Model PBMRL, Solusi Baru untuk Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Rois Saifuddin Zuhri Raih Gelar Doktor dengan Inovasi Model Pembelajaran IPA untuk Siswa SD

WARTAMU.ID, Sleman – Rois Saifuddin Zuhri, guru SD Muhammadiyah Condongcatur, Sleman, Yogyakarta, berhasil meraih gelar doktor dalam Program Studi Pendidikan Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Gelar tersebut diraihnya setelah mempertahankan disertasi berjudul “Pengembangan Model Problems Based Multiple Representation Learning (PBMRL) pada Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas V Di Sekolah Dasar” dalam ujian tertutup yang digelar secara daring pada Jumat (6/12/2024).

Dalam sidang tersebut, Rois berhasil menjawab berbagai pertanyaan dari dewan penguji yang terdiri dari enam profesor dan doktor, di antaranya Prof. Dr. Wuri Wuryandani, M.Pd. sebagai Ketua Penguji, serta dua promotor, Prof. Dr. Insih Wilujeng, M.Pd. dan Prof. Dr. Haryanto, M.Pd.

Model PBMRL: Inovasi untuk Pendidikan Dasar

Melalui penelitiannya, Rois menawarkan solusi atas rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Model Problems Based Multiple Representation Learning (PBMRL) yang dikembangkan Rois mengintegrasikan teori konstruktivisme, discovery learning, dan pengkodean ganda. Model ini bertujuan membantu siswa memahami konsep abstrak melalui pendekatan yang interaktif dan berbasis masalah.

“Model PBMRL terdiri dari lima sintaks, yaitu orientasi pada masalah, mengorganisasi siswa, eksplorasi masalah, pengembangan representasi, serta analisis dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD,” jelas Rois yang juga menjabat sebagai Pengajar Praktik Guru Penggerak BBGP DIY.

Hasil Penelitian: Validitas dan Efektivitas Model PBMRL

Penelitian Rois menunjukkan bahwa model PBMRL memiliki validitas dan efektivitas yang tinggi. Uji validitas menunjukkan kesesuaian 100% dalam panduan model dan buku panduan penggunaan. Sementara itu, uji keefektifan menunjukkan hasil signifikan. Kelompok eksperimen yang menggunakan PBMRL memiliki rata-rata nilai 89,50, lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol dengan nilai rata-rata 84,91.

“Model ini tidak hanya valid, tetapi juga efektif dalam membantu siswa merepresentasikan pemikiran kritis mereka dalam pembelajaran IPA,” ungkap Rois, yang juga aktif sebagai dosen di Program Kampus Merdeka Universitas Sarjana Wiyata Tamansiswa (UST).

Rois meraih gelar doktor dengan predikat Cumlaude berkat capaian akademisnya, termasuk publikasi dua artikel di jurnal internasional terindeks Scopus. Artikel pertama berjudul “Multiple Representation Approach in Elementary School Science Learning: A Systematic Literature Review” diterbitkan di International Journal of Learning, Teaching and Educational Research. Artikel kedua berjudul “Information Communication Technologies Education in Elementary School: A Systematic Literature Review” diterbitkan di Journal of Education and Learning (EduLearn).

Dengan IPK 3,92 dan nilai disertasi A, Rois dinyatakan lulus tanpa ujian terbuka. Ia juga menjadi doktor ke-48 dalam bidang Pendidikan Dasar UNY.

Sebagai Founder Ruang Siar Guru, Rois berharap model PBMRL dapat diimplementasikan secara luas, khususnya di wilayah Yogyakarta. “Model ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SD, terutama dalam pembelajaran IPA yang membutuhkan pemahaman konsep melalui representasi ganda,” pungkasnya.

Capaian Rois menjadi inspirasi bagi para pendidik, terutama dalam menghadirkan inovasi untuk kemajuan pendidikan dasar.