WARTAMU.ID, Suara Pembaca – Ada yang menarik dari sambutan ibu kepala kampung Eva Sofyana SH dalam launching pasar kuliner Pujasera kemarin (11/12/2021), yaitu tentang konsep ekonomi kerakyatan.
Beliau bercerita tentang perjalanan dalam mendirikan pasar kuliner pujasera yang di bangun dengan konsep gotong royong dan swadaya warga.
Dari warga, oleh warga dan untuk warga inilah konsep ekonomi kerakyatan. Pujasera berangkat dari inisiatif dan kesadaran warga, di kerjakan secara gotong royong dan swadaya, dan keuntungan 100% kembali kepada masyarakat yang terlibat.
Gerakan pasar kuliner secara mandiri ini terbukti bisa menghidupkan ekonomi warga. Dengan modal yang murah tetapi dampaknya sangat besar.
Di acara launching kemarin tercatat omset mencapai 23.345.000. Ini adalah akumulasi dari omset 21 pedagang kuliner yang berjualan di sana.
Artinya rata-rata setiap pedagang mendapat omset 1 juta lebih. Kalau omset ini bertahan di gelaran selanjutnya, dalam 1 bulan rata-rata mereka akan mendapat omset 4 juta. Pasar kuliner ini sudah bisa menghidupi 21 keluarga yang berjualan di pujasera.
Gerakan pasar kuliner ini sangat efektif dalam menghidupkan ekonomi warga. Bahkan di kampung yang tidak punya potensi wisata pun bisa tumbuh ekonominya. Kuncinya adalah gotong royong, Swadaya masyarakat dan konsistensi para penggerak.
Di Way Kanan sudah ada 3 pasar kuliner yang sampai saat ini masih aktif dan terus berinovasi, yang pertama Sunmory di Kelurahan Taman Asri kec, Baradatu, kedua kampung kuliner Bratayudha dan yang baru di launching yaitu Pujasera di kampung Umpu Bhakti. Semoga kedepan akan lahir lebih banyak lagi pasar kuliner di Way Kanan, sehingga bisa menghidupkan ekonomi warganya.
Oleh : Dani Mustofa
(Ketua Genpi Way Kanan)
Artikel ini merupakan kiriman pembaca wartamu.id. (Terimakasih – Redaksi)