WARTAMU.ID, Humaniora – Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), telah memainkan peran sentral dalam dinamika sosial dan politik di Indonesia.
Sebagai bagian dari organisasi besar Muhammadiyah, mereka mengusung visi keislaman dan kebangsaan yang memadukan pendidikan moral, intelektual, dan kepemimpinan. Sejarah panjang perjuangan Muhammadiyah dalam pendidikan, kesehatan, dan kemanusiaan telah menjadikan IPM tidak hanya sebagai agen perubahan pelajar di tingkat nasional tetapi juga sebagai pemimpin masa depan yang siap menghadapi tantangan global.
IPM secara aktif menjadi penggerak advokasi pendidikan, mendorong agenda reformasi sosial, serta memastikan bahwa nilai-nilai keislaman dan kebangsaan menjadi pedoman utama dalam pengambilan kebijakan publik. Secara tidak langsung, mereka juga berkontribusi dalam menjaga integritas demokrasi dan kebebasan berekspresi di Indonesia. Namun, tantangan yang dihadapi adalah resistensi dari pihak-pihak yang merasa terganggu dengan suara kritis mereka, serta munculnya stigma bahwa keterlibatan ini adalah bentuk “radikalisasi” politik.
Sebagai organisasi yang berbasis Islam, IPM memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa kebijakan negara terhadap pelajar tetap berlandaskan pada nilai-nilai etika dan keadilan sosial. Selain itu, di tengah era globalisasi yang penuh tantangan, IPM diharapkan mampu menjadi pemimpin masa depan yang mampu menghadirkan solusi untuk tantangan pendidikan, sosial, dan ekonomi yang lebih kompleks.
Keterlibatan IPM didasarkan pada landasan hukum yang kuat, seperti Pasal 28 UUD 1945 yang menjamin kebebasan berserikat dan berkumpul. Selain itu, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum memberikan ruang bagi IPM untuk mengekspresikan pandangan politik mereka dengan bebas, selama tetap berada dalam koridor hukum yang berlaku.
Muhammadiyah, sebagai organisasi sosial-keagamaan yang diakui oleh negara, berhak berpartisipasi dalam dinamika politik bangsa secara sah.
Pelajar Muhammadiyah dididik untuk menjadi pemimpin yang berintegritas dan peka terhadap isu-isu sosial di masyarakat. IPM dipandang sebagai generasi yang bertanggung jawab dalam menjaga stabilitas moral dan sosial di tengah tantangan yang dihadapi bangsa. Mereka juga memainkan peran penting sebagai “agen perubahan,” yang memiliki tanggung jawab untuk memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan dalam tatanan sosial dan politik.
Salah satu keunggulan Pelajar Muhammadiyah adalah kemampuan mereka untuk menjadi pemimpin yang berpengaruh atau impactful leadership. Kepemimpinan ini bukan hanya diukur dari penguasaan teknis atau akademis, melainkan dari kemampuan mereka memimpin dengan hati dan berlandaskan moralitas Islam yang tinggi. Impactful leadership di kalangan IPM terbentuk melalui pelatihan kader yang intensif dalam bidang kepemimpinan, dakwah, dan advokasi sosial. Mereka diajarkan untuk menjadi pemimpin yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki integritas, empati, dan kemampuan untuk membawa perubahan sosial yang berkelanjutan.
IPM menjadi wadah bagi pelajar untuk mengembangkan kapasitas kepemimpinan ini. Melalui organisasi ini, para pelajar dilatih untuk mengelola program-program sosial, mengadvokasi kebijakan pendidikan, dan memberikan solusi bagi permasalahan sosial di masyarakat. Kepemimpinan ini kemudian berlanjut ketika mereka memasuki dunia profesional, di mana alumni IPM sering kali menjadi pemimpin di berbagai bidang, baik di sektor pendidikan, sosial, maupun politik.
Kader-kader IPM juga dikenal memiliki diaspora yang luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Mereka tidak hanya berkontribusi dalam dunia pendidikan dan politik di Indonesia, tetapi juga terlibat dalam gerakan internasional yang mendukung perdamaian, keadilan sosial, dan pembangunan berkelanjutan. Diaspora kader IPM mencakup tokoh-tokoh yang telah menjadi pemimpin di berbagai organisasi internasional, serta mereka yang terlibat dalam advokasi di berbagai negara, mengusung nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.
Para kader ini membawa pengalaman dan pemahaman global kembali ke Indonesia, memberikan dampak positif dalam berbagai aspek kebijakan publik. Kehadiran mereka di tingkat internasional juga memperkuat posisi IPM sebagai organisasi yang berkomitmen terhadap nilai-nilai universal seperti keadilan, kemanusiaan, dan perdamaian dunia.
Dampak dari keterlibatan IPM dalam politik dan kepemimpinan sangat jelas. Mereka berhasil menjadi katalisator perubahan, baik di tingkat lokal maupun internasional, dengan membawa agenda-agenda pendidikan, moralitas, dan keadilan sosial. IPM juga memainkan peran strategis dalam memastikan bahwa nilai-nilai Islam moderat tetap menjadi pijakan utama dalam pembangunan bangsa, sekaligus berperan aktif dalam dinamika global.
Keterlibatan politik IPM bukan hanya penting dalam konteks nasional, tetapi juga dalam lingkup global. Melalui organisasi IPM dan berbagai program kepemimpinan yang terstruktur, IPM dipersiapkan menjadi pemimpin yang berdampak dan mampu menghadapi tantangan zaman. Diaspora kader Muhammadiyah yang luas juga menjadi bukti bahwa IPM memiliki kapasitas untuk memimpin di tingkat internasional. Dengan landasan nilai-nilai Islam yang kuat dan komitmen terhadap keadilan sosial, IPM diharapkan terus memainkan peran penting dalam membangun bangsa yang lebih baik dan adil.
Oleh : Fauziah Harsyad