DAERAH  

Masa Ta’aruf IMM: Jas Merah Menjawab Kebutuhan Kader Persyarikatan

Masa Ta’aruf IMM: Jas Merah Menjawab Kebutuhan Kader Persyarikatan

WARTAMU.ID – Medan, Masa Ta’aruf Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sumatera Utara berlangsung, Rabu dan Kamis (29-30/9). Sebanyak 4.387 mahasiswa baru dari delapan fakultas mengikuti masta secara offline dan online. Di Kampus Pascasarjana UMSU, sebagai pusat kendali kegiatan hadir Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani, Ketua PC IMM Kota Medan Tengku Suhaimi Hakim Putra SH.  Ketua, Sekretaris dan Bendahara PK IMM se Kampus UMSU.
Masta IMM UMSU ditandai dengan pemasangan selepang masta IMM kepada dua mahasiswa  yang merupakan perwakilan dari mahasiswa baru tahun akademi 2021-2022, Selempang disematkan Rektor UMSU Prof. Agussani kepada Mahmud Kholil Shofa (mahasiswa Prodi Manajemen Bisnis Syariah) dan oleh Ketua PC IMM Kota Medan, Tengku Suhaimi kepada Rini  Ariani (mahasiswa prodi Pendidikan Agama Islam). Keduanya adalah mahasiswa berprestasi (hafidz Qur’an 30 Juz).
Pelaksanaan Masta yang berlangsung merupakan kegiatan Masta ke-15 yang berlangsung di Kampus UIMSU dan menjadi tradisi bagi pengenalan mahasiswa terhadap  organisasi ke-mahasiswaan Muhammadiyah. Usai kegiatan masta seluruh peserta akan melanjutkan program pengenalan dalam bentuk lain, yakni Program KIAM ( Kajian Islam dan Ke-Muhammadiyahan). Degan dua program ini, diharapkan mahasiswa baru itu akan mengenal Muhamamdiyah lebih dekat.

Kader Persyarikatan

Rektor UMSU Agussani menjawab pertanyaan wartawan mengatakan, kaderisasi dikalangan IMM menjadi program strategis  bagi proses regenerasi dilingkungan UMSU maupun regenerasi dilingkungan persyarikatan Muhammadiyah. Agussani mengatakan, Pimpinan UMSU hari ini, mulai dari Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Ketua Program Studi didominasi oleh kader-kader IMM yang pada awalnya adalam pengurus IMM di komisariat. ” Diharapkan proses regenerasi baik itu akan terus berlangsung,” kata Rektor yang juga alumni IMM.
Terkait dengan kader Persyarikatan, Agussani mengatakan bahwa, proses kaderisasi yang berlangsung akan menjawab apakah kader IMM dapat menjadi pimpinan dilingkungan persyarikatan.  Kini banyak pimpinan Muhammadiyah di level ranting, cabang, daerah dan wilayah adalah mereka yang dulu aktif di IMM. Seluruh proses pengkaderan menentukan apakah seseorang itu memahami dengan baik khittah dan kaedeah perjuangan Muhammadiyah.
Agussani menaruh harapan besar bahwa warga ‘Jaket Merah’  IMM yang hari ini menjadi pengurus ataupun anggota IMM di komisariat dapat menjawab kebutuhan kader persyarikatan di masa mendatang. Untuk itu, rektor berharap seluruh proses kaderisasi IMM dapat berlangsung dengan baik.