WARTAMU.ID, Yogyakarta – Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan pelatihan dasar penilaian kerentanan bangunan dalam rangka mitigasi bencana. Program kemitraan ini merupakan bagian dari implementasi Program Pengabdian Masyarakat yang mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS) pada masyarakat, khususnya di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah.
Pelatihan ini dilaksanakan setelah dua sesi pembekalan awal yang dilakukan secara daring melalui Zoom meeting. Peserta kegiatan terdiri dari anggota pimpinan LRB PWM DIY, relawan Muhammadiyah DIY, Fasilitator Sekolah Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Muhammadiyah DIY, LRB PDM se-DIY, serta Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PWA DIY.
Prof. Ir Sri Atmaja P. Rosyidi, Ph.D., IPU, selaku Ketua Tim Pengusul Program, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas relawan Penanggulangan Risiko Bencana (PRB) Muhammadiyah DIY dalam menghitung dan menilai kerentanan bangunan. Hal ini penting sebagai bagian dari upaya mitigasi struktural terhadap ancaman gempa bumi yang berpotensi terjadi di wilayah Yogyakarta. “Kerjasama ini merupakan wujud pengabdian masyarakat yang difokuskan pada kemitraan dengan Muhammadiyah. Dengan pelatihan ini, diharapkan LRB PWM DIY memiliki database dan peta kerentanan bangunan dari seluruh aset Muhammadiyah di DIY,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Indrayanto, Ketua LRB PWM DIY, menyatakan pentingnya paradigma baru dalam penanggulangan bencana yang kini berfokus pada resiliensi dan ketangguhan. “Paradigma penanggulangan bencana yang dulunya reaktif kini berubah menjadi proaktif, mendorong kita untuk membangun ketangguhan melalui PRB yang merupakan investasi keselamatan. Kita harus mengenali ancaman dan kerentanan bangunan sejak awal,” tegas Indrayanto.
Ia juga menambahkan bahwa pembangunan di Muhammadiyah, khususnya di wilayah pendidikan, harus mengikuti aspek penilaian risiko dan kerentanan bangunan. “Kami berharap seluruh daerah dapat menggelar pelatihan serupa sehingga pengetahuan ini bisa dipahami oleh semua Pimpinan Muhammadiyah di tingkat wilayah dan daerah,” tambahnya.
Indrayanto juga menyoroti isu gempa bumi sebagai risiko bencana tertinggi di DIY. Pelatihan ini merupakan langkah kesiapsiagaan terhadap ancaman gempa, termasuk potensi gempa megatrust yang sedang hangat diperbincangkan. “Kegiatan ini direncanakan berlangsung dalam satu periode penuh, mengingat Muhammadiyah DIY memiliki lebih dari 1.200 Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang pendidikan,” imbuhnya.
dr. Ahmad Faesol, Sp.Rad., Wakil Ketua PWM DIY yang membidangi resiliensi bencana, turut bersyukur atas terlaksananya kegiatan ini. Menurutnya, kerjasama antara LRB PWM DIY dan UMY telah membawa manfaat besar bagi penguatan kapasitas mitigasi bencana. “Ilmu yang diberikan hendaknya dihayati dan diterapkan di daerah masing-masing agar ketangguhan yang dibangun dapat merata,” harap Ahmad Faesol.
Kegiatan ini berhasil membawa LRB PWM DIY masuk nominasi 5 besar dalam program resiliensi bencana di Muhammadiyah. Komitmen pimpinan LRB di berbagai tingkat wilayah dan daerah menjadi kunci sukses pelaksanaan program ini. Hasil akhir dari kegiatan ini berupa database dan rekomendasi yang dapat dijadikan acuan bagi pimpinan Muhammadiyah dalam memperkuat bangunan AUM, sehingga fasilitas pendidikan di DIY dapat lebih aman dari ancaman bencana.
Pelatihan ini menjadi langkah strategis untuk mewujudkan lingkungan pendidikan yang lebih tangguh dan aman di tengah potensi bencana gempa bumi di wilayah Yogyakarta.