WARTAMU.ID, Balikpapan (Kalimantan Timur) – Demisioner merupakan keadaan berakhirnya masa jabatan atau kekuasaan seseorang, namun bisa mendapat mandat lagi untuk ditugaskan ditempat yang berbeda. Kalimat tersebut selaras dengan pekikkan seorang pemuda Muhammadiyah asal Way Kanan Lampung yaitu Sigit Dwi Suwardi (Sekertaris Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Way Kanan) saat tidak bisa berfoto dengan orang nomor satu di Republik ini (Presiden Joko Widodo) karena ribuan orang berkumpul ingin foto atau bersalaman dengan Joko Widodo saat hendak meninggalkan Dome (Lokasi pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke XVIII di Balikpapan, Kalimantan Timur. Rabu, 22 Februari 2023.
”Ijin Presiden, Cak Nanto Mentri” Pekikakan Sigit Dwi Suwardi yang berjarak sekitar 3 meter dari Presiden Joko Widodo dan disambutnya dengan senyuman manis atau bahasa jawanya nyengir sebagai ciri khas lelaki kharismatik Solo ini.
Sunanto atau yang biasa disapa Cak. Nanto Pria Madura yang besar di Solo itu dipertanyakan keaslian Solonya. Tidak sembarang, Presiden RI (Jokowi) langsung yang menanyakan hal tersebut setelah sebelumnya Cak.Nanto menyampaikan pidato pada acara pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke XVII (18).
”Terimakasih Bapak Presiden (Jokowi) telah hadir diruangan, diakhir masa pensiun saya. Hal tersebut menegaskan bahwa saya tidak seperti Zainudin dalam film tenggelamnya Kapal Van der Wijk. Saya di Muhammadiyah dianggap orangnya bapak, tapi masalahnya bapak enggak menganggap saya orang bapak, maka ini jadi nestapa. Beginilah gaya Muhammadiyah Madura campur Solo, agak ngegas, agak ngerem yang penting maju”. Ucap Cak Nanto.
Hal tersebut lanjut ditanggapi Presiden RI (Joko Widodo) yang juga memberikan sambutan dalam acara tersebut.
” Saya baru tau, Cak Nanto ternyata ada baunya Madura, tapi ada baunya Solo juga. Tapi jangan-jangan cuma didepan saya saja ngaku-ngaku seperti itu. Nanti coba saya cek dengan beliau dari sil-silah yang mana, dari trah yang mana Solonya. Ucap Joko Widodo disambut tepuk tangan dan suara gemuruh dari para peserta dan tamu undangan Muktamar Pemuda Muhammadiyah yang hadir.
Saya menaruh harapan besar kepada Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke XVIII ini karena dua hal. Pertama karena Muhammadiyah adalah nama besar Organisasi Pelopor Pembaharuan Islam di Indonesia. Kedua Jumlah pemuda saat ini sangat besar. Tahun 2023 jumlah penduduk kita sebanyak 280 juta dan pemudanya yang berusia 15-30 tahun sudah diangka 66,3 juta jiwa. Bonus Demografi yang kita dapatkan ini jangan jadi beban melainkan menjadi modal melompat maju untuk Negara yang adil, makmur dan berkemajuan. Tambah Joko Widodo.
Presiden RI (Joko Widodo) juga memamerkan kemegahan dari Ibu Kota Nusantara (IKN) yang saat ini tengah dibangun melalui sebuah video yang berdurasi kurang lebih 2 menit.
Gemericik air hujan yang mulai turun diseputaran lokasi sekitar pukul 13:10 Wita menambah keromantisan nuansa pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke XVIII yang didominasi warna hitam dan merah didalam gedung Dome yang setingannya menjadi sangat megah ini. Dihadapan peserta dan tamu undangan, Cak nanto pamer bahwa Megawati Soekarno Putri adalah ibunda ketumnya.
”Yang saya hormati Presiden RI ke 5 ibunda Ketua Umum ku PDI Perjuangan”. Ucap Cak Nanto sambil menunjukan jari mentalnya keatas saat sambutan.
Soekarno dan Fatmawati memang bukan orang asing dalam Muhammadiyah. Hal tersebut dikupas sejarahnya oleh Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir dalam sambutannya.
”Ibu Megawati bukan orang lain karena dari keluarga besar Muhammadiyah. Ayahnya adalah Bung Karno dan ibunya Fatmawati. Bung Karno adalah anggota resmi Muhammadiyah dan tahun 1942 sewaktu di Bengkulu beliau resmi menjadi Pimpinan Majelis Pendidikan dan Pengajaran Muhammadiyah. Beliau juga (Bung Karno) pada tahun 1962 ketika menutup Muktamar Muhammadiyah setengah Abad berkata bahwa ”Semakin lama, saya makin cinta Muhammadiyah, hanya yang saya sesalkan kenapa setelah saya jadi Presiden saya tidak lagi ditarik iuran anggota Muhammadiyah”. Jelas Haedar Nashir.
Sore harinya, meski matahari mulai tenggelam tapi cahaya kemenangan mulai bermunculan dari Indonesia Timur. Ruangan yang berisi ribuan kursi dibawahnya saat pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah disulap menjadi tempat pemungutan suara (TPS) terbesar di Republik ini. Bagaimana tidak, 1.211 orang yang menjadi peserta Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke XVIII ini akan menyalurkan suaranya dengan memilih 13 formatur dari 36 orang yang mencalonkan diri sebagai calon formatur. 1.211 orang Pemuda Muhammadiyah yang memiliki suara atau menjadi peserta Muktamar Pemuda Muhammadiyah ini terdiri dari : PP PM, PWPM Provinsi, dan PDPM Kabupaten/Kota se-Indonesia.
Dzulfikar Ahmad Tawala sebelum terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyh (PPPM) dalam rapat 13 formatur menggantikan Cak Nanto mengulas kisah perjuangannya selama 6 bulan terakhir ini.
”Saya menjalani Universitas kehidupan dalam persiapan pencalonan ini. Berkeliling hampir keseluruh penjuru nusantara untuk menampung aspirasi kader-kader Pemuda Muhammadiyah dan selanjutnya merumuskan menjadi Visi-Misi besar untuk dapat diwujudkan oleh organisasi Pemuda Muhammadiyah. Pemuda Muhammadiyah itu panggung yang sangat besar, ada banyak pemain dengan lakon yang beraneka ragam bahkan banyak penonton diluar sana yang siap dengan tepuk tangannya atau malah sorakan cacian tatkala organisasi ini tidak dapat dikelola dengan baik”. Jelas Dzulfikar Ahmad Tawala disudut ruangan kecil, dihadapan puluhan peserta yang memiliki suara dalam Muktamar Pemuda Muhammadiyah kali ini.
Pertemuan pagi hari yang dingin sebelum pencoblosan suara yang merupakan Finishing dari calon Ketua Umum kepada para calon pemilihnya dan ditambah dengan kehadiran Najih Prasetiyo yang menguatkan perjuangan pada Muktamar Pemuda Muhammadiyah kali ini.
Pemungutan suara terjadi mulai Magrib diiringi hujan yang semakin deras untuk menyejukan Euforia para peserta diseputaran Gedung Dome yang menjadi tempat pemungutan suara. Tidak terkecuali mereka para penggembira Muktamar yang malah jajan es didinginya nuasnya hujan. Nampaknya terjadi kebekuan tatkala es membekukan hati tanpa ada pencairan komunikasi diantara para calon formatur yang sudah memetakan sawahnya masing-masing.
Pemungutan suara telah dilalui, penghitungan hasil pencoblosan suara juga selesai dilakukan mendekati Adzan Subuh. Tak Elak, Dzul Fikar Ahmad Tawala menjadi Ketua Umum PPPM didampingi Najih Prasetiyo sebagai Sekertaris Jendral, dan Machendra Setyo A sebagai Bendahara Umum.
Sehari setelah proses pemungutan suara rampung dilakukan, kembali para peserta dan penggembira bersuka cita dalam acara penutupan Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke XVII di Dome Balikpapan, Kalimantan Timur. Kamis malam, 23 Februari 2023.
Suasana hening terjadi seperti saat murid-murid mendengarkan penjelasan dari gurunya. Peristiwa tersebut terjadi saat Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah terpilih, Dzulfikar Ahmad Tawala menyampaikan mukadimah dan pidato iftitahnya yang pertama dengan bahasa arab yang fasih dan diksi yang tepat dalam bernarasi yang bukan saja segar, tapi juga bernas, membuat para pendengar bergumam dalam hatinya bahwa : “Memang tidak salah kami menaruhkan pilihan”.
Setidaknya ada 3 hal yang terjadi diarena Muktamar Pemuda Muhammadiyah ini.
Peratama : terjadi banyak diskusi ditempat-tempat dan sudut arena Muktamar ini;
Kedua : masing-masing daerah dan wilayah membawa visi-misinya masing-masing untuk disatukan dan menjadi gagasan besar untuk diwujudkan;
Ketiga : adalah perayaan kemenangan, karena siapapun yang terpilih itu tidak lepas dari takdir Allah SWT. Jelas Dzulfikar Ahmad Tawalla.
Dirinya pun (Dzulfikar) menyampaikan sebuah pantun yang berbunyi :
Anak kecil ke sungai mandi,
Lalu mereka tertawa renyah,
Pemuda Muhammadiyah tempat mengabdi,
Doakan kami selalu amanah.
Penulis : Sigit Dwi Suwardi (Sekertaris PDPM Way Kanan Lampung/Sekertaris Redaksi WARTAMU.ID