RAGAM  

Heri Hermanto : Pantun dan Puisi Moderasi

Heri Hermanto

Pantun Moderasi

“Tinggal Seruas Ujungnya Tebu”

Oleh : Heri Hermanto

Tidaklah manis tawar rasanya

Damai sentosalah wahai Negeriku

Karena warganya hidup bertenggang rasa

Deburan ombak ditepi Pantai

Angin semilir dipuncak Gunung

Hidup indah terasa damai

Jika toleransi dan moderasi selalu dijunjung

Indah merekah simawar merah

Tumbuh bersemi di taman hati

Hidup damai dan rukun karena ukhuwah

Menjaga rasa dan saling menghormati

Terbang melayang siburung Dara

Melayang tinggi diatas angkasa

Jangan terpecah karena berbeda

Karena kita semua adalah Saudara

Naiklah Pedati ditaman Ria

Riang gembira rasa dihati

Jayalah selalu Negeriku tercinta

Karena kita semua saling menghormati

Puisi Moderasi

Oleh : Heri Hermanto

“Damai”

Dulu, kata bapakku kepadaku

Le, hidup rukunlah kamu dengan Adikmu

Karena jika kamu rukun dengan Adikmu

Hidupmu akan  indah karena terasa damai

Damai itu indah, damai itu Syahdu

Damai itu tenang, damai itu tanpa kegaduhan

Selalu ku ingat dalam benakku pesan bapakku itu kepadaku

Ku laksanakan nasihat itu sehingga kini

Kini bapakku telah pergi, pergi dan takkan pernah kembali

Begitu banyak pesan dan nasihat bapakku kepada ku

Tak bosan-bosan Ia berpesan

Tak henti-henti  Ia mewanti

Le, rukunlah kamu dengan Adikmu

Tetaplah rukun meski beda pendapat

Tetaplah rukun meski beda kesukaan

Biarpun beda yang penting damai, karena kalian bersaudara. Kata bapakku

Namun kini hatiku sedih, sedih terasa pilu

Melihat Negeri yang sangat ku cinta

Dikoyak, dicabik, dinista oleh yang Durjana

Terasa hilang persaudaraan dan tak ada lagi Kedamaian

Aku rindu rasa damai seperti pesan Bapakku

Aku rindu rasa damai seperti kata Bapakku

Damai itu indah, damai itu Syahdu

Damai itu tenang, damai itu tanpa kegaduhan

Kemarin, Negeriku dikoyak oleh kabar-kabar yang penuh kedustaan

Kemarin, Negeriku dicabik oleh kebencian

Kemarin, Negeriku dinista oleh cacian-cacian kotor dan tak senonoh

Oleh mereka para Durjana

Tak ada lagi tenggang rasa

Saling mencaci tiada henti

Saling menghujat dengan cara yang tak beradab dan jahat

Saling menghina sampai ada yang harus terhina

Hanya karena berbeda hingga tak saling sapa

Hanya karena tak sama hingga tak mau berjabat tangan

Dimana damai seperti pesan Bapakku ?

Dimana damai seperti kata Bapakku ?

Saudaraku marilah kita rajut hari esok dengan saling menghormati

Kita rawat dan kita jaga kebhinekaan dengan Harmoni

Kita bangun Ibu Pertiwi dengan Moderasi

Harmoni dalam simponi Persatuan

Moderasi dengan saling menghormati perbedaan