Dewan Pakar MES DIY Rumuskan Strategi Penguatan Ekonomi Syariah Berbasis Komunitas

Sebagai penutup, Prof. Edy Suandi Hamid kembali mengingatkan pentingnya gerakan literasi yang kuat dan terus bergerak

WARTAMU.ID, Yogyakarta — Di tengah tantangan ekonomi nasional dan meningkatnya kebutuhan akan sistem ekonomi yang inklusif dan berkeadilan, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus memperkuat peran strategisnya dalam membangun ekosistem ekonomi syariah berbasis komunitas.

Sebagai bentuk komitmen tersebut, tujuh tokoh Dewan Pakar MES DIY menggelar Rapat Strategis pada Kamis, 26 Juni 2025, bertempat di kediaman Drs. H. Syafaruddin Alwi, M.S. Kegiatan yang berlangsung pukul 09.00–11.30 WIB ini membahas arah kebijakan dan desain program unggulan MES DIY tahun 2025–2027, khususnya pada penguatan ekosistem halal, pengembangan UMKM, dan desa wisata ramah muslim.

Ketua Umum MES DIY, Prof. Dr. H. Edy Suandi Hamid, M.Ec., dalam sambutannya menekankan pentingnya forum Dewan Pakar sebagai ruang strategis dalam merumuskan arah kebijakan organisasi yang bersifat jangka panjang dan kolaboratif. Masukan dari Dewan Pakar akan menjadi acuan program-program unggulan MES DIY, yang harus bisa menyentuh langsung kebutuhan umat dan mendorong sinergi lintas sektor.

Sesi utama rapat diisi dengan penyampaian materi oleh Drs. H. Syafaruddin Alwi, M.S., yang menekankan pentingnya konsistensi dalam membangun halal value chain dari hulu ke hilir. Ia menyampaikan enam poin utama: pengembangan ekosistem halal secara konsisten, standarisasi halal berbasis LSP, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap produk halal, gaya hidup halal dan higienis, literasi dan pendampingan UMKM secara berkelanjutan, serta integrasi sektor keuangan syariah dan industri halal dalam sistem terintegrasi.

Materi selanjutnya disampaikan oleh Tazbir Abdullah, S.H., M.Hum., yang mengusulkan berbagai program strategis, antara lain pengembangan desa wisata ramah muslim, perintisan SantriMart sebagai etalase produk halal pesantren, promosi UMKM halal melalui event rutin, serta akselerasi sertifikasi halal UMKM melalui kolaborasi multistakeholder.

Diskusi Pakar yang dipandu Sekretaris Umum MES DIY, Dandah Hermawan, menghadirkan banyak insight reflektif dan gagasan solutif dari para pakar ekonomi syariah. Prof. Dr. Muhammad, M.Ag. menekankan pentingnya masjid sebagai pusat edukasi ekonomi syariah, serta mengusulkan Jogja sebagai pilot project sekolah ekonomi syariah. Dr. Dumairy, M.A. mendorong kampanye “Halal itu Sehat” dan pentingnya label halal yang transparan dan resmi. Prof. Edy Suandi Hamid mengingatkan agar literasi ekonomi syariah menjadi gerakan sosial yang berkelanjutan, bukan hanya wacana konseptual. Prof. Dr. H. Rochmat Wahab, M.Pd. menyarankan pemetaan menyeluruh potensi dan tantangan di sektor kuliner, perumahan, hingga lembaga pendidikan. Nanung Danar Dono, Ph.D. menyuarakan pentingnya MES DIY aktif dalam penyelenggaraan event halal seperti Jogja Halal Fair serta menjadikan Pasar Beringharjo sebagai Pasar Halal. Prof. Dr. Tulus Mustofa, Lc., M.A. mendukung penuh SantriMart sebagai program unggulan berbasis pesantren.

Hasil rapat strategis Dewan Pakar ini akan diformulasikan sebagai pijakan dalam Rapat Kerja MES DIY serta pengembangan program prioritas 2025–2027, seperti penyusunan roadmap Komitmen Kawasan Halal berbasis komunitas, penguatan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pesantren, UMKM, dan ormas Islam, pengembangan masjid, pesantren, UMKM, dan desa wisata ramah muslim sebagai pusat gerakan ekonomi umat, serta pengawalan program pangan sehat, halal, dan higienis seperti MBG (Makanan Bergizi dan Halal).

Sebagai penutup, Prof. Edy Suandi Hamid kembali mengingatkan pentingnya gerakan literasi yang kuat dan terus bergerak. “Ekonomi syariah itu bukan sekadar sistem. Ia adalah gerakan. Maka, literasi dan praktiknya harus selalu bergerak, dari masjid ke pasar, dari desa ke dunia,” tegasnya.

Dewan Pakar MES DIY juga menegaskan komitmen untuk membangun ekosistem ekonomi umat yang inklusif, moderat, kolaboratif, dan berkelanjutan demi mewujudkan kemandirian ekonomi berbasis nilai-nilai syariah.