sekretaris Yayasan KH Mas Mansur, Minggu (7/8/2022).

Dia lalu menjelaskan, Madrasah Mas Mansur terdiri dari dua bangunan. Bangunan pertama luasnya 280 meter persegi (dua lantai) yang didalamnya termasuk Masjid Taqwa.

Bangunan kedua, sebuah rumah yang sekarang dipakai untuk aktivias TK Islam Mufidah. Luasnya 90 meter persegi. Bangunan ini dulunya milik Ustad Ainur Rofiq, anak KH Mas Mansur, yang kemudian diwakafkan untuk sekolah TK Islam Mufidah.

“Jadi totalnya ada 370 meter persegi yang akan dibangun,” jelas Iqbal.

Rencana pembangunan Madrasah Mufidah sejatinya telah disiapkan sejak tahun 2019 lalu. Ketika itu, pengurus yayasan sudah berancang-ancang merobohkan bangunan lama, kemudian membangun gedung sekolah baru yang lebih baik dan representatif.

Madrasah Mufidah Rintisan KH Mas Mansur Bakal Dibangun

Semua bahan kayu jati yang dipakai untuk lantai dua yang kini masih teronggok di madrasah akan diganti dengan bangunan beton. Itu sesuai dengan maket pembangunan yang dibuat yayasan.

Tak hanya itu saja. Pihak yayasan juga telah menyiapkan rumah kontrakan. Lokasinya tak jauh dari Madrasah Mufidah di kawasan Kalimas Udik, Nyamplungan, Surabaya. Nilai kontraknya saat itu sebesar Rp 120 juta untuk dua tahun.

Rumah kontrakan tersebut akan dipakai ruang pengganti aktivitas belajar mengajar TK-SD Islam Mufidah, sampai pembangunan gedung baru selesai.

“Tapi keadaannya berubah. Ketika di tengah perjalanan muncul covid-19. Kami tak bisa memulai pembangunan. Kegiatan sekolah juga tidak bisa dilakukan tatap muka,” ujar Iqbal.

Macetnya pembangunan itu membawa hikmah tersendiri. Pasalnya, para pengurus yayasan bisa melakukan konsolidasi internal. Tak terkecuali menyangkut pemenuhan kebutuhan anggaran untuk pembangunan gedung baru Madrasah Mufidah.

“Dua tahun lebih kami tidak bisa merelisasikan pembangunan itu,” tutur Iqbal

Kerap Tekor

Selain menyiapkan pembangunan gedung sekolah baru, pengurus Yayasan Madrasah Mufidah juga mengurus legalitas dan perizinan. Khususnya untuk Sertifikat Hak milik (SHM) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Untuk SHM, pihak yayasan masih menunggu hasil dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) setelah memenuhi segala persyaratan yang dibutuhkan. Begitu pun dengan IMB yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya.

“Insya Allah IMB-nya kelar dulu. Sehingga kita bisa segera memulai pembangunan,” tandas M. Iqbal Qurusy.
Dia menuturkan, pihak yayasan mengandalkan donatur dan simpatisan untuk membangun gedung sekolah baru itu.
“Kami tidak mau minta-minta ke instansi-instansi. Pasti ada jalan untuk menyelesaikan pembangunan, entah dari mana asalnya. Ini baitullah,” cetus dia tanpa menyebut nilai pembangunan gedung sekolah baru.

Optimisme tersebut, terang dia seperti pengalaman selama ini. Di mana, pihak yayasan kerap dilaporan kekurangan untuk menutup kebutuhan operasional sekolah, seperti gaji, pembelian ATK, biaya listrik, biaya air, dan lain sebagainya. Ibaratnya besar pasak daripada tiang. Sekolah tak bisa memenuhi kebutuhan operasional hanya dari mengandalkan uang SPP para siswanya.

“Kita sering dilapori kepala sekolah kalau masih kurang dana, ya kita carikan. Biasanya setelah laporan saya janjikan tunggu dua tiga hari, dan alhamdulillah bisa teratasi,” tandas Iqbal.

Kata dia, sejak dulu pihak yayasan tidak pernah menyediakan dana khusus untuk Madrasah Mufidah. Termasuk untuk pembangunan gedung sekolah baru.

“Semuanya mengalir begitu saja. Padahal, jumlah siswanya tidak berkurang, malah bertambah. Dan mayoritas yang sekolah berasal dari kalangan kurang mampu,” tutur dia.

Iqbal menambahkan, meski nantinya Madrasah Mufidah memiliki gedung baru, dia berjanji merawat dan melestarikan peninggalan-peninggalan bersejarah.

“Kami akan menyediakan ruangan khusus yang menyimpan benda-benda bersejarah KH Mas Mansur,” katanya.
Menurut dia, KH Mas mansur adalah tokoh hebat, cerdas, dan sangat dalam ilmu agamanya. Sejak usai 12 tahun, KH Mas Mansur melakukan pengembaraan intelektual dan spiritual di Timur Tengah, yakni di Makkah, Mesir, dan Libya. Tujuh tahun (1908-1915) ulama yang dijuluki Sapukawat Jawa Timur itu melakukan pengembaraan.
“Ketokohan KH Mas Mansur sangat diakui. Dia pahlawan nasional. Kami ingin masyarakat bisa meneladani apa yang beliau lakukan untuk kebaikan umat.

Jujugan Wisata

Nama KH Mas Mansur dan juga Madrasah Mufidah sangat dikenal di Surabaya. Lokasinya berdekatan dengan tempat-tempat bersejarah lain. Di antaranya Masjid Ampel yang sangat legendaris. Di masjid itu nyaris tak pernah sepi pengunjung, baik mereka yang mau berziarah maupun salat. Pemerintah Kota Surabaya merencanakan segera membangun Museum Ampel.

Di dekat Madrasah Mufidah juga ada bangunan-bangunan bersejarah lain, sepetti Pasar Pabean, Langgar Gipo, Kampung Margi, Langgar Bafadol, Masjid Serang dan masih banyak lagi.

Banyak event jelajah sejarah yang menjadikan Madrasah Mufidah sebagai salah satu objek wisata. Beberapa pekan lalu, saya ikut Surabaya Urban Track (Subtrack) yang diadakan Perkumpulan Begandring Soerabaia. Temanya, Pabean Heritage Walk. Pesertanya bukan hanya dari Surabaya, tapi dari daerah lain di Jawa Timur. Kami melewati kawasan Kalimas Udik, di mana ada Madrasah Mufidah peninggalan KH Mas Mansur.

Madrasah Mufidah Rintisan KH Mas Mansur Bakal Dibangun

Kuncarsono Prasetyo, pimpinan Begandring Soerabaia, mengakui ketokohan KH Mas Mansur. “Beliau ulama besar yang dihormati dan rendah hati. Track record-nya jelas,” katanya.

KH Mas Mansur, imbuh doa, salah satu tokoh pergerakan yang sangat berjasa dan berkontribusi besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia..

“KH Mas Masur pergaulan dan wawasannya luas. Dia pernah menjadi anggota Pengurus Khilafat, Majelis Islam A’la Indonesia, sehingga pada tahun 1926 bersama HOS Tjokroaminoto beliau diutus ke Kongres Dunia Islam di Makkah sebagai wakil umat Islam Indonesia,” jelasnya.

Di kawasan Kalimas Udik, Nyampulangan itu, terang Kuncar, diakui cukup unik. Karena ada tokoh yang anak cucunya di kemudian hari jadi dua tokoh besar awal abad 20. Mereka, Hasan Gipo yang kemudian menjadi Ketua Umum pertama NU, dan sepupunya KH Mas Mansur yang menjadi ketua umum Muhammadiyah. (*)