WARTAMU.ID, Bangkalan – Mahasiswa Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura (UTM), merancang suatu program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk mendorong kemandirian pangan masyarakat di Desa Gili Timur dengan memperkenalkan metode pertanian hidroponik.
Progam ini dirancang oleh Adinda Khanaya, Ayu Manunggal, Denis Budimaningseh, Fatimatuz Zahro, Ika Tri Jumrotus S., Insaniatus Sholihah, Intan Andini, Rahil Nasywa Azura Aldian, Siti Khotijah dan Wafiqotul Karimah Zain.
Dalam pelaksanaannya, program metode pertanian hidroponik dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama berupa pelatihan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai cara merancang sistem hidroponik secara sederhana dan memilih jenis tanaman yang sesuai hingga teknik perawatannya.
Adapun tanaman yang dipilih dalam penanaman hidropinik ini adalah pakcoy, bayam, sawi dan kangkung.
Tahap kedua para mahasiswa mengunjungi setiap dusun yang ada di Desa Gili Timur untuk memberikan demonstrasi langsung agar masyarakat dapat mempraktikkan teknik hidroponik di rumah mereka. Program penanaman hidroponik dilakukan di tujuh dusun yaitu, Kretek, Nangkek, Koalas, Sumber, Markas, Labang, dan Candih. Pada pelaksanaan demonstrasi ini, total keseluruhan tanaman yang ditanam secara hidroponik sebanyak 229 bibit.
Kemudian, pada tahap terakhir mahasiswa melakukan monitoring di masing-masing dusun tersebut untuk memastikan tumbuh kembang dari tanamannya.
Salah satu Mahasiswa Program Studi Psikologi UTM, Wafiqotul Karimah Zain mengatakan bahwa para mahasiswa memperkenalkan hidroponik sebagai metode penanaman yang tidak membutuhkan tanah, melainkan menggunakan media air yang diperkaya dengan nutrisi.
“Kami ingin memberikan wawasan kepada warga tentang cara bertani yang lebih efisien dan ramah lingkungan tanpa mengharuskan mereka memiliki lahan yang luas,” katanya.
Alih-alih monoton, metode hidroponik yang diajarkan cukup menarik karena menggunakan bahan-bahan sederhana seperti kotak thinwall dan botol plastik bekas, sehingga biaya yang diperlukan untuk menerapkan teknik ini menjadi lebih terjangkau.
Salah satu warga desa, Abdus menyampaikan rasa syukur atas kegiatan yang dilaksanakan oleh para mahasiswa.
“Kami jadi tahu bagaimana menanam sayuran tanpa menggunakan tanah. Ini sangat bermanfaat untuk kami dan saya harap kegiatan ini dapat terus berlanjut dengan lancar,” ujarnya.
Program penanaman hidroponik ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mendorong pengembangan ekonomi desa sekaligus memberikan solusi bagi warga yang memiliki keterbatasan lahan.
Masyarakat menyambut baik kegiatan tersebut karena dapat menumbuhkan kemampuan tanam masyarakat, sehingga dengan adanya program tersebut menjadi kesempatan emas bagi masyarakat dan mahasiswa untuk mengangsu ilmu tanam sebaik-baiknya.